Konten Media Partner

Cerita Dua Orang Muda Ternate Membangun Usaha

18 Februari 2019 21:05 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasil produksi buku catatan (notebook). Mereka memproduksi di rumah sendiri dengan alat-alat seperti laptop, mesin cetak, dan lainnya. Foto Doc: Zabillah
zoom-in-whitePerbesar
Hasil produksi buku catatan (notebook). Mereka memproduksi di rumah sendiri dengan alat-alat seperti laptop, mesin cetak, dan lainnya. Foto Doc: Zabillah
ADVERTISEMENT
Awalnya ingin mencari usaha sampingan untuk membayar biaya kuliah. Hanya saja, terus berlanjut hingga akhirnya usaha yang diproduksi di rumah sendiri itu mendapat banyak pembeli dari luar Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Syaiful Latif dan Zabillah N Katidja. Dua wirausaha muda asal Ternate, Maluku Utara (Malut) ini, saat dihubungi cermat pada Senin (18/2), bercerita, bahwa mereka sebelumnya hanya ingin mencari uang untuk bisa membayar biaya kuliahnya.
Bukan tanpa alasan mereka harus menanggung biaya kuliah. Zabillah bilang, pernah berjanji ke orangtua setelah semester tujuh, ia ingin membayar biaya kuliahnya sendiri. “Karena sudah janji ke orangtua kalau setelah semester tujuh uang semester bayar sendiri,” ceritanya.
Mereka berdua kemudian mulai mencari ide agar janji itu dapat ditunaikan. Zabillah mengaku, awalnya mereka berusaha mencari ide usaha yang masih jarang atau belum banyak dijalankan di Ternate.
Proses pembuatan Slabbook. Foto doc: Zabillah
Lalu, mulailah mereka mencoba-coba. Awalnya mereka bikin boneka, kalender, dan jenis usaha lainnya. Hanya saja, dalam perjalanan itu, ia mengaku sempat secara tidak sengaja melihat tutorial atau cara membuat notebook atau buku catatan di salah satu situs web berbagi video.
ADVERTISEMENT
Zabillah bilang, usaha mereka membuat notebook itu dimulai pada Mei 2017. Pertama kali mereka mengenalkan prodak notebook dengan nama brand Slabbook di media sosial pada 29 Juni 2017.
“Kurang lebih sebulan kita pematangan konsep dan akhirnya memberanikan diri untuk mulai bikin,” katanya.
Mengenai proses produksinya, saat ini membuat di rumah sendiri. Beralamat di Kelurahan Kayu Merah, Ternate Selatan, usaha ini perlahan menemukan peminatnya. Banyak pembeli yang memesan lewat media sosial.
Pembelinya bahkan tidak hanya di Ternate. Bahkan ada yang dari Ambon, Makassar, dan Jakarta. Zabillah bilang, dalam sebulan bisa mencapai 30-an pemesan. “Banyak pemesannya, relatif terbanyak kemarin sekitar 30-an, yang paling rendah ya belasan,” ujarnya.
Hasil jualan itu diakuinya dapat menutup biaya produksi yang mereka keluarkan. Terkait keuntungan, dikatakan, tidak ada sistem bagi hasil. Uang dari hasil jualan itu akan dipakai sesuai keperluan mereka berdua serta sekaligus untuk kebutuhan alat-alat produksi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Zabillah sudah berada di semester akhir. Tinggal menunggu wisuda. Sementara rekannya, Syaiful belum sempat menyelesaikan kuliah karena ada masalah lain. Zabillah mengaku, selama dua tahun ini, hasil pembuatan dan penjualan buku catatan itu membuat ia dapat melunasi biaya kuliahnya sendiri.
Orangtua juga sangat mendukung usaha yang sedang mereka jalankan. Bahkan mereka berharap, kedepan ingin punya rumah produksi sendiri dan dapat melakukan banyak program sosial yang sempat mereka rencanakan. “Ingin punya rumah produksi sendiri, sekarang masih nebeng di ruang tamu soalnya,” kata Zabillah.
---
Rajif Duchlun