Dinas P3A Ternate Mulai Tangani Remaja Pengguna Lem Aibon

Konten Media Partner
29 Mei 2022 21:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah remaja yang diamankan saat kedapatan mengonsumsi lem Aibon di Ternate. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah remaja yang diamankan saat kedapatan mengonsumsi lem Aibon di Ternate. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Ternate, saat ini telah berupaya melakukan pencegahan penggunaan lem Aibon yang belakangan marak terjadi di Ternate.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas P3A Kota Ternate, Marjorie Saidah Amal mengatakan, pihaknya telah menangani remaja pengguna lem Aibon, termasuk IRT bersama ketiga anaknya yang diamankan beberapa waktu lalu.
“Walau begitu, perlindungan anak dan perempuan butuh peranan semua pihak, seperti unsur instansi teknis terkait, masyarakat, terutama peranan orang tua,” ujar Marjorie kepada cermat, Sabtu (28/5).
Penanganan remaja yang kecanduan lem itu, kata ia, dilakukan melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
“Ada dua pola yang kami lakukan dalam penanganan kasus konsumsi lem Aibon,” katanya.
Pola pertama, sambung ia, pihaknya langsung ke rumah para remaja untuk memberikan edukasi kepada orang tua atau walinya, tentang cara mereka memproteksi anak-anak dalam pengawasan yang lebih ketat.
“Pasca-kunjungan, ada beberapa anak yang perlu dilakukan pembinaan konseling. Sedangkan bagi anak-anak yang putus sekolah, kami membangun koordinasi dengan Dinas Pendidikan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, setelah melakukan tindakan tahap pertama, selama dua bulan ke depan, pihaknya melihat dan mengkaji sejauh mana dampak edukasi yang telah dilakukan.
“Selanjutnya langkah kedua, kami mengundang seluruh anak-anak yang pernah terlibat pemakaian lem Aibon dan orang tuanya untuk mengukur perilaku mereka. Dan para psikolog yang akan mengukur, apakah mereka masih terpengaruh, mengulangi perbuatan itu,” jelasnya.
Selain itu, tambah ia, hal yang tidak bisa diabaikan adalah ada faktor tertentu yang menyebabkan remaja mengkonsumsi lem. Keterlibatan IRT dan anaknya dalam penggunaan lem Aibon, misalnya, dari hasil konseling, disebabkan oleh keterbatasan ekonomi dan pengaruh lingkungan sekitar.
“Karena itu, untuk faktor ekonomi, kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinsos, untuk menangani melalui beberapa program. Kemudian meminta Lurah agar mensupport atau merecovery anak-anak tersebut agar lingkungan juga mensupport mereka,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
---
Sansul Sardi