Bikin Kampung Ramadhan, Warga Tomajiko Akan Promosi Potensi Wisata di Hiri

Konten Media Partner
19 Maret 2023 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi potensi wisata di Pulau Hiri. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi potensi wisata di Pulau Hiri. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Masyarakat Tomajiko, Pulau Hiri, Kota Ternate, akan bikin Kampung Ramadhan dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan bertema "Ramadhan ma Parada" (Cahaya Ramadhan) ini mendapat dukungan dari tokoh adat, agama, hingga tokoh masyarakat.
Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Nurul Aaminin, Suryadi Saleh mengatakan, kegiatan Kampung Ramadhan punya tujuan jangka panjang. Karena kelurahan ini memiliki potensi wisata, baik dari wisata maritim, wisata alam (terutama pantai), kuliner, sejarah hingga budaya, yang harus dipromosi.
“Kampung Ramadhan bagian dari usaha pemuda dan masyarakat Tomajiko untuk menggali potensi-potensi di kelurahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara baik,” jelas Suryadi, Minggu (19/3).
Karena itu, sambung ia, Kampung Ramadhan sebagai langkah menggalang solidaritas dan kerja sama semua elemen di kelurahan dalam merumuskan kelurahan ini sebagai kelurahan wisata berbasis adat, agama dan budaya di Pulau Hiri.
ADVERTISEMENT
“Semoga Kampung Ramadhan menjadi dorongan, khususnya kepada pemuda untuk menyatukan semua potensi kreativitas yang ada,” harapnya.
Sebab menurutnya, inilah sesungguhnya yang harus dilakukan pengurus BKM, bukan hanya memperhatikan kebutuhan fasilitas masjid, tetapi harus juga terlibat dalam gerakan-gerakan sosial-budaya di masing-masing kelurahan yang ada BKM.
Sebelumnya, ia bilang, pengurus BKM telah mengkoordinir masyarakat memasangkan lampu-lampu hias dengan bahan bambu di sepanjang jalan utama Kelurahan Tomajiko.
Selain pengurus BKM, pemimpin adat atau Fanyira Tomajiko, Abdul Kadir Sadik, melihat kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kepada generasi bahwa Pulau Hiri masih kental dengan adat, budaya dan agama.
“Jadi, kita buat agar nilai-nilai adat dan agama selalu hidup, dipertahankan dari generasi ke generasi,” kata Abdul.
ADVERTISEMENT
Misalnya, tambah ia, seperti kegiatan ziarah "Jere" (karamat) Fanyira Muhammad Hasan, Fanyira Pertama di Tomajiko yang berada di belakang Fala Soa (rumah adat), dan dilanjutkan baca doa selamat di rumah adat atau Fala Soa Tomajiko.
Termasuk akan ada pembacaan tamsil dan dola bololo berupa pesan leluhur yang bernuansa agama Islam pada malam tertentu di bulan Ramadhan.
Kegiatan-kegiatan itu, menurutnya bagian dari merawat nilai-nilai adat dan agama.
“Saya berharap tradisi seperti ini dijaga oleh generasi supaya kita tahu bagaimana identitas lokal kita yang berbau ajaran Islam,” tandasnya.
Berikut rundown kegiatan Kampung Ramadhan Ma Parada:
ADVERTISEMENT