Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Foto: Meriahnya Pentas Seni Budaya Masyarakat Kulaba, Ternate
16 Agustus 2020 18:01 WIB
![Pemuda pemudi Kulaba menampilkan tarian tradisional Ternate. Foto: Gustam Jambu/cermat](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1597574544/wh6jh7ql8u5ytsrgmwie.jpg)
ADVERTISEMENT
Ratusan orang memadati lapangan Kelurahan Kulaba, Ternate Barat, Ternate, Maluku Utara. Dari mulai anak-anak, remaja, hingga para lansia tumpah ruah di lapangan yang berada persis di tengah kawasan Geopark Batu Angus.
ADVERTISEMENT
Asap membumbung dari serabut yang dipegang oleh seorang pria, yang kemudian mengasapi setiap ujung bambu. Di depannya, tujuh orang lainnya memeluk bambu dengan erat, kuda-kuda sudah dipasang. Dan tak memerlukan waktu lama bagi bambu itu untuk membanting ke sana-ke mari ketujuh orang tersebut.
“Baramasuen!” ucap si pawang.
“Dadi gou-gou!” jawab ketujuh orang yang sedang susah-payah menahan gerak bambu.
Serpihan debu naik ke udara seiring dengan riuhan para penonton yang terpesona bercampur penasaran melihat atraksi bambu gila itu.
Seperti lima minggu sebelumnya, sore itu, Minggu (16/8) pemuda Kelurahan Kulaba kembali menggelar acara seni dan budaya. Acara yang bertujuan untuk menggalang dana guna membangun Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Nurul Huda itu rutin dilakukan setiap hari Minggu.
ADVERTISEMENT
Julfikar Mohdar, Ketua Pemuda Kulaba saat ditemui di lokasi kegiatan mengatakan, tak Cuma atraksi bambu gila, pentas tarian seperti Lalayon, Cakalele, Dana-dana, dan Soya-Soya pun turut ditampilkan.
“Sebagai generasi yang sadar budaya, perlu untuk menampilkan kekayaan budaya sendiri, karena seiring perkembangan zaman yang seperti ini semakin dilupakan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, kegiatan yang murni diinisasi oleh pemuda dan pemudi Kulaba ini bisa meningkatkan kreatifitas di kalangan anak muda. Buktinya, kata dia, banyak anak seusia Sekolah Dasar yang bersedia meramaikan.
“Alhamdulillah, sudah lima minggu ini respon masyarakat Kulaba dan juga di luar Kulaba sangat antusias. Mereka mengaku terhibur,” kata Julfikar.
Ia bilang, penggalangan ini dilakukan dengan cara para penonton membeli sejumlah penganan yang tersebar di beberapa titik di lokasi. Penganan tersebut antara lain adalah keripik pisang, pisang goreng, es kelapa muda, dan air guraka.
ADVERTISEMENT
Nantinnya, kegiatan ini bakal berakhir pada akhir September dengan acara puncaknya adalah Festival Tempo Dulu. Di situ, kata dia, pelbagai cerita sejarah, rumah adat, serta ciri khas kampung Kulaba akan kembali diangkat.
Kegiatan sore itu ditutup dengan tarian Gala yang dilakukan oleh masyarakat Kulaba bersama para pengunjung.