news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Paskibraka Tidore: Dari Menu selama Karantina hingga Honor yang Diterima

Konten Media Partner
24 Agustus 2022 8:51 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baris berbaris Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam HUT ke 77 RI ke 2022 di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Dok: Humas dan Protokoler Pemkot Tidore.
zoom-in-whitePerbesar
Baris berbaris Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam HUT ke 77 RI ke 2022 di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Dok: Humas dan Protokoler Pemkot Tidore.
ADVERTISEMENT
Upacara pengibaran bendera merah putih dalam HUT ke 77 RI 2022 di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, sukses terlaksana.
ADVERTISEMENT
Tapi momen bersejarah itu menyisakan cerita riskan dari Paskibraka. Mulai dari kondisi makan-minum selama karantina hingga nominal honor yang diterima.
Cermat pada Jumat (19/8) berhasil mewawancarai 8 orang Paskibraka, yang terlibat dalam HUT RI ke 76 dan 77 di Tidore.
Dimulai dari HUT ke 76 RI 2021. Kala itu, karantina hanya berlangsung 3 hari. Pada waktu yang minim itu, semua berjalan normal.
Kejanggalan mulai tampak ketika peserta menandatangani lembaran honor di hari terakhir karantina, atau setelah penurunan bendera pada sore hari.
"Waktu itu dalam lembaran kertas yang kami tanda tangani tertera nominal Rp 2 juta," ucap Faijah Kumaira Ishak, alumnus SMA Negeri 3 Tidore.
Komandan Pleton 17 Sore, Nurrahim Is Folaimam, menambahkan saat itu ada 3 lembar kertas yang dibubuhkan tanda tangan.
ADVERTISEMENT
"Kertas pertama tertera nominal Rp 2 juta, kertas kedua Rp 2 juta, dan kertas ketiga Rp 900.000," jelas alumni SMAN 1 Tidore ini.
Setelah menandatangani 3 lembar daftar penerimaan honor, kata Nurrahim, para peserta saat itu dilarang membuka amplop.
"Mereka bilang nanti sampai di rumah baru buka. Torang (kami) juga tara (tidak) sempat tanya," ujarnya.
Senada diungkapkan salah satu Pasukan 8 Kurcaci, Alya Rahmawati. "Selesai terima honor, kami langsung diarahkan ke bus," ucap alumni SMAN 3 Tidore itu.
"Jadi so tara (sudah tidak) sempat cek amplop. Mereka juga tara jelaskan perbedaan honor dan yang kami tandatangani," ucap Alya menambahkan.
Salah satu Pasukan 17 Penjuru, Arif Husain, mengaku saat itu tak terpikir bahwa apakah nominal yang diterima kurang atau sesuai.
ADVERTISEMENT
"Karena saya waktu itu so terlalu simore (senang). Jadi cuma berpikir, wah gajian ni," ucap alumni SMAN 1 Tidore itu tersenyum.
Irfan Amir, Pengibar Sore asal SMAN 9 Tidore, menjelaskan awalnya nominal yang tertera pada lembaran ketiga hanya Rp 900.000.
"Jadi torang (kami) baku tanya di teman yang lain, bikiapa (kenapa) tara tambah Rp 100.000 saja supaya cukup Rp 1 juta," ujarnya.
Seorang pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang mendengar percakapan itu, pun menegaskan nominalnya sudah sesuai.
"Nanti di rumah torang buka amplop baru lihat so bertambah Rp 950.000," terangnya.
Dipaparkan Irfan, lembaran daftar penerima honor hanya kertas polos. "Dalam tabel tertera daftar nama, nominal honor, dan tanda tangan peserta," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sepertinya, dugaan pemotongan honor Paskibraka Tidore angkatan 2021 terulang di HUT ke 77 RI 2022.
Pengibar Bendera Pagi dan Sore asal SMAN 1 Tidore, Muhammad Riswan, mengatakan honor yang mereka terima sebesar Rp 1.650.000.
"Jumlah itu sudah sesuai dengan angka nominal yang tertera dalam daftar lembaran penerimaan honor," terang Riswan.
Proses pengambilan bendera merah putih dalam upacara HUT ke 77 RI 2022 di halaman Kantor Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Dok: Humas dan Protokoler Pemkot Tidore
Kepala Dispora Tidore, Ali Dukomalamo, menyebut total anggaran Paskibraka pada HUT ke 77 RI sebesar Rp 450 juta.
Khusus untuk honor Paskibraka, disiapkan Rp 68 juta. Kalau dibagi, maka masing-masing peserta dari total 34 orang memperoleh Rp 2 juta.
Tapi setelah cermat merinci, Rp 1.650.000 dikali 34 peserta, maka total yang digelontorkan hanya Rp 56.100.000. Artinya, ada Rp 11.900.000 yang diduga masih tertahan.
ADVERTISEMENT
Tapi Ali menyebut dalam rencana kegiatan dan anggaran (RKA), jumlah Paskibraka hanya 25 orang. Tapi ditambah 9 orang berdasarkan usulan pelatih.
"Pelatih usul tambah peserta untuk bentuk formasi, jadi totalnya 34 orang. Maka honor dari Rp 68 juta dibagi habis. Lalu buka pajak," ungkap Ali.
Menanggapi skema penganggaran untuk honor Paskibraka angkatan 2021, pernyataan Ali justru berbeda dengan peserta. "Setahu saya Rp 2 juta," katanya.
Ali bilang, saat itu total anggaran sekitar Rp 500 jutaan. Sedangkan dalam RKA hanya tertera 32 peserta.
Namun penambahan 30 orang menjadi 62 peserta, menurut Ali, untuk dibuatkan shif. "Ada pengibaran pagi dan penurunan sore," terangnya.
Ali menyarankan cermat bertanya ke Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tidore, Amir Grotomole, terkait besaran pajak yang dipangkas.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Amir saat ditemui di ruangannya menolak berkomentar. "Saya tidak bisa komentar, langsung saja ke Pak Kadispora, saya sudah hubungi beliau," singkatnya.
Beralih pada kondisi konsumsi, siswa SMAN 3 Tidore Muhammad Ridho Albar mengatakan, untuk minumnya air gelas mineral merek Flow.
"Snack pagi kue. Pernah juga nasi kuning, tapi hanya satu kali," kata Ali yang bertindak sebagai Pasukan 17.
Untuk makan siang ada nasi, ikan, sayur, dan buah-buahan berupa pisang, pepaya, dan semangka. "Makan malam juga begitu," tambahnya.
Tapi menurut Mutiara Cantika Putri Ahmad, Pasukan 17 asal SMAN 3 Tidore, selama latihan, banyak makanan yang dikeluhkan peserta.
"Ikannya pedis. Karena pakai saus. Jadi waktu itu banyak makanan yang tidak dihabiskan," katanya.
Prosesi pengibaran bendera merah putih dalam upacara HUT ke 77 RI 2022 di halaman Kantor Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Dok: Humas dan Protokoler Pemkot Tidore.
Di hari pertama karatina, kata Mutiara, peserta sempat mengusul ke Kepala Dispora untuk menambah minuman berupa susu dan mengganti menu makanan.
ADVERTISEMENT
"Dua hari setelah diusul, lauknya sempat diganti ayam. Tapi untuk susu, sampai selesai karantina tarada," ungkap Muhammad Zidan Hanafi, Pasukan 17 dari SMKN 1 Tidore.
Menanggapi hal itu, Ali mengaku sempat mendatangi katering yang ditunjuk mengakomodir kebutuhan makan-minum peserta Paskibraka.
"Waktu itu saya bersama Anggota PPI (Purna Paskibraka Indonesia), malamnya makanan sudah kurang begitu pedas," tandasnya.
Soal peserta mengusul sediakan susu, kata Ali, di RKA hanya tercantum teh pagi dan sore serta air mineral. "Jadi tidak ada susu," katanya.
Ia mengaku sempat mengusul pihak katering menambah susu. Tapi menurut katering, anggaran harus ditambah. "Tapi anggaran kita terbatas," tutupnya.