Konten Media Partner

Mengenalkan Kuliner Maluku Utara dalam Jamuan Negeri Rempah

9 Oktober 2019 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pengurus Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS) saat menyajikan kuliner khas Maluku Utara di cengkeh afo. Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pengurus Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS) saat menyajikan kuliner khas Maluku Utara di cengkeh afo. Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Sebagai wilayah yang kaya akan rempah-rempah, tentu hal itu akan memengaruhi khasanah kuliner Maluku Utara. Kamis besok, (10/10), pada rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional, di Istora Senayan, masakan Maluku Utara bakal dihidangkan dalam Jamuan Negeri Rempah.
ADVERTISEMENT
"Kali ini Indonesia ingin mengangkat (soal) rempah-rempah. Nah kiblat untuk Indonesia yang berhubungan dengan rempah-rempah tentu saja Indonesia Timur," kata Kris Syamsudin, Founder Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS).
Kuliner khas Maluku Utara disajikan pada tamu dari berbagai daearh dan negara. Foto: Dokumen CAGS
CAGS sendiri adalah komunitas yang beranggotakan warga Tongole, Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara, tempat di mana terdapat pohon cengkeh tertua di dunia, yakni cengkeh afo. Komunitas ini juga aktif dalam menjaga dan mengenalkan kuliner khas Maluku Utara.
CAGS juga ambil bagian dalam gelaran Ubud Food Festival 2019. Dari sanalah, kata Kris, kemudian Ketua Yayasan Rempah mendengar kehadiran CAGS, dan mengajak mereka turut andil.
Kris Syamsudin (kaos putih), Founder Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS) saat memperkenalkan kuliner khas maluku Utara. Foto: Doc CAGS
"Mereka menilai ini sangat cocok dengan apa yang mau ditampilkan di Pekan Kebudayaan Nasional. Akhirnya kami yang dipilih," kata Kris.
ADVERTISEMENT
Kris bilang, konsep dari acara ini adalah makan sepinggan, atau sepiring makanan yang menjadi representatif dari hidangan Nusantara.
Salah satu ibu, pengurus CAGS, memasak berbagai macam makanan di dalam bambu. Foto: Doc CAGS
Setidaknya, ada 17 menu yang akan ditampilkan oleh CAGS. Separuh di antaranya merupakan makanan yang dimasukkan ke dalam bambu dan kemudian dibakar. Salah satu menu yang dihidangkan adalah ayam rempah.
"Yang masak adalah Ibu-ibu (dari) Cengkeh Afo," ungkap Kris.
Nantinya, lanjut Kris, para peserta tidak hanya mencicipi masakan tersebut, tapi juga diadakan talkshow yang khusus membahas ihwal makanan Indonesia dan bagaimana rempah-rempah telah mengubah perilaku. Talkshow itu menghadirkan para ahli sejarah serta Akademi Kuliner Indonesia.
Berbagai jenis rempah-rempah untuk masakan khas Maluku Utara. Foto: Doc CAGS.
"Sebab budaya dan perilaku itu bisa dinilai dari apa yang kita makan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Kris, ini adalah kesempatan untuk mempromosikan menu rempah-rempah Maluku Utara yang berjumlah banyak. Selanjutnya, ini seperti menjadi rangkaian acara memeringati perjalanan Magellan–Elcano ke Tidore dalam mencari rempah-rempah 500 tahun silam.
"Kami ingin seluruh dunia kembali melirik bahwa rempah-rempah itu menjadi komoditi penting. Dan Maluku Utara bisa dipromosikan sebagai lumbung rempah-rempah dunia," pungkasnya.
---
Rizal Syam