Konten Media Partner

Ini Penjelasan BMKG soal Banjir Rob yang Melanda Maluku Utara

8 Desember 2021 19:44 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor BMKG Kepulauan Sula. Foto: Iwan Setiawan/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BMKG Kepulauan Sula. Foto: Iwan Setiawan/cermat
ADVERTISEMENT
Peristiwa banjir rob atau naiknya permukaan air laut di sejumlah wilayah di Maluku Utara akhir-akhir ini membuat banyak pihak merasa khawatir. Bahkan sudah banyak rumah warga yang terkena dampaknya.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Emalamo Kepulauan Sula melalui Prakirawan, Rahman Samsudin, menyampaikan fenomena ini terjadi karena fase bulan baru yang bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi.
"Fenomena atau peristiwa ini terjadi karena fase bulan baru yang bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan," ucap Rahman, Rabu (8/12).
Ia bilang, pada daerah tekanan rendah di Samudra Pasifik, kecepatan angin berkisar antara 8-25 knot (4-22 m/s). Hal itu berpengaruh terhadap tinggi gelombang laut, sehingga potensi banjir pesisir atau rob yang berlangsung di tiap wilayah berbeda.
Wilayah Kepulauan Sula sendiri, kata dia, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, dengan pasang naik maksimum terjadi saat sore hari.
ADVERTISEMENT
"Maka dari itu kami mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan mengantisipasi dampak dari banjir rob tersebut, terus memantau informasi cuaca yang dipublikasikan oleh BMKG melalui situs web maupun melalui media sosial," pungkasnya. (Iwan)