Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten Media Partner
Gua Bokimaruru di Halmahera Tengah Didorong Jadi Geopark Nasional
29 Oktober 2019 18:17 WIB
ADVERTISEMENT
Kawasan Gua Bokimoururu sejak dulu menjadi destinasi andalan bagi masyarakat Halmahera Tengah, Maluku Utara. Air sungai nan jernih yang keluar dari dalam Gua penuh stalaktit dan stalakmit itu, berada di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tepat di depan mulut gua, terdapat endapan pasir serta bebatuan. Masyarakat di sana, menyebutnya Buleu. Lokasi itu selalu dijadikan tempat berkemah, kala orang-orang berwisata ke gua.
Kawasan ini dikelilingi hutan tropis yang lebat serta banyak potensi keanekaragaman hayati, terutama jenis burung endemik Maluku.
Saat ini, kawasan bentangan alam Bokimaruru sedang dicanangkan menjadi geopark nasional. Hal tersebut mengemuka melalui diskusi kelompok terpumpun yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Dibudpar) Halmahera Tengah, di Weda, Senin (28/10).
Ketua Masyarakat Geowisata Indonesai (MAGI) Heryadi Rahmat, dalam kesempatan itu menyampaikan, geopark adalah konsep pengelolaan kawasan yang di dalamnya memiliki warisan geologi yang terkait dengan keragaman geologi (Geodiversity), keanekaragaman hayati (Biodiversity), dan keragaman budaya (Cultural Diversity).
Heryadi bilang, kawasan Halmahera Tengah memiliki potensi yang sangat lengkap sesuai disyaratkan sebagai kawasan geowisata.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin (Gua Bokimaruru) sudah memenuhi (syarat), tinggal dipetakan,” katanya.
Muhammad Burhanuddinnur, pengurus pusat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) kepada cermat mengatakan, dari data awal yang diterima pihaknya, kawasan Gua Bokimoruru potensial untuk dijadikan geowisata.
“Dari survei kemarin, kelihatan ada gua, ada sungai, stalaktikt dan stalakmit, ini adalah manifestasi dari pembentukan karst,” ujarnya.
Burhan menambahkan, rencana pemerintah Halmahera Tengah melalui diskusi tersebut adalah langkah yang bagus.
Husain Ali, Kepala Disbudpar menegaskan, pencanangan ini menjadi komitmen pemerintah untuk pengembangan kawasan wisata Gua Bokimoruru.
“Diusulkan untuk ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional, sehingga ada aspek konservasinya, proteksinya dan pemanfaatan,” ujarnya.
Meski demikian, kata Husain, proses dan tahapanya sangat panjang. Kawasan gua terlebih dahulu diajukan sebagai Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) untuk disetujui oleh kementrian terkait.
ADVERTISEMENT
“Kemudian diadakan survei oleh Badan Geologi, penguatan data (penunjang) baru diusulkan,” tuturnya.
Husain bilang, setelah diskusi terpumpun tersebut, akan dikeluarkan surat keputusan pembentukan tim percepatan yang bekerja untuk pengusulan kawasan Bokimaruru sebagai kandidat geopark nasional. Ia berharap, rencana ini mendapat dukungan dari berbagai pihak.
“Jika berhasil, KBAK ini pertama di Maluku Utara,” tuturnya.
Menyambut pencanangan sebagai kawasan geopark, Kelompok Pecinta Alam (KPA) Bokimaruru Desa Sagea bersama sejumlah komunitas melaksanakan Fun Camping di kawasan gua pada tanggal 25 hingga 27 Oktober, kemarin.
Ashari Salim, perwakilan KPA Bokimoruru menceritakan, camping selama 3 hari itu diisi dengan berbagai kegiatan.
“Ada pelatihan pemandu wisata, susur gua, tracking, panjat tebing, hingga teknik vercital rescue,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ashari bilang, jika ada wisatawan dari daerah lain yang ingin berkunjung, pihaknya bersedia mendampingi.
“Kami menyediakan fasilitas berupa paddle boat, tenda, helm, dan lainnya untuk wisatawan minat khusus” tutur pemuda yang juga aktif sebagai pengelola Bumdes tersebut.