Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Maluku Utara tahun 2019 meningkat.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Maluku Utara, Atas Parlindungan Lubis dalam pemaparannya di kantor, pada Senin (17/2), menyebutkan, tahun 2019 IPM Maluku Utara mencapai 68,70.
Angka ini meningkat sebesar 0,94 poin dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 67,76. Itu artinya, status IPM di Maluku Utara berada pada level sedang.
Atas bilang, IPM dibentuk oleh tiga komponen, yakni kesehatan; yang dilihat dari Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), Pendidikan; yang dilihat dari Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta pengeluaran per kapita.
“Harapan hidup di Maluku Utara tahun 2019 mencapai 68 tahun, naik dari tahun sebelumnya yakni 67 tahun. Selama periode 2010 hingga 2019, Malut telah berhasil meningkatkan UHH sebesar 1,48 persen atau tumbuh 0,24 persen per tahun,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, lanjut dia, selama 13 tahun dan 9 tahun. Untuk pengeluaran per kapita sendiri, rata-rata standar hidup layak di Maluku Utara sebesar Rp 8,31 juta per tahun.
Tren kemajuan pembangunan manusia juga terlihat dari perubahan status IPM di kabupaten/kota. Pada tahun 2019, sudah tidak ada kabupaten/kota di Maluku Utara yang berstatus rendah seperti tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan jumlah daerah yang berstatus sedang menjadi 8 daerah.
Ia menjelaskan, di Maluku Utara, Kota Ternate menjadi wilayah yang memiliki IPM paling tinggi yaitu sebesar 80,03. Disusul Tikep (70,83), Halut (67,75), Haltim (66,74), Halteng (65,55), Halbar (65,34), Halsel (64,11), Kepsul (63,64), dan Taliabu (60,62).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pada periode 2018 – 2019, tercatat tiga daerah dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yakni Kabupaten Pulau Morotai (1,61 persen), Kabupaten Pulau Taliabu (1,59 persen), dan Kabupaten Halmahera Tengah (1,38 persen).
Artinya, Kota Ternate yang sebelumnya berstatus IPM ‘tinggi’, pada tahun 2019 berubah menjadi ‘sangat tinggi’. Status Tikep juga meningkat menjadi ‘tinggi’, dan Taliabu dari ‘rendah’ menjadi ‘sedang’.
Secara nasional, IPM Indonesia tahun 2019 sebesar 71,92. Itu berarti IPM Indonesia berkategori tinggi, meski angka tersebut belum memenuhi target pemerintah, yakni sebesar 71,98.