Konten Media Partner

Melihat Ladang Padi di Koloncucu Ternate

17 Agustus 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suleman Idris saat memanen padi miliknya. Foto: Rizal Syam/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Suleman Idris saat memanen padi miliknya. Foto: Rizal Syam/cermat
ADVERTISEMENT
Matahari mulai jatuh tatkala kru cermat sampai di lahan yang dikelola Suleman bersama istrinya. Sore itu ia baru saja memanen padi miliknya. Kala itu, Suleman terlihat berjalan, memanen padi tanpa bantuan mesin.
ADVERTISEMENT
Suleman berkisah, Sebelum tahun 2018, Ia, pria paruh baya yang memiliki lahan seluas 30 x 50 meter di kelurahan Toboleu, Ternate Utara, hanya bermimpi memiliki tanaman padi. Namun kini, lahan yang berada di ketinggian itu tampak hijau oleh tanaman bernama latin Oryza Sativa tersebut.
Memisahkan bulir padi ini dilakukan dengan cara manual. Foto: Rizal Syam/cermat
“Saya memang sudah lama ingin menanam padi, tapi masih ragu,” ucap pria berusia 62 tahun ini, Selasa (13/8).
Niat itu menemukan jalannya ketika pada tahun 2018 ia bersama sang istri bertandang ke pulau Jawa. Kebetulan sang istri memang berasal dari sana, tepatnnya di Kediri, Jawa Timur. Selama di sana, Suleman mengaku banyak bersentuhan dengan padi. Sepulang dari Kediri, oleh saudara istrinya, Suleman dihadiahi 5 kg bibit padi.
ADVERTISEMENT
Berbekal 5 kg bibit itulah, Suleman menyulap lahan yang sebelumnya ditanami berbagai sayuran menjadi ladang padi.
Tampak Suleman ditemani isterinya, di bivak mereka, tempat untuk memisahkan bulir padi yang dilakukan dengan cara manual. Foto: Rizal Syam/cermat
Ada yang menarik dari kebun milik Suleman ini. Bibit padi yang ia bawa bervarietas ciherang, sebuah jenis yang diperuntukkan bagi sawah bukannya ladang seperti yang dimiliki Suleman.
“Saya juga heran bisa tumbuh,” kata Suleman. Di Ternate sendiri, hanya ada satu ladang padi, dan itu milik Suleman. Pupuk yang digunakan Suleman adalah NPK, bantuan dari penyuluh.
Di tengah ladang padi milik Suleman, terdapat pohon pala. Foto: Rizal Syam/cermat
Dari jumlah bibit tersebut, kata Suleman, tiga bulan setelah penanaman, ia memanen gabah sebanyak 8 karung berukuran 50 kg.
Zubaidah, penyuluh pertanian yang mendampingi Suleman mengatakan, varietas ciherang memang digunakan untuk sawah dengan irigasi yang baik. Namun Zubaidah tetap berharap kedepannya ada sarana penunjang di ladang milik Suleman ini.
ADVERTISEMENT
“Mungkin besok-besok, dibangun bak air sehingga kalau musim panas kita punya cadangan,” kata Zubaidah.
Ladang padi milik Suleman yang terletak di kelurahan Toboleu, Ternate Utara. Foto: Rizal Syam/cermat
Terkait hama sendiri, lanjut Zubaidah, sampai hari ini, belum ditemukan di ladang milik Suleman.
Ini adalah panen kedua yang dilakukan Suleman, ia sempat berhenti menanam beberapa waktu karena satu dan lain hal. Pada penanaman kedua ini, Suleman menanam sebanyak 10 kg bibit padi.
Ada yang unik dari ladang padi miliknya, tepat di tengah-tengah ladang, berdiri kokoh sebuah pohon pala (Myristica fragnans). Di sekeliling ladang juga terdapat pohon pala dan cengkih.
Suleman berhenti menanam sayuran karena merasa harga yang dihasilkan tak memuaskan. Ia bercerita, dulu ia kerap memikul hasil kebun berupa ketimun untuk dijajakan ke masyarakat Ternate. Seiring usia yang kian menua, tubuh yang mulai melemah, kerja seperti itu tak lagi bisa dilakukan Suleman.
Lahan ini dimiliki oleh keluarga Suleman, yang dikelola olehnya bersama sang istri. Foto: Rizal Syam/cermat
Apa yang dilakukan olehnya ini menarik perhatian pemerintah, khususnya kecamatan Ternate Utara.
ADVERTISEMENT
“Pada panen pertama tahun lalu, saya lihat ini berpotensi, makanya saya sampaikan ke kelurahan, agar pada tahun 2019 bisa dialokasikan anggaran untuk pengadaan mesin gilingnya,” ucap Zulkifli, camat Ternate Utara.
Pada waktu itu, lanjut dia, ketika panen kita tak tahu mau digiling dimana gabahnya. Makanya tahun ini, lewat dana keluharan Toboleu, kita membeli satu unit mesin giling. “Sekarang dalam pengiriman ke sini.”
Dengan adanya mesin giling ini, Zulkifli berharap dapat memotivasi masyarakat di tempat lain untuk menanam padi seperti milik Suleman. Jadi, kata dia, mesin tersebut bisa juga dimanfaatkan untuk mereka juga.
Ia juga mengatakan, saat ini perlu adanya pendampingan oleh dinas pertanian serta Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan Ternate Utara.
ADVERTISEMENT
“Karena ini kan butuh proses belajar, cara tanamnya bagaimana, dari pra produksi maupun pasca produksi. Sehingga hasilnya dari tahun ke tahun bisa meningkat. Jadi torang bisa merasakan beras Koloncucu begitu,” tukas Zulkifli.
---
Reporter: Rizal Syam