Graal: Mencerdaskan Maluku Utara dengan Politik Gagasan

Konten Media Partner
26 Januari 2023 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
R. Graal saat Safari Politik Gagasan di Nusa Jaya, Wasile Selatan, Halmahera Timur, Maluku Utara. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
R. Graal saat Safari Politik Gagasan di Nusa Jaya, Wasile Selatan, Halmahera Timur, Maluku Utara. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politik gagasan sudah melekat pada R. Graal Taliawo, seorang doktor Ilmu Politik kelahiran Wayaua, Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Ia sudah memulai membuat ruang diskusi dari tahun ke tahun, turun ke daerah-daerah di Halmahera.
ADVERTISEMENT
Baginya, politik gagasan, harus terus digaungkan untuk mencerdaskan Maluku Utara. Tahun ini, ia pun memulai dengan Safari Politik Gagasan, menyambangi warga desa Nusa Jaya, Wasile Selatan, Halmahera Timur. Tepat di lapangan Nusa Jaya pada 24 Januari. Doktor Ilmu Politik ini menyelenggarakan diskusi bertajuk Politik Gagasan: Antara Tantangan dan Peluang di Tengah Pragmatisme Politik. Ini adalah desa pertama yang menjadi titik awal untuk safari politik gagasannya tahun 2023.
Bukan tanpa alasan pegiat politik gagasan ini memilih Halmahera Timur sebagai start safari politik gagasan. “Matahari terbit dari timur. Yang berarti, permulaan dimulai dari timur.
“Begitu pun saya dan politik gagasan ini, saya ingin memulai sesuatu yang baik pada 2023 dimulai dari timur,” kata R. Graal.
ADVERTISEMENT
R. Graal Taliawo memulai diskusi yang dihadiri puluhan bahkan ratusan orang ini dengan pembahasan mengenai pengalaman dan refleksinya atas patologi dalam demokrasi dan praktik politik kita selama ini.
“Berdasarkan pengalaman pribadi, setidaknya ada tiga patologi politik yang saya kategorikan dalam praktik politik kita. Pertama adalah korupsi politik, kedua adalah jual-beli suara, dan ketiga adalah politik identitas,” ungkapnya.
Ia menjelaskan per studi kasus atas setiap patologi itu. Studi kasus yang sangat relevan dengan masyarakat, yang mana ternyata kita sangat mungkin juga turut andil dalam proses yang menyimpang itu, baik disadari maupun tidak.
R. Graal Taliawo seolah menyadarkan para warga atas keterlibatan dan andil dalam politik transaksional. Warga seolah mengiyakan, karena tidak sedikit dari mereka yang menganggukkan kepala dan merespons “Betul” atas pembahasan yang disampaikan R. Graal Taliawo dalam diskusi ini.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan keterhubungan spiral korupsi dengan logika yang sederhana. “Kemiskinan struktural, salah satu faktornya terjadi karena kebijakan yang korup. Kebijakan yang korup terjadi karena pemimpinnya korup. Pemimpin yang korup muncul karena adanya praktik politik di awal (ketika pemilihan) yang korup. Warga bisa jadi terlibat dalam proses awal tersebut,” jelasnya.
Atas kegelisahannya itu, ia merasa sangat penting bahwa warga perlu memahami politik. Menurutnya, salah satu masalah pada praktik politik yang menyimpang ada dalam individu kita. Karena itu, solusinya pun ada pada setiap kita.
Paling fundamental, warga perlu memahami hak pilihnya sebagai hak istimewa yang dimiliki. Hak yang tidak bisa dijualbelikan hanya untuk lembaran 50 ribu atau 100 ribu. Menerima uang atas politik transaksional itu tidak akan membuat kita kaya, toh juga menolaknya tidak akan membuat kita miskin.
ADVERTISEMENT
Tapi sekali menerima, bersiaplah hak kita selama 5 tahun ke depan misal hak mendapat jalan bagus, hak mendapat akses pendidikan dan kesehatan, serta hak lainnya akan terkooptasi oleh sang pejabat publik korup yang terpilih kelak.
Bertahannya warga di tempat diskusi sampai jam 12 malam, cukup menggambarkan antusiasme mereka atas politik gagasan yang begitu besar. “Politik gagasan ini sangat kita impikan. Sangatlah baik bagi praktik politik kita ke depan. Tapi, sejauh mana politik gagasan ini bisa diterapkan secara konsekuensi. Kita bersama perlu mengawalnya, baik kepada kandidat maupun individu setiap warga,” ujar Alfa, salah satu pemuda yang menghadiri kegiatan ini.
Di pengujung kegiatan R. Graal Taliawo menutupnya dengan harapan berpolitik gagasan demi kesejahteraan bersama. “Dengan adanya safari politik gagasan ini, saya sangat berharap besar Bapak/Ibu kemudian bisa menyaring kandidat yang ada dan yang datang kelak. Uji dan hakimi gagasan, agenda kerjanya, bukan melanggengkan politik transaksional dan politik identitas. Jika layak dan patut diperjuangkan, maka pilih. Jika tidak, coretlah dia,” tutupnya dengan semangat menggebu-gebu. (RLS/ADV)
ADVERTISEMENT