Konten Media Partner

Mengenal Tumbuhan Sambiloto, Obat Tradisional Orang Maluku Utara

16 Oktober 2022 5:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah sambilito yang belum mekar. Foto: Sarfan Tidore/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Buah sambilito yang belum mekar. Foto: Sarfan Tidore/cermat
ADVERTISEMENT
Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di tempat terbuka di antaranya tanah kosong lembab, pekarangan dan di kebun. Merupakan jenis tumbuhan khas daerah tropis yang mengandung manfaat baik untuk kesehatan.
ADVERTISEMENT
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 MDPL (Meter di atas permukaan laut). Batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat dengan nodus membesar. Daun tunggal, tangkai pendek, letak berhadap silang, bentuk lanset, pangkal dan ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua dan bagian bawahnya hijau muda.
Bunga bibir sambiloto berbentuk tabung, kecil warna putih-ungu dan buahnya berbentuk kapsul. Pangkal dan ujungnya tajam. Bila masak, buahnya akan pecah membujur empat keping biji warna coklat muda.
Sambiloto diduga berasal dari Asia tropika. Di Indonesia, sambiloto penyebarannya dapat ditemui di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara.
Bunga tanaman Sambiloto. Foto: Sarfan Tidore/cermat
Orang Maluku Utara menyebutnya daun pel (obat). Dari segi penyebutan, tumbuhan ini memiliki efek positif mengobati penyakit. La Ata, dokter kampung atau seorang tukang obat tradisional di Halmahera Selatan, Maluku Utara mengatakan, sambiloto (Andrographis paniculata) dapat mengobati beberapa jenis penyakit di antaranya kanker, flu, ginjal dan demam, saat ditemui 18 Januari lalu.
ADVERTISEMENT
“Bila terkena kanker, flu, dan demam ambil daun segarnya sebanyak satu genggaman atau 10 sampai 15 gram, digiling halus. Kemudian diseduh dengan air panas satu gelas selama satu jam. Ampasnya dibuang dan diambil sarinya,” ujar La Ata, awal tahun 2022.
La Ata bilang, untuk penyakit ginjal, perlu dicampur lagi dua jenis tumbuhan yakni daun tomat hutan dan salah satu batang tumbuhan yang disebut namanya tali gurita. Tali gurita dipotong ukuran 5 sampai 8 inci, sedangkan sambiloto dan daun tomat hutan disobek-sobek lalu direbus menggunakan air dua gelas hingga sisa satu gelas.
Obat herbal ini, kata La Ata, diminum tiga kali sehari yakni pagi, siang, dan sore hari sebelum makan. “Guna minum obat sebelum makan cepat mengobati penyakit. Sebab perut yang kosong, cairan obat dengan mudah menyerang sel-sel penyakit dan bakteri,” katanya.
Tanaman Sambiloto (Adrographis paniculata) Foto: Sarfan Tidore/cermat
Beberapa penelitian tentang sambiloto sebagai antibakteri pernah dilakukan. Pada laman ejournal litbang.kemenkes.go.id, Penelitian Retnowati dkk, menyebutkan bahwa infus daun sambiloto dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (S. aereus).
ADVERTISEMENT
S. aereus biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas (hidung) dan kulit. Infeksi serius bakteri ini terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon. Diantaranya infeksi kulit berbentuk lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah, infeksi tulang, infeksi ruang-ruang dalam jantung dan katup-katupnya, tulis Retnowati.
Hasil penelitian Sawiti dkk, menyebut, perasan daun sambiloto secara signifikan mampu menghambat pertumbuhan bakteri escherichia coli. Bakteri ini biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan akibat kontaminasi makanan.
Artikel Nanotech Herbal di laman biofarmaka.ipb.ac.id, bertajuk Manfaat dan Khasiat Daun Sambiloto Untuk Kesehatan mengatakan, Sambiloto mengandung senyawa andrographolide. Senyawa ini terasa pahit, tetapi memiliki sifat melindungi hati.
Penelitian itu membuktikan bahwa senyawa ini mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Juga berperan besar dalam menurunkan enzim CDK4 sehingga menekan sel kanker.
ADVERTISEMENT
Jenis penyakit yang dapat disembuhkan menggunakan bahan sambiloto adalah penyakit hepatitis, disentri basiler, infeksi saluran empedu, diare, influenza, radang amandel, radang paru, radang saluran pernapasan, radang ginjal akut, radang usus buntu, demam, malaria, sakit gigi, kencing manis, sesak napas, kanker, dan tumor paru.
Harun, salah satu dokter kampung di Bacan, Halmahera Selatan menyebutkan, daun pel (sambiloto) dapat menyembuhkan penyakit malaria.
“Gejala seseorang kena malaria kerap dingin, menggigil pada siang dan sore hari. Jika merasakan gejalanya, ambil daun sambiloto sebanyak satu genggaman, digiling hingga halus dan diseduh dengan segelas air panas selama 30 menit,” katanya.
Kata Harun, pengetahuan mengobati malaria menggunakan daun sambiloto dipelajari dari orang tuanya. Sementara, ayahnya juga mendapat pengetahuan pengobatan ini dari kakek Harun. “Bahkan, ayah saya mengajarkan metode pengobatan ini ke pada enam orang muridnya,” ungkap Harun.
ADVERTISEMENT
Dosen Biologi Universitas Khairun Ternate, Dr. M Nasir Tamalene menjelaskan, sambiloto bagi orang Maluku Utara disebut obat pahit atau daun pel. Khasiatnya mengobati malaria dan penyakit lainnya.
“Beberapa etnis di Maluku Utara manfaatkan sambiloto selain malaria, pegal otot dan rasa capek. Di antaranya etnis Makeang, Sula, Tobelo, Galela, Bacan, Loloda, Ternate, Sahu dan Gamkonora,” kata M. Nasir, Minggu, 26 Juni 2022.
Dosen program studi pasca sarjana Biologi ini bilang, banyak hasil riset terbukti bahwa tanaman herbal ini mengandung senyawa andrografolid sebagai imunomodulator. Senyawa ini dapat meningkatkan sistem imun fisiologis manusia.
“Selain itu, sambiloto juga mengandung antioksidan di antaranya saponin, terpenoid, tanin dan flavonoid. Sebagai anti radang, antibakteri, dan antivirus.”
ADVERTISEMENT
Dia bilang, dari segi ekonomi dapat dikembangkan menjadi obat herbal standar untuk dipasarkan. “Dan masyarakat lokal pun akan memperoleh pendapatan hasil budi-daya sambiloto. Sebab terbukti khasiatnya secara tradisional dan pengujian riset laboratorium,” tambahnya.
---
Reporter: Sarfan Tidore
Editor: Faris Bobero