Konten Media Partner

Makanan Kobong, Kuliner Tradisional yang Laris di Ternate

7 Maret 2019 18:38 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbagai menu makanan kobong (kebun) yang disajikan di warung makan Ibu Nisa di Belakang Pasar Higienis, Ternate, Maluku Utara. Foto: Rizal Syam/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Berbagai menu makanan kobong (kebun) yang disajikan di warung makan Ibu Nisa di Belakang Pasar Higienis, Ternate, Maluku Utara. Foto: Rizal Syam/cermat
ADVERTISEMENT
Tepat di belakang pasar higienis Ternate, Maluku Utara, berjejer lima warung makan yang menjajakan makanan kobong (kebun). Satu di antaranya adalah dikelola Ibu Nissa (42). “Ini sebenarnya punya kakak saya. Tapi sudah saya kelola sejak dua tahun kebelakang,” kata Nissa ketika ditemui cermat, beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Rumah makan yang Nissa kelola ini bernama Nursabillah. Saat ditemui cermat, ia tengah sibuk melayani pembeli. Setiap sepeda motor yang melintas di depan tak luput dari ajakannya. “Mari makan papeda,” ajak Nissa setiap ada yang lewat di depan rumah makan.
Sosok kakak yang dimaksud Nissa adalah Yati Nasa (50). Untuk urusan bisnis makanan kobong memang Yati bukanlah nama baru. Rumah Makan yang ia bangun sejak 10 tahun lalu itu kini banyak diminati masyarakat.
Makanan kobong adalah sebuah terminologi yang ditujukkan makanan yang berisi berbagai macam lauk, yang umumnya berasal dari kebun. Kata “kobong” adalah bahasa lokal untuk menyebut “kebun”. Karena jumlah lauknya yang beragam, maka tak heran jika meja makan bakalan penuh oleh masakan kobong ini.
ADVERTISEMENT
Popeda adalah menu wajib yang mesti ada dalam makanan kobong. Selain itu, kasbi (singkong) dan pisang rebus yang nikmat ketika dicocol dengan dabu-dabu kacang (sambal kacang). Adapula dabu-dabu mentah. Jangan lupa juga berbagai sayuran seperti sayur jantung pisang, mentimun, dan terong.
Walau memiliki nama makanan kobong, tak berarti menu dari laut tak mengambil peran. Bahkan boleh dibilang di sinilah letak kenikmatannya. Menikmati papeda tentu tak bakal lengkap tanpa kuah kuning. Selain itu kehadiran ikan bakar di tengah meja juga semakin menambah kelezatan.
Mau semakin sedap? Coba hadirkan juga gohu ikan sebagai menu tambahan.
Gohu Ikan, makanan khas Maluku Utara. Foto: Faris Bobero/cermat
Anda mungkin berpikir kami lupa menyebut nasi sebagai salah-satu menunya. Tidak, untuk urusan makanan kobong ini nasi tak perlu ambil bagian. Asupan karbohidrat sudah berasal dari papeda yang notabene berasal dari sagu ataupun singkong.
ADVERTISEMENT
Dulu, masyarakat Maluku Utara secara umum memiliki kebiasaan menyantap nasi hanya pada hari Jumat. Namun, kebiasaan tersebut kini berubah seiring berjalannya waktu. Bahkan boleh dibilang bertukar posisi. Menyantap makanan kobong sekarang umumnya dilakukan pada hari Jumat dan Minggu.
Hal itu diakui oleh Nissa. Menurut penjelasannya, rumah makan miliknya bakalan ramai ketika hari Jumat ataupun Minggu. “Yang paling sunyi itu hari Senin,” Katanya.
Rumah makan Nursabilah miliknya ini hanya memiliki empat meja untuk pengunjung. Walau begitu, pendapatannya dalam sehari boleh dibilang sangat besar. Nissa bilang, dalam sehari, ia bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah,
“Kalau ramai itu bisa sampai 5 juta, bahkan lebih,” katanya.
Papeda selalu menjadi menu utama dalam setiap sajian makanan kobong di Ternate, Maluku Utara. Foto: Faris Bobero/cermat
Jumlah tersebut menurutnya masih kalah jika dibandingkan dengan rumah makan Ci Yati (kakaknya). Menurutnya, Rumah Makan milik kakaknya itu bisa meraup omzet hingga Rp7juta. Karena merasa angka tersebut cukup fantastis.
ADVERTISEMENT
“Yah namanya orang berdagang, kalau lagi ramai kan lumayan. Tapi ada kalanya sepi juga,”ungkap Yati, perempuan yang hobi mengoleksi perhiasan emas ini. Dalam sehari, Yati bisa menghabiskan dua karung singkong untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
---
Rizal Syam