Jaringan Internet Sulit, Siswa di Pulau Hiri, Ternate, Belajar di Area Kuburan

Konten Media Partner
15 September 2020 22:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelajar di Kelurahan Faudu, Kecamatan Pulau Hiri, Ternate, belajar di atas kuburan. Foto: Sofyan Ramzan.
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar di Kelurahan Faudu, Kecamatan Pulau Hiri, Ternate, belajar di atas kuburan. Foto: Sofyan Ramzan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meskipun berada tak jauh dari Pulau Ternate, namun itu tak menjadi jaminan bagi masyarakat di Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, Maluku Utara, untuk menikmati infrastruktur yang memadai. Pasalnya, sampai saat ini masih saja terdapat wilayah di kecamatan tersebut yang belum dapat menikmati akses internet secara baik.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut tak ayal membuat sejumlah pelajar dan mahasiswa yang bertempat tinggal di Kelurahan Faudu terpaksa melakukan proses belajar di area kuburan.
Roni Ridwan, mahasiswa yang berdomisili di kelurahan tersebut mengaku, proses belajar di kuburan itu sudah menjadi hal normal selama masa pandemi COVID-19. Kewajiban untuk mengikuti sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) memaksa mereka untuk terus mengakses internet.
Ironisnya, tak mudah untuk terhubung dengan internet ketika berada di kelurahan yang juga merupakan ibukota Kecamatan Pulau Hiri itu.
“Memang susah sinyal. Dan sudah berulang kali terjadi kami belajar di area kuburan. Karena di situ kami dapat sinyalnya dari Jailolo, Halmahera Barat,” ucap Ridwan saat dihubungi cermat, Selasa (15/9).
ADVERTISEMENT
Jika bukan di area kuburan, para pelajar ini juga biasanya melakukan proses belajar di sekitar pelabuhan atau bahkan harus bertandang ke kampung tetangga, yakni Kelurahan Togolobe. Bukan hanya pelajar, para mahasiswa pun terpaksa melakukan kuliah daring di lokasi kuburan tersebut.
“Karena kalau pindah dari situ (kuburan) sudah tidak dapat sinyal,” katanya.
Roni mengaku masyarakat sudah berulang kali melakukan protes ke pemerintah, baik pemerintah kota maupun pemerintah kecamatan. Namun sampai kini tidak ada tindak lanjut untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Bahkan dalam aksi soal pelabuhan Hiri itu kami sertakan isu tentang jaringan internet, tapi sampai saat ini mereka belum mampu menyelesaikan persoalan itu,” tandasnya.
Sekadar diketahui, pada 2018 lalu Pulau Hiri dinobatkan sebagai Pulau Layak Anak. Penobatan itu diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hal itu membuat Hiri sebagai pulau pertama di Indonesia yang menyandang Pulau Layak Anak.
ADVERTISEMENT