Menengok Fuerza Nueva, Benteng Peninggalan Spanyol di Ternate

Konten Media Partner
20 Maret 2022 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi benteng Fuerza Nueva yang tidak terawat. Foto: Fadli/lpmmantra
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi benteng Fuerza Nueva yang tidak terawat. Foto: Fadli/lpmmantra
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, membersihkan kawasan Fuerza Nueva, salah satu benteng peninggalan Spanyol di Ternate, Maluku Utara, Sabtu (19/3).
ADVERTISEMENT
Selain mahasiswa, beberapa dosen juga turut membersihkan lokasi benteng di Kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate tersebut.
Keberadaannya yang tak lazim diketahui khalayak luas membuat benteng ini nampak tidak terawat. Kendati begitu, Fuerza Nueva memiliki aspek sejarah yang sangat penting untuk dipelajari.
Sisa-sisa bebatuan benteng Fuerza Nueva di Kelurahan Kastela yang tampak. Foto: Istimewa
Fuerza Nueva merupakan salah satu cagar budaya peninggalan Spanyol di Kota Ternate. Secara etimologi, nama 'Fuerza Nueva' memiliki arti 'Kekuatan Baru' yang diserap dalam bahasa Spanyol.
Dosen Ilmu Sejarah FIB Unkhair, Dr. Nurahman Irianto, mengungkapkan bahwa benteng tersebut mulai dibangun pada 1606-1607, saat Spanyol menguasai Ternate kala itu. Namun, baru difungsikan pada 1609.
Pada abad ke-17, benteng ini juga difungsikan sebagai tempat pengawasan orang-orang Ternate. Baru pada tahun 1663, ketika Spanyol meninggalkan Ternate dan pindah ke Manila, Filipina, benteng tersebut kemudian tidak difungsikan lagi.
ADVERTISEMENT
Nurahman menyebutkan, dalam buku De Nederlandsche Oudheden In De Molukken (1928), Leonardo de Argensola, mengemukakan bahwa Fuerza Nueva merupakan benteng Spanyol yang didirikan oleh Juan de Esquivel atas perintah Pedro de Acuna.
Mahasiswa dan dosen Program Studi Ilmu Sejarah Unkhair saat membersihkan lokasi benteng. Foto: Fadli/lpmmantra
"Benteng ini, menjadi tempat untuk mengawasi mobilitas orang-orang Ternate di abad XVII. Dari benteng ini pula, dapat dilihat dengan jelas permukiman Foramadiahi yang terletak di seberang lembah sungai sebagai permukiman lama Ternate," tuturnya.
Dengan usianya sekitar 500 tahun, menurut ia, bangunan Fuerza Nueva mulai rapuh dan menyisakan bebatuan yang masih menandai keberadaan benteng tersebut.
"Di atas benteng peninggalan Eropa itu menyimpan banyak sejarah kelam bangsa Spanyol di Maluku Utara," ucap Nurahman.
Untuk memperkenalkan kembali situs cagar budaya benteng ini kepada masyarakat, pembersihan benteng itu pun digelar sebagai wujud kepedulian terhadap tinggalan sejarah.
Mahasiswa dan Dosen Prodi Ilmu Sejarah usai menggelar pembersihan. Foto: Istimewa
"Tujuan kami untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat Ternate bahkan masyarakat dunia tentang keberadaan situs cagar budaya berupa benteng ini," ujar Solehudin Usman, Koordinator, kepada cermat, Minggu (20/3).
ADVERTISEMENT
Ia bilang, pelaksanaan yang digaungkan pihaknya itu akan dilangsungkan selama tiga hari. Kegiatan ini juga masuk dalam rangkaian program Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Unkhair.
"Kami berharap, adanya inisiatif perawatan benteng, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang tak henti ingin mencari tahu sejarah negerinya sendiri," pungasnya.
---
Rian Hidayat Husni