Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Ikan Hiu hingga Gurita Mati Mendadak di Perairan Halsel dan Ternate
25 Februari 2020 21:38 WIB
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis ikan dikabarkan mati mendadak di perairan Ternate. Sebelumnya, peristiwa itu terjadi Kepulauan Makeang, tepat di sekitar Desa Ploili hingga Desa Matantengin, Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Pantauan cermat di seputaran Landmark, Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Ternate Tengah, Selasa (25/2), air laut terlihat keruh sedikit kecokelatan.
Bahkan di kawasan Pantai Falajawa, tak ada warga yang berenang. Padahal, lokasi ini selalu ramai pengunjung di sore hari.
Diver Nasijaha Dive Center, Wilhelmus Wutu Ledjab, melalui akun facebooknya, mengunggah foto dan video terkait kondisi di dasar laut, usai menyelam bersama beberapa rekan-rekannya.
"Hari ini menyelam di pinggir (tepi) Kota Ternate, tepatnya di (depan taman) Love Ternate. Point poor visibility en begitu sampai di kedalaman 11 meter, (saya) melihat beberapa ikan damsel mati," tulis Wilhelmus.
Ia mengaku mengira hanya ikan jenis tersebut yang mati. Ternyata ada beberapa jenis lainnya yang ikut mati. Di antaranya, trompet fish, goatfish, scorpionfis, walking shark dan bahkan octopus.
ADVERTISEMENT
"Dan lebih parah lagi, ketika saya menemukan pontohi pygmy seahorse yang hanya di kedalaman 9 meter, dan sedih rasanya selama 15 menit saya melihat seahorse itu sekarat dan akhirnya mati," tulis Wilhelmus.
"Dan ada kabar katanya, ada pencemaran limbah tambang. Entah di bagian mana Pulau Halmahera dan arus membawa limbah itu sampai ke perairan Ternate," tulis dia.
Dengan peristiwa itu, ia berharap pihak terkait segera mencari tahu kebenaran dari kabar tersebut.
"Mohon kepada pihak terkait untuk mencari tahu dari mana limbah ini berasal. Sebab ini cepat atau lambat akan berpengaruh kepada kehidupan di dalam air, dan pasti akan berpengaruh kepada kehidupan manusia juga," imbau dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Ternate, Iskandar Abdurahman Ismail, mengaku belum bisa berkomentar.
"Saya harus melihat dulu apa penyebabnya. Apakah dari limbah industri atau populasi alga yang membludak, akibat perubahan suhu yang tinggi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun langkah selanjutnya, kata Iskandar, pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas sektoral.
"Seperti Pelabuhan Perikanan Nasional Bastiong, Karantina Ikan, serta stakeholder yang lain, untuk mengatasi dan mengetahui secara mendalam penyebabnya," jelasnya.