Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Limbah Sampah Plastik Tak Diolah, Perairan Ternate Tercemar Klorin
25 Oktober 2022 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hasil sampel air yang diambil di empat lokasi perairan Ternate oleh tim Ekspedisi Sungai Nusantara bekerja sama dengan Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara, menunjukkan perairan Ternate tercemar klorin.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pengambilan sampel air dilakukan di empat lokasi, yaitu:
“Keempat lokasi tercemar Klorin, phospat, dan logam berat Mangan. Karena tidak ada pengolahan limbah cair domestik di Kelurahan kota Ternate menyebabkan perairan di kota Ternate tercemar Phospat, klorin dan logam berat mangan," ungkap Risman Adam, Koordinator Advokasi Samurai Maluku Utara, kepada cermat, Selasa (25/10/2022).
Risman bilang, tim Samurai dan tim ESN menguji kualitas air dengan menggunakan alat portable dan mengukur 10 parameter kualitas air.
Melebihi Baku Mutu
Prigi Arisandi, peneliti ESN menyebutkan, paramater kualitas air yang melebihi baku mutu adalah phospat. Menurut baku mutu PP 22/2021 Kadar phospat tak boleh lebih dari 0,3 ppm namun di keempat lokasi rata-rata 1,6 ppm sedangkan lokasi yang paling tercemar adalah di Soasio, kadar Phospat 3,8 ppm.
Selain itu, kata Prigi, standar kadar klorin tidak boleh lebih dari 0.03 sedangkan pada lokasi penelitian di Ternate ditemukan lokasi tertinggi kadar klorin ada di Ake Ga'ale, Kelurahan Sangaji sebesar 0,21 ppm yang berada di tengah pemukiman. Kadar klorin terendah di Kampung makasar sebesar 0.11 ppm.
ADVERTISEMENT
“Tingginya kadar phospat dan klorin berasal dari limbah cair domestik penduduk Kota Ternate yang tidak diolah. Kadar phospat tinggi berasal dari detergen sedangkan klorin berasal dari pembersih lantai, pemutih, dan cairan pembunuh kuman yang banyak digunakan rumah tangga atau pemukiman," ungkap Prigi Arisandi.
Dampak tingginya kadar klorin dan phospat menurunkan kadar air yang bisa dilihat dari rendahnya kadar oksigen dalam air (DO) hingga 0,1 ppm. "Perairan di Ternate saat ini miskin oksigen, bahkan di Kelurahan Soasio kadarnya hanya 0,1 ppm padahal ikan membutuhkan DO sebesar 2,8 ppm sedangkan baku mutu air kelas 2 mensyaratkan DO dalam air sebesar 4 ppm, rendahnya DO dalam air menyebabkan matinya ikan dan bau yang tidak sedap," ujar Prigi Arisandi
ADVERTISEMENT
Olehnya itu, tim tersebut mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut: