Karyawan Perumda Ake Gaale Ternate Bongkar Pendapatan Para Direksi

Konten Media Partner
14 November 2022 12:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan karyawan Perusahaan Umum Daerah Ake Gaale Kota Ternate, Maluku Utara, menggelar aksi protes di depan kantornya. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan karyawan Perusahaan Umum Daerah Ake Gaale Kota Ternate, Maluku Utara, menggelar aksi protes di depan kantornya. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ratusan karyawan Perumda Ake Gaale Kota Ternate, Maluku Utara, menggelar aksi protes atas kebijakan Direktur Utama, yang memotong insentif karyawan.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Hubungan Langganan Perumda Ake Gaale, Sarif Hudo, yang bertindak sebagai koordinator aksi mengatakan, kebijakan itu dengan alasan efisiensi.
Sementara, gaji dan tunjangan para direktur naik setiap bulan. Di mana, awalnya Rp 29 juta. Kini naik Rp 46 juta.
"Ini yang kami protes," tandas Sarif saat dikonfirmasi cermat, pada Senin (14/11).
Bahkan insentif tiga direktur dalam sebulan mencapai Rp 80 ribu. Termasuk uang pendidikan. Di mana, untuk direktur yang mau mengambil program S2 sebesar Rp 80 juta lebih.
"Jika semua ini dibiarkan berlarut-larut maka pelanggan jadi korban. Karena para karyawan resah dan tidak lagi memompa air," ujarnya.
Sedangkan anggaran open house untuk para direktur, Sarif menyebut sebesar Rp 50 juta lebih. Untuk pengawas Rp 5 juta lebih.
ADVERTISEMENT
"Karyawan tidak ada sama sekali. Padahal yang bekerja di lapangan itu karyawan, bukan direktur. Tanpa direktur pun perusahaan jalan," ujarnya.
Apalagi, sambung Sarif, keputusan yang diambil pihak direktur tidak pernah melibatkan karyawan.
"Jadi untuk sementara kami juga belum mau mendengar penjelasan dari direktur," pungkasnya.
Secara terpisah, Direktur Utama Perumda Ake Gaale Ternate, Abubakar Adam, mengatakan pemotongan insentif karyawan sangat wajar.
"Seperti karyawan bagian pencatatan meter, memang jobnya sudah begitu. Kenapa harus tambah insentif ke mereka lagi," katanya.
Abubakar menjelaskan, semua kebijakan yang diambil tetap melalui rapat dan sosialisasi. "Bukan keputusan turun diam-diam," ucapnya.
Ia mengaku belum memahami tuntutan karyawannya. Tapi terkait wacana soal fungsi keuangan perusahaan sudah mati, diakui Abubakar.
ADVERTISEMENT
"Fungsi keuangan perusahaan sudah mati memang betul begitu, karena lagi dalam perbaiki sistem non-tunai," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat itu uang masuk dan keluar di Perumda melalui 10 pintu. Di masa jabatannya, skema itu berubah. "Hanya satu pintu," tandasnya.
"Di periode kami itu uang keluar perusahaan dicekik. Jadi mungkin ada yang tersinggung tidak dapat lagi memanfaatkan uang-uang tersebut," pungkasnya.
Terkait naiknya gaji direksi, kata Abubakar, semuanya adalah kebijakan wali kota. Termasuk tunjangan dan dana pendidikan.
"Jadi kenapa direksi yang terus diungkit. Padahal Dewan Pengawas juga ada tunjangan," terang Abubakar mengakhiri.
Sementara itu, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, mengaku akan segera menilai tuntutan karyawan Perumda Ake Gaale yang menggelar aksi protes tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tapi tidak secepatnya itu juga. Karena nanti dilihat melalui evaluasi saya ke jajaran direksi. Insya Allah secepatnya," singkat Tauhid.
---
Sansul Sardi