Lampu Dipadamkan, Benteng Oranje Ternate Jadi Tempat Favorit Muda-mudi 'Pacaran'

Konten Media Partner
19 Februari 2020 22:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Sekretariat Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Ternate di area Benteng Oranje. Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Sekretariat Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Ternate di area Benteng Oranje. Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIT. Selasa malam (18/2), suasana Benteng Oranje yang terletak di Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama, Kota Ternate Tengah, Maluku Utara, terlihat lenggang.
ADVERTISEMENT
Benteng berbentuk trapesium segi empat dengan luas 25.451,4 meter persegi yang didirikan pada 26 Mei 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge itu, hanya diterangi cahaya lampu di beberapa area.
Taman di depan Sekretariat Jaringan Komunitas Ternate. Kini, lampu taman di area ini telah dipadamkan. Foto: Faris Bobero/cermat
Seperti pada gedung Depot Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ternate, Pasar Melayu, hingga depan Sekretariat Jaringan Komunitas Ternate.
Sedangkan di samping Gedung Sekretariat Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Ternate, tak ada penerangan. Sebelumnya, lokasi ini diterangi cahaya lampu. Kini dibiarkan gelap gulita.
Dari kejauhan tepat di samping belakang gedung sekretariat, sejumlah pasangan muda-mudi tampak beradu mesra.
Salah satu area di dalam benteng yang dibiarkan gelap gulita. Lokasi ini kerap dimanfaatkan sejumlah pasangan muda-mudi untuk nongkrong di malam hari.
Sesekali, suara tawa memecah keheningan malam. Mereka benar-benar menikmati romantisme di area yang tak dijangkau cahaya lampu itu.
Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Rinto Taib, mengatakan, masalah penerangan menjadi tanggung jawab Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Ternate.
Rampart atau jalan patroli pada dinding Benteng Oranje dengan ketebalan 90 cm. Lokasi ini kerap menjadi tempat favorit pasangan muda-mudi untuk berdua-duaan. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
"Mereka yang urus itu. Mulai dari area pedestrian hingga taman film. Kan mereka ada bidang pertamanan toh. Jadi urusannya termasuk penerangan," ujar Rinto kepada cermat, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
Sedangkan di dalam area benteng, kata Rinto, menjadi tanggung jawab Disbud. Kecuali menyangkut keseluruhan.
"Karena banyak pihak yang memiliki otoritas di dalam sini. Ada Direktorat Cipta Karya, Perkim, dan Disbud," jelasnya.
Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Ternate, Rinto Taib. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Ia menjelaskan, jika dihitung per item untuk pembiayaan penerangan, masing-masing ada pada Perkim. Karena ada bidang pertamanan.
"Satu Kota Ternate ini, yang namanya taman itu dibawa Perkim. Kecuali kawasan, itu otoritas Disbud," katanya.
"Jadi kalau ditanya kenapa lampu taman disamping gedung sekretariat dipadamkan, tanya Perkim. Apakah karena hemat, atau masalah teknis, kan bisa jadi," tambah Rinto.
Sepasang muda-mudi tampak santai di taman Benteng Oranje Ternate. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Rinto mengakui bahwa sejak lampu dipadamkan, para muda-mudi memanfaatkan situasi tersebut. "So (sudah) pasti itu. So pasti ada efek. Tapi soal tanggung jawab, banyak terlibat," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, jika hal tersebut dibebankan ke Disbud, apa regulasinya yang dilahirkan oleh Disbud untuk pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan.
"Memang itu (pacaran) juga pemanfaatan. Tapi dimanfaatkan pada konteks yang keliru," katanya.
Gerbang utama Benteng Oranje tampak dari dalam. Di samping gerbang terdapat Pos Keamanan Satuan Polisi Pamong Praja yang tak terjangkau cahaya lampu. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Dari aspek keamanan, bagi Rinto, menjadi tugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Soal kelalaian di lapangan, itu persoalan lain.
"Disbud tidak bisa menginterfensi hingga ke dalam. Tapi kesepakatan itu (tanggung jawab keamanan), sudah dibuat sewaktu kami masih berbentuk UPTD," tuturnya.
Pengawai lapangan bidang Penerangan Jalan Umum Dinas Perkim Kota Ternate, Novi Dwi Prasetyo, kepada cermat, mengakui bahwa item penerangan di bawah tanggung jawab Perkim.
Gerbang utama Benteng Oranje terlihat dari depan luar area benteng. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Namun, kata dia, itu untuk di luar benteng. Seperti area pedestiran, taman film, serta video tron. "Itu dari arahan kadis sebelumnya. Sedangkan di dalam benteng itu pada Disbud," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Asisten Manager Pelayanan Distribusi PT. Perusahaan Listrik Nasional Unit Layanan Pelanggan Cabang Ternate, Syaiful Ali, mengatakan, di area benteng terdapat beberapa pelanggan. Sayangnya, Syaiful tak dapat merinci berapa jumlahnya.
Bahkan Syaiful mengaku tidak tahu, alasan lampu taman di area dalam benteng dipadamkan."Lampu menyala dan tidak kan tergantung yang punya rumah. Jadi saya tidak tahu. Nanti tanya, mereka ambil dari meteran mana," tuturnya.
Selain taman di samping Gedung Sekretariat Disbud Ternate, kondisi yang sama terjadi di sisi gerbang utama benteng.
Di lokasi itu, terdapat Pos Pengamanan Satpol PP yang berdekatan dengan Kantor Unit Pelaksana Teknis Disbud Kota Ternate.
Di lokasi ini pun dibiarkan gelap gulita. Hanya terdapat sedikit cahaya yang menerangi separuh dari taman yang berhadapan dengan Museum Rempah Kota Ternate tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi itu, tak ketinggalan dimanfaatkan oleh pasangan muda-mudi. Pantauan cermat, seorang pria berkaos merah, tampak mengelus lembut kepala pasangan perempuannya.
Dari kejauhan, salah seorang perempuan berkaos hijau mengapit pundak pasangan prianya. Lokasi keduanya duduk tak jauh dari Pos Pengamanan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ternate. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Keduanya seakan menikmati momen-momen berduaan itu, di balik pagar bunga yang sedikit dijangkau cahaya lampu.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Penegak Perundang-undangan Daerah Satpol PP Pemkot Ternate, Yusuf Iskandar Alam, mengatakan, anggotanya selalu memantau sejak malam hingga pagi hari."Kami bagi sift. Itu setiap hari, " katanya.
Kepala Bidang Penegak Perundang-undangan Daerah Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Ternate, Yusuf Iskandar Alam. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat
Ia mengakui, bahwa dalam setiap patroli, anggotanya kerap memergoki para pasangan muda-mudi yang memanfaatkan kondisi tersebut."Biasa, anak muda. Kalau dilarang ya, begitulah," katanya.
Menurut dia, pada pukul 21.00 WIT, kunjungan di area rampart atau jalan patroli pada dinding benteng dengan ketebalan 90 cm yang tak diterangi cahaya lampu itu, dilarang.
ADVERTISEMENT
"Itu bagi yang berduaan ya. Kalau cuman sendiri tidak (dilarang). Intinya, area yang dianggap rawan terjadi perbuatan mesum selalu dipantau," tambahnya.
Saat ini, jumlah personil yang ditugaskan berpatroli di benteng pada malam hari berjumlah 10 orang. Mereka dibagi berdasarkan sift.
"Biasanya anggota di depan benteng. Karena di dalam nanti pukul 20.00 WIT baru patroli. Memang ada pos Satpol PP di situ. Tapi anggota keliling. Tidak menetap. Masak jaga post, hehe," tuturnya.