Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Lampu Dipadamkan, Benteng Oranje Ternate Jadi Tempat Favorit Muda-mudi 'Pacaran'
19 Februari 2020 22:12 WIB
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIT. Selasa malam (18/2), suasana Benteng Oranje yang terletak di Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama, Kota Ternate Tengah, Maluku Utara, terlihat lenggang.
ADVERTISEMENT
Benteng berbentuk trapesium segi empat dengan luas 25.451,4 meter persegi yang didirikan pada 26 Mei 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge itu, hanya diterangi cahaya lampu di beberapa area.
Seperti pada gedung Depot Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ternate, Pasar Melayu, hingga depan Sekretariat Jaringan Komunitas Ternate.
Sedangkan di samping Gedung Sekretariat Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Ternate, tak ada penerangan. Sebelumnya, lokasi ini diterangi cahaya lampu. Kini dibiarkan gelap gulita.
Dari kejauhan tepat di samping belakang gedung sekretariat, sejumlah pasangan muda-mudi tampak beradu mesra.
Sesekali, suara tawa memecah keheningan malam. Mereka benar-benar menikmati romantisme di area yang tak dijangkau cahaya lampu itu.
Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Rinto Taib, mengatakan, masalah penerangan menjadi tanggung jawab Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Ternate.
"Mereka yang urus itu. Mulai dari area pedestrian hingga taman film. Kan mereka ada bidang pertamanan toh. Jadi urusannya termasuk penerangan," ujar Rinto kepada cermat, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
Sedangkan di dalam area benteng, kata Rinto, menjadi tanggung jawab Disbud. Kecuali menyangkut keseluruhan.
"Karena banyak pihak yang memiliki otoritas di dalam sini. Ada Direktorat Cipta Karya, Perkim, dan Disbud," jelasnya.
Ia menjelaskan, jika dihitung per item untuk pembiayaan penerangan, masing-masing ada pada Perkim. Karena ada bidang pertamanan.
"Satu Kota Ternate ini, yang namanya taman itu dibawa Perkim. Kecuali kawasan, itu otoritas Disbud," katanya.
"Jadi kalau ditanya kenapa lampu taman disamping gedung sekretariat dipadamkan, tanya Perkim. Apakah karena hemat, atau masalah teknis, kan bisa jadi," tambah Rinto.
Rinto mengakui bahwa sejak lampu dipadamkan, para muda-mudi memanfaatkan situasi tersebut. "So (sudah) pasti itu. So pasti ada efek. Tapi soal tanggung jawab, banyak terlibat," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, jika hal tersebut dibebankan ke Disbud, apa regulasinya yang dilahirkan oleh Disbud untuk pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan.
"Memang itu (pacaran) juga pemanfaatan. Tapi dimanfaatkan pada konteks yang keliru," katanya.
Dari aspek keamanan, bagi Rinto, menjadi tugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Soal kelalaian di lapangan, itu persoalan lain.
"Disbud tidak bisa menginterfensi hingga ke dalam. Tapi kesepakatan itu (tanggung jawab keamanan), sudah dibuat sewaktu kami masih berbentuk UPTD," tuturnya.
Pengawai lapangan bidang Penerangan Jalan Umum Dinas Perkim Kota Ternate, Novi Dwi Prasetyo, kepada cermat, mengakui bahwa item penerangan di bawah tanggung jawab Perkim.
Namun, kata dia, itu untuk di luar benteng. Seperti area pedestiran, taman film, serta video tron. "Itu dari arahan kadis sebelumnya. Sedangkan di dalam benteng itu pada Disbud," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Asisten Manager Pelayanan Distribusi PT. Perusahaan Listrik Nasional Unit Layanan Pelanggan Cabang Ternate, Syaiful Ali, mengatakan, di area benteng terdapat beberapa pelanggan. Sayangnya, Syaiful tak dapat merinci berapa jumlahnya.
Bahkan Syaiful mengaku tidak tahu, alasan lampu taman di area dalam benteng dipadamkan."Lampu menyala dan tidak kan tergantung yang punya rumah. Jadi saya tidak tahu. Nanti tanya, mereka ambil dari meteran mana," tuturnya.
Selain taman di samping Gedung Sekretariat Disbud Ternate, kondisi yang sama terjadi di sisi gerbang utama benteng.
Di lokasi itu, terdapat Pos Pengamanan Satpol PP yang berdekatan dengan Kantor Unit Pelaksana Teknis Disbud Kota Ternate.
Di lokasi ini pun dibiarkan gelap gulita. Hanya terdapat sedikit cahaya yang menerangi separuh dari taman yang berhadapan dengan Museum Rempah Kota Ternate tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi itu, tak ketinggalan dimanfaatkan oleh pasangan muda-mudi. Pantauan cermat, seorang pria berkaos merah, tampak mengelus lembut kepala pasangan perempuannya.
Keduanya seakan menikmati momen-momen berduaan itu, di balik pagar bunga yang sedikit dijangkau cahaya lampu.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Penegak Perundang-undangan Daerah Satpol PP Pemkot Ternate, Yusuf Iskandar Alam, mengatakan, anggotanya selalu memantau sejak malam hingga pagi hari."Kami bagi sift. Itu setiap hari, " katanya.
Ia mengakui, bahwa dalam setiap patroli, anggotanya kerap memergoki para pasangan muda-mudi yang memanfaatkan kondisi tersebut."Biasa, anak muda. Kalau dilarang ya, begitulah," katanya.
Menurut dia, pada pukul 21.00 WIT, kunjungan di area rampart atau jalan patroli pada dinding benteng dengan ketebalan 90 cm yang tak diterangi cahaya lampu itu, dilarang.
ADVERTISEMENT
"Itu bagi yang berduaan ya. Kalau cuman sendiri tidak (dilarang). Intinya, area yang dianggap rawan terjadi perbuatan mesum selalu dipantau," tambahnya.
Saat ini, jumlah personil yang ditugaskan berpatroli di benteng pada malam hari berjumlah 10 orang. Mereka dibagi berdasarkan sift.
"Biasanya anggota di depan benteng. Karena di dalam nanti pukul 20.00 WIT baru patroli. Memang ada pos Satpol PP di situ. Tapi anggota keliling. Tidak menetap. Masak jaga post, hehe," tuturnya.