Konten Media Partner

Enam Kosakata Malut Masuk KBBI

22 Februari 2019 20:38 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografis Pengayaan Kosakata Bahasa Daerah Maluku Utara di Kantor Bahasa Maluku Utara. Foto: Risman Rais/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Pengayaan Kosakata Bahasa Daerah Maluku Utara di Kantor Bahasa Maluku Utara. Foto: Risman Rais/cermat
ADVERTISEMENT
Enam kosakata dari Maluku Utara resmi masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari total 2.292 kosakata yang diusulkan dalam kurun waktu 2016-2018.
ADVERTISEMENT
Enam kosakata itu diusulkan pada tahun 2017 dan dimasukkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring (online) maupun luring (offline).
Dalam Majalah Harmoni edisi Desember 2018 oleh Kantor Bahasa Maluku Utara, enam kosakata tersebut ada tiga kosakata dari bahasa Sahu, Halmahera Barat, satu kosakata dari bahasa Sula, Kepuluan Sula, satu kosakata dari Bahasa Ternate, dan satu kosakata dari bahasa Makeang.
Dari keenam kosakata tersebut, lima kosakata berkelas kata benda dan satu kosakata kata kerja. Tiga kata dari bahasa Sahu, diantaranya bolowo yang bermakna batang pohon enau yang sudah kering, diang bermakna tempat sampah di pinggir atau di atas kebun, didiwang bermakna gendang panjang atau besar. Ketiga kosa kata itu berkelas kata benda.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk bahasa Ternate, kata boboto yang bermakna penganan berbentuk limas segi empat yang terbuat dari ikan dicampur dengan santan, telur, tepung dan rempah-rempah lalu dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus. Biasanya penganan tersebut disajikan pada saat upacara adat kesulatanan Ternate.
Kata benda lainnya diserap dari bahasa Taba (Makeang), yaitu alan yang bermakna bekal makanan yang dimasak dari rumah untuk di kebun. Sedangkan satu-satunya kata kerja yang berasal dari bahasa Sula, adalah Yom, yang bermakna mengasapi kelapa di atas para-para.
Keenam kosakata tersebut merupakan hasil dari upaya Kantor Bahasa Maluku Utara meningkatkan kosakata bahasa daerah ke KBBI melalui Program perkamusan oleh Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Nasional.
Usul 1800 Kata pada 2019
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Bahasa Maluku Utara Syarifuddin kepada cermat mengatakan, setelah berhasil memasukkan enam kosakata ke KBBI, pada tahun 2019, akan diajukan 1800 kosakata daerah Maluku Utara dari tiga kabupaten yaitu Halmahera Selatan, Halmahera Utara dan Halmahera Tengah.
Program tersebut masuk dalam agenda rutin tahunan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nasional ini, bersama 30 Unit Pelaksana Teknis Balai Bahasa yang tersebar di Indonesia. Kosakata bahasa daerah sebelum ke kosakata bahasa asing.
“Program perkamusan oleh Balai Bahasa Nasional 2019 ini menyesuaikan dengan anggaran, sehingga tiga kabupaten yang akan kami prioritaskan,” kata Syarifuddin kepada cermat, saat ditemui di kantornya, Jumat (22/2).
Syarifuddin mengatakan, saat ini tim peneliti telah diterjunkan untuk memaksimalkan waktu kurang dari dua pekan. “Kami memaksimalkan waktu 8-11 hari,” ucapnya
ADVERTISEMENT
Syarifuddin menjelaskan, pada pembuatan kamus Bahasa Indonesia, kosakata Bahasa Daerah yang dikumpulkan kemudian, dipilah mana padanan yang merujuk pada satu makna tertentu, yang belum ditemukan perwakilan dalam kosakata Bahasa Indonesia itu menjadi tugas tim perkamusan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nasional.
Pengajar di Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unkhair itu menambahkan, setiap tahun Balai Bahasa Malut mengirim kosakata melalui peneliti lapangan bidang teknis atau staf tekhnis. Usulan menyesuaikan standar verifikasi yang telah ditetapkan oleh tim sortir kosakata dalam pengindonesiaan melalui Balai Bahasa Nasional.
Sementara, peneliti yang telah berada di tiga kabupaten nantinya menyesuaikan dengan waktu informan untuk diseminarkan bersama di lapangan. “Waktu teman-teman di lapangan sangat singkat. Olehnya itu, setelah mengambil data, kemudian diverifikasi bersama dengan masyarakat melalui seminar,” ucap Syarifuddin.
ADVERTISEMENT
Untuk verifikasi perkamusan, tim internal Kantor Balai Bahasa Malut akan menunggu teman-teman di lapangan. “Kami agak terhambat di lapangan karena menyesuaikan dengan waktu informan yang mayoritas petani dan nelayan,” kata Syarifuddin.
Maluku Utara yang mempunyai beragam bahasa,untuk menjaga dan melestarikan Syarifuddin mengatakan, “Kosakata yang menjadi tolok ukur dalam KBBI yaitu Daerah tersebut mempunyai karateristik dan keunikan tersendiri,” tutupnya.
---
Risman Rais