KNPI Tidore Nilai Sumpah Pemuda 1928 Tidak Relevan Lagi

Konten Media Partner
27 Oktober 2022 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPD KNPI Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Ibnu Khaldun Turuy. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPD KNPI Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Ibnu Khaldun Turuy. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, menilai sumpah pemuda 1928 sudah tidak relevan.
ADVERTISEMENT
Ketua KNPI Tidore Kepulauan, Ibnu Khaldun Turuy, kepada cermat Kamis (27/10) mengatakan konsep sumpah pemuda di era 1928 berada dalam suasana kemerdekaan.
"Saat itu muncul berbagai bentuk perlawanan terhadap penindasan. Tapi itu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi hari ini," kata Ibnu.
Ia bilang, saat ini terjadi banyak pergeseran dari berbagai aspek. "Baik itu sosial, ekonomi, maupun politik," tandasnya.
Pemuda Indonesia, kata Ibnu, tidak lagi melek dengan tiga problem tersebut. Padahal masalah yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa begitu masif.
"Pemuda saat ini banyak tidur atau istilahnya kaum rebahan. Seharusnya jauh lebih kritis dari pemuda era 1928," tegasnya.
Ia bilang, fenomena penetrasi berbagai macam kepentingan kapital yang menggerogoti bangsa ini, seakan luput dari pandangan pemuda.
ADVERTISEMENT
"Wacana perlawanan memang masih mengalir. Tapi ketajaman intelektual serta militan masih jauh dari ekspektasi semangat 1928," bebernya.
Menurutnya, poin per poin dari konsep sumpah pemuda harus kembali dibeda. "Artinya, harus ada perubahan dalam konsep sumpah pemuda," ujarnya.
Oleh karena itu, KNPI Tidore menawarkan 3 poin sumpah pemuda. Di antaranya, kami putra dan putri Indonesia bersumpah tidak akan tidur melihat kezaliman di tanah tumpah darah.
"Dua, kami putra dan putri Indonesia bersumpah tidak akan tidur ketika mendengar lisan-lisan pemecah bangsa," ujarnya.
Ketiga, sambung Ibnu, kami putra dan putri Indonesia tidak akan tidur selama rasa persatuan hanya menjadi slogan untuk menjawab eksistensi sebuah bangsa.
"Untuk pemuda di Kota Tidore dan Maluku Utara, saya ajak agar kisah 7 pemuda Al-Kahfi dapat dijadikan sebagai spirit membangun dan menjaga NKRI," pungkasnya.
ADVERTISEMENT