Kuskus Mata Biru, Hewan Endemik Ternate yang Penyendiri dan Langka

Konten Media Partner
29 Juni 2019 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuskus Mata Biru di Ternate. Foto: Dokumentasi Natsir Tamalene.
zoom-in-whitePerbesar
Kuskus Mata Biru di Ternate. Foto: Dokumentasi Natsir Tamalene.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah punya keunikan flora dan fauna tersendiri. Tak terkecuali dengan Ternate, Maluku Utara. Di sini, terdapat hewan endemik Kuskus Mata Biru yang mulai jarang ditemui keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Dalam artikelnya yang berjudul “Kuskus Mata Biru Endemik Ternate”, Natsir Tamalene, Dosen Pendidikan Biologi Universitas Khairun, menjelaskan bahwa Kuskus adalah genera Marsupial dan tergolong dalam Spilocuscus serta diklasifikasikan ke dalam keluarga Phalangeridae.
Keberadaan Kuskus ini tersebar di wilayah Indonesia Timur, bahkan juga di Autralia. “Kuskus di Maluku Utara dijumpai di pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Gebe, Kayoa, Makian, Sanana, Taliabu, Bacan, Morotai, dan Obi,” tulis Natsir.
Terkait Kuskus Mata Biru atau Blue-Eyed Cuscus, yang terdapat di Pulau Ternate dan Tidore, Natsir menuliskan jika hewan ini berstatus konservasi “Vulnerable” atau rentan.
Kuskus Mata Biru, hewan endemik Ternate, yang difoto pada pukul 18.44 WIT, Sabtu (22/06/2019). Hewan endemik Ternate ini sudah jarang ditemukan. Foto: Faris Bobero/Cermat.
Hewan yang dalam bahasa lokal disebut Kuso ini sendiri adalah hewan nocturnal dan bersifat soliter atau hidup tidak berkelompok alias menyendiri.
ADVERTISEMENT
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa Blue-eyed Cuscus beraktivitas pada jam 19.20 WIT-05.00 WIT,” tulis Natsir.
Di Ternate, lanjut Natsir, dari pengamatan yang dilakukan di delapan lokasi menunjukkan bahwa Kelurahan Takome adalah lokasi yang memiliki indeks populasi Kuso tertinggi, yaitu 42,11 persen. Kemudian diikuti oleh Tongole sebanyak 21,05 persen, Torano 10,53 persen. Sementara di Facei, Tobenga, Marikurubu, Foramadiahi, masing-masing sebanyak 5,26 persen.
Kuskus Mata Biru, hewan endemik Ternate, yang difoto pada pukul 18.44 WIT, dengan bantuan cahaya lampu, Sabtu (22/06/2019). Hewan endemik Ternate ini sudah jarang ditemukan. Foto: Faris Bobero/cermat.
Natsir mengatakan ada beberapa orang di Ternate yang menjadikan hewan bernama Latin Phalanger sp ternate sebagai peliharaan. Padahal, Kuskus sebenarnya tidak bisa dipelihara.
“Saya tahu semua (siapa saja orang) di Ternate yang pelihara (Kuskus) dan tidak,” ucap Natsir Tamalene, Dosen Pendidikan Biologi Universitas Khairun, Sabtu (29/6).
ADVERTISEMENT
Bahkan tidak sedikit juga orang yang berburunya dengan cara menembak hewan ini. Akibatnya, hewan yang dalam bahasa lokal disebut Kuso ini semakin langka di habitatnya.
Kuskus Mata Biru saat berada di pohon jambu air di kampung Tongole, Ternate, Maluku Utara. Sabtu (22/06/2019). Hewan endemik Ternate ini sudah jarang ditemukan. Foto: Faris Bobero/cermat.
Penyebab lain langkanya keberadaan Kuskus Mata Biru ini adalah dikarenakan dekatnya jarak antara permukiman penduduk dengan habitat mereka.
Selain itu, keberadaannya juga dilakukan sebagai musuh oleh para petani, sebab dianggap hama bagi tumbuhan.
Demi meminimalisir penangkapan serta perdagangan terhadap Kuskus tersebut, Natsir menyarankan pengembangan konservasi berbasis kearifan lokal masyarakat setempat.
Dari segi regulasi, hewan ini sebenarnya dilindungi oleh berbagai peraturan, salah satunya termasuk dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Hewan.
Tak hanya di Indonesia, Kuskus juga telah terdaftar dalam Appendix II Convention on International Trade in Engdangered Sepcies of Will Fauna and Flora (CITES).
Maskot Kuskus Mata Biru, tiba-tiba masuk di ruangan saat Wali Kota Ternate berbicara pada Rakornas ICCN di Surabaya. Maskot ini mengebohkan peserta yang hadir. Foto: Faris Bobero/Cermat
Kuskus juga masuk dalam daftar organisasi yang banyak melakukan usaha konservasi flora dan fauna, International Wild Conservation of Nature. Dalam daftar itu, Kuskus dianggap sebagai hewan yang terancam.
ADVERTISEMENT
Belakangan, demi mengampanyekan kembali hewan endemik Ternate ini, Kuskus dijadikan maskot resmi dalam gelaran Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2019.
Agenda tersebut rencananya bakalan digelar di Ternate pada 2 September 2019 nanti.
Dalam RAKORNAS Indonesia Creative Cities Network (ICCN) pada Jumat (28/6) di Surabaya, maskot tersebut mulai diperkenalkan.
“Kami gunakan maskot ini sebagai bentuk kempanye penyelamatan Kuso,” ucap Zandri Aldrin, ketua Jaringan Komunitas Ternate (Jarkot), kepada peserta RAKORNAS yang hadir.
---
Rizal Syam