Massa Aksi Desak Mabes Polri Usut Tuntas Kasus Pembunuhan di Hutan Halmahera

Konten Media Partner
3 November 2022 8:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aksi membentangkan spanduk bertuliskan Gerakan Peduli Duka Maluku Utara di depan Mabes Polri. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi membentangkan spanduk bertuliskan Gerakan Peduli Duka Maluku Utara di depan Mabes Polri. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Massa aksi dari berbagai organisasi pada Rabu, 2 November 2022 mendatangi Mabes Polri. Mereka membawa poster bahkan spanduk ukuran besar bertuliskan menuntut penuntasan kasus pembunuhan di hutan Halmahera Timur (Haltim) dan Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut adalah bentuk respons mereka terkait pembunuhan sadis yang kembali terjadi di Halmahera Timur, Maluku Utara. Korban merupakan seorang petani yakni Talib Muid di Desa Gotowasi, Kecamatan Maba Selatan. Ia ditemukan meninggal dengan tubuh penuh luka bacok. Almarhum diserang Orang Tak Dikenal di kebunnya sekitar pukul 09 atau 10 WIT pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Massa aksi saat di depan Mabes Polri. Foto: Istimewa
Selain itu, mereka juga menyuarakan deretan kasus pembunuhan yang terjadi di dua daerah yakni Haltim dan Halteng. Sebab, kasus pembunuhan sadis itu, menurut massa aksi, peristiwanya selalu sama. Pembantaian di hutan.
Mereka, masa aksi itu, tergabung dari berbagai organisasi seperti PB Formmalut Jabodetabek, Ampera, Formapas Malut Jabodetabek, HIPMI Haltim Jabodetabek, HIPMA Halteng Jabodetabek, dan individu pro aksi kemanusian lainya.
ADVERTISEMENT
Aksi mereka pun mendapat tanggapan audensi dengan Humas Polri, sebagai keterwakilan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
“Dalam audiensi tersebut kami menyampaikan tuntutan meminta kepada Kapolri agar segera menyikapi kasus pembunuhan di Halmahera Timur. Karena kasus pembunuhan dengan pola yang sama ini sudah berulang terjadi dari tahun ke tahun. Sementara pelakunya misterius dan kerap bergentayangan di hutan Halmahera, sehingga kasus pembunuhan semacam ini juga terjadi di Halmahera Tengah dan bernasib sama belum ditemukan pelakunya,” ungkap
“Kami menolak Kapolres tidak serius dalam penanganan kasus-kasus ini. Oleh karena itu pada kesempatan tersebut kami meminta kepada Kapolri untuk segera mencopot Kapolres Halmahera Timur dan mengevaluasi Kapolres Halmahera Tengah” Sudiono Hi Kadir, Koordinator Lapangan, dalam aksi itu, kepada cermat, melalui rilis resmi, Kamis (03/11).
ADVERTISEMENT
Sudiono bilang, kasus ini perlu keterlibatan semua pihak. pemerintah perlu menunaikan janjinya untuk membuat posko keamanan yang sempat didorong tapi tidak pernah terealisasi.
“Kalau kasus ini tidak dituntaskan, maka akan mengarah ke konflik SARA. Negara perlu hadir di Halmahera tidak hanya soal investasi pertambangan, tapi juga keamanan dan keadilan di sana.” Ujarnya.
Sementara Hamdan Halil, salah satu keterwakilan dalam audiensi mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) agar kasus pembunuhan berulang ini dapat diselesaikan sampai ke akar permasalahan. Termasuk mendorong dialog ruang aman masyarakat.
“Untuk Kapolda Maluku Utara yang baru, kami meminta melalui Kapolri agar menginstruksikan Kapolda Malut untuk menjadikan kasus pembunuhan di Haltim dan Halteng ini dijadikan penangan prioritas agar dapat mengembalikan kepercayaan publik sebagaimana semangat Presisi Polri yang kredibel, akuntabel, transparan, dan berkeadilan,” kata Hamdan Halil.
ADVERTISEMENT
Katanya, Agus, mewakili Polri, telah menerima penyampaian kasus ini dan akan menyampaikan kepada pimpinan untuk direspons secepatnya dan akan mengkonfirmasi perkembangannya kepada public dan kepada elemen yang mendorong penuntasan kasus pembunuhan di hutan Halmahera.