Buku Suba Institute Boboti Tiga Hasil Riset Budaya Takbenda Ternate

Konten Media Partner
11 Maret 2023 19:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tukar tambah gagasan hasil riset Buku Suba Institute di Ruang Studio Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah IAIN Ternate. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Tukar tambah gagasan hasil riset Buku Suba Institute di Ruang Studio Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah IAIN Ternate. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buku Suba Institute kembali memboboti tiga hasil risetnya yang saat ini sudah dibukukan secara terpisah, tapi dalam jumlah yang terbatas.
ADVERTISEMENT
Konsep pembobotan bertemakan "tukar tambah gagasan" itu berlangsung di Ruang Studio Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah IAIN Ternate, Maluku Utara, Sabtu (11/3).
Hasil riset itu di antaranya, Tuala Lipa; pakaian adat penuh makna, Ngogu Adat; budaya dan identitas sosial, serta Tradisi Fere Kie; perjumpaan budaya dan agama.
Tuala Lipa adalah penutup kepala khas masyarakat adat Ternate. Ngogu Adat adalah makanan yang disajikan dalam ritual adat. Sedangkan Fere Kie adalah ritual mendaki Gunung Gamalama.
Direktur Utama Buku Suba Institute, Sukarno M. Adam, mengatakan tukar tambah gagasan adalah bagian dari tindak lanjut hasil riset.
"Nantinya, tiga hasil riset ini akan disatukan dalam bentuk buku. Tujuan besar kami, ada semacam ensiklopedia besar tentang warisan budaya takbenda (WBTB)," ujarnya.
Presidium Madopolo Keluarga Malamo Ternate, M. Ronny Saleh, saat memberikan saran dalam tukar gagasan hasil riset Buku Suba Institute. Foto: Istimewa
Ia bilang, riset budaya takbenda ini, khususnya Tuala Lipa dan Ngogu Adat mulai dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2022.
ADVERTISEMENT
"Tiga bulan itu waktu yang diberikan Pemkot Ternate. Tapi jauh sebelumnya kami sudah menggali dengan beberapa metode," katanya.
Bahkan, proses pembuatan Tuala Lipa sempat disimulasikan melalui Focus Group Discussion di Kedaton Kesultanan Ternate. "Saat itu kami hadirkan maestro pembuat Tuala Lipa," katanya.
Sedangkan riset tentang Fere Kie diikutkan melalui sayembara yang digelar Pemkot Ternate. "Alhamdulillah, kami lolos," ucapnya.
Sebagai rekomendasi, hasil riset Tuala Lipa harus difolow-up untuk didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai bentuk legal WBTB Kota Ternate.
Selain itu, hasil riset akan dibukukan untuk menjadi referensi atau panduan dalam mengenal bagian-bagian dari budaya Ternate.
"Termasuk menghidupkan maestro Tuala Lipa dalam bentuk kebijakan, sehingga bisa menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Bakri Ismail yang juga periset Buku Suba Institute memaparkan hasil risetnya tentang Ngogu Adat.
Hadir dalam kesempatan itu, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI, Komunitas Heritage Society, Save Ake Gaale, Kokonate, Karamat, ICCN, sejumlah mahasiswa, serta kalangan akademisi.