Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berada di Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara, destinasi ini belum banyak diketahui orang. Kendati posisinya berdekatan dengan wisata Jikomalamo, ia seperti tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian.
Siang itu, Sabtu (28/12) cermat berkunjung ke tempat yang diketahui dulu kerap didatangi mendiang Sultan Ternate, Mudaffar Sjah dan permaisurinya, Boki Nita Budhi Susanti.
Saat ini, orang-orang yang pernah mengunjungi terbiasa menyebutnya Telaga Nita. Namun, warga setempat sebagian mengenalnya dengan Telaga Sou. Disebut Telaga Sou karena pemilik tanah ini adalah keluarga Ahmad Sou.
Salah satu keluarga Sou, Budi Amir, yang juga berjualan di lokasi ini, bercerita sebelum dikenal dengan nama Telaga Nita, diketahui bernama Telaga Puki. Dalam bahasa Ternate, puki dapat diartikan dengan tertutup.
ADVERTISEMENT
50 meter dari bibir pantai, memang terdapat sebuah telaga yang tenang. Tertutupi rimbun pepohonan yang lebat. Di tengahnya, berdiri sebuah bangunan seperti istana kecil kesultanan.
Budi bilang, bangunan itu oleh beberapa orang menyebutnya kedaton. Tapi, pengunjung kerap mengenalnya dengan Vila.
“Nama dulu menurut sultan nama itu tara bae (tidak bagus), terus sultan ganti nama, permaisuri,” ujar Budi.
Mendiang sultan, kata Budi, dulu sepulang kunjungan dari Pulau Hiri, sering istirahat di Telaga Sou. Pulau Hiri memang berdiri gagah tepat di depan. Inilah yang membuat destinasi telaga semakin eksotis.
Panjang pantai sekira hanya 70 meter saja. Di depan pantai seperti teluk kecil dan setiap sisinya terdapat tebing bebatuan. Terlihat ombak dari laut lepas yang meriak, menuju tepi dengan tenang. Berenang di sini cukup nyaman. Gradasi laut biru hingga hijau tosca semakin mempercantik lokasi ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di bawah pepohonan, terdapat dua warung dari warga setempat. Meja-meja kecil berderet. Letak kursi sengaja dibuat menghadap ke arah laut dengan lanskap Pulau Hiri serta gunung Jailolo yang tampak samar di belakangnya. Tempat jualan ini diakui Budi dibuka sejak 2016.
Karcis masuk hanya Rp 2.500. Namun, sore tadi setelah kembali dari Telaga Sou, kami sempat diminta membayar biaya parkir sebesar Rp 3.000 per kendaraan roda dua.
Jarak parkiran dengan titik wisata memang cukup jauh, sekitar 300 meter. Setelah memarkir kendaraan, pengunjung harus berjalan kaki, melewati rimba pepohonan yang meneduhkan.
Sebagian pengunjung untuk sampai ke sini sering memilih menyewa speedboat kecil dari tempat wisata Jikomalamo.