Konten Media Partner

BPOM Maluku Utara Temukan 233 Produk Pangan Tak Layak Saat Ramadan

23 Mei 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berbagai takjil di Ternate, Maluku Utara selama Ramadan. Foto: Faris Bobero/Cermat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berbagai takjil di Ternate, Maluku Utara selama Ramadan. Foto: Faris Bobero/Cermat
ADVERTISEMENT
Ramadan selalu identik dengan naiknya tingkat konsumsi masyarakat. Namun di balik tingginya konsumsi tersebut selalu dibayangi oleh produk-produk yang tak layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Setidaknya sampai saat ini ditemukan 233 item produk pangan yang tak layak disantap.
Sebagai lembaga yang otoritasnya terkait pengawasan makanan, BPOM Malut terus melakukan pengawasan pangan selama Ramadan. Bahkan identifikasi juga sudah dilakukan sebelum memasuki bulan puasa.
Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Malut, Sarinah mengatakan, di luar kegiatan rutin, BPOM selalu melakukan identifikasi terhadap sarana distribusi.
“Ada tujuh tahap identifikasi dari BPOM. Sampai saat ini sudah sampai tahap ke empat,” ucap Sarinah saat dihubungi cermat, Selasa (21/5).
Sarinah bilang, proses pengawasan akan dilakukan sampai setelah Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
233 item produk kemasan yang tak layak dikonsumsi itu antara lain berupa bumbu-bumbu masakan yang rusak atau kadaluarsa.
ADVERTISEMENT
“Mungkin karena tidak laku, atau mereka (penjual) lupa,” ucap Sarinah.
Namun, lanjut Sarinah, jumlah temuan itu tak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan temuan di tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini bisa dibilang menurun ya kalau dibanding tahun lalu,” katanya.
Kendati begitu, lanjut Sarinah, BPOM akan tetap mengawal. “Walau jumlahnya turun tapi kami akan tetap pantau dan kawal, karena ada pengawasan rutin,” katanya.
Adapun daerah yang menjadi lokasi temuan produk tak layak adalah Ternate, Jailolo, Sofifi, Tobelo, dan Tidore.
Terkait produk yang tak layak tersebut, langsung dilakukan tindakan pemusnahan oleh BPOM.
Selain itu, BPOM juga melakukan pengawasan terhadap pedagang-pedagang takjil.
Sarinah mengatakan, untuk pengawasan takjil, BPOM Malut menggunakan mobil keliling yang nantinya stay di lokasi-lokasi yang banyak penjual penganan buka puasa.
ADVERTISEMENT
“Kami punya dua mobil. Satu di Sofifi dan satu di Ternate, yang nantinya mengawasi penganan takjil,” ujar Sarinah.
Tak seperti tahun lalu, tahun ini BPOM Malut tak lagi menemukan unsur berbahaya di dalam takjil yang dijual.
Terkait parsel yang bakal marak ketika mendekati lebaran nanti, Sarinah meminta kepada para penjual agar hanya memasukan produk yang telah terdaftar.
“Sebaiknya yang diisikan ke parsel itu produk yang sudah terdaftar, dan tanggal kadaluarsanya masih jauh. Supaya aman saat dikonsumsi,” katanya.
Kepada masyarakat, Sarinah berpesan agar menjadi konsumen yang cerdas, yang bisa memilah mana produk yang layak atau tidak.
“Perhatikan kemasan. Apakah sudah ter-registrasi, ada labelnya atau tidak,” pungkasnya.
---
Rizal Syam
ADVERTISEMENT