Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Mengenal Kuso, Kuskus Mata Biru Ternate yang Jadi Maskot ICCF 2019
22 Juni 2019 19:26 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia Creative Cities Festival (ICCF), yang bakal digelar di Ternate, Maluku Utara, pada 2 September mendatang, menjadikan 'kuso' sebagai maskot.
ADVERTISEMENT
Kuso artinya hewan kuskus mata biru. Biasanya warga Ternate menyebut kuskus mata biru dengan nama kuso.
Hewan omnivora ini merupakan hewan endemik dari Ternate. Hewan tersebut juga sudah mulai sulit ditemui di Ternate. Maka dari itu ICCF mengangkat kuso sebagai maskot dalam acaranya.
Ketua Jaringan Komunitas Ternate (Jarkot), Zandry Aldrin, saat dihubungi cermat, Sabtu (22/6), mengatakan banyak pelaku kreatif yang terlibat pada event ini menjadi kesempatan tepat untuk memperkenalkan hewan tersebut.
"Positioning ICCF sebagai satu event nasional yang melibatkan banyak pelaku kreatif dan komunitas yang memang peduli pada daerahnya sendiri. Akhirnya kami anggap penting untuk ikut mengkampanyekan kuso sebagai satu hewan endemik Maluku Utara yang dilindungi," ujar Zandry.
ADVERTISEMENT
Zandry menyebut melalui event kreatif terbesar di Indonesia itu, para pelaku kreatif maupun komunitas dapat terlibat dalam mengkampanyekan kuso yang kian hari semakin terancam.
Hewan bernama latin Phalanger sp itu memang sudah jarang ditemui di Ternate. Selain banyak yang berburu hewan ini, juga pengalihan fungsi kebun dan hutan menjadi pemukiman, merupakan bagian dari faktor penyebab kuso semakin sulit dijumpai.
Zandry menambahkan ICCF kali ini memang tidak hanya menampilkan sejumlah budaya Maluku Utara, melainkan mengenalkan hewan tersebut kepada para peserta yang datang di Ternate.
"Kalau hewan endemik hanya kuso yang dikampanyekan, karena memang selama ini yang kurang dilirik. Jadi selain budaya-budaya khas Maluku Utara yang mau diekspos, ada juga hewan endemik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
---
Rajif Duchlun