Konten Media Partner

Mengenalkan Wisata Minat Khusus di Halmahera Tengah

11 Agustus 2020 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dispbudpar Halmahera Tengah, Husain Ali saat berbagi pengetahuan tentang Gua Bokimaruru, kepada peserta pelatihan. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dispbudpar Halmahera Tengah, Husain Ali saat berbagi pengetahuan tentang Gua Bokimaruru, kepada peserta pelatihan. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat ini tengah gencar-gencarnya mempromosikan destinasi wisata di daerahnya.
ADVERTISEMENT
Untuk membuat wisatawan nyaman, tentunya kualitas pariwisata harus lebih baik. Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dispbudpar) Halmahera Tengah mengadakan pelatihan pemandu wisata geopark selama tiga hari.
Kepala Dispbudpar Halmahera Tengah, Husain Ali saat membuka pelatihan pemandu wisata geopark tahun 2020. Foto: Istimewa
Kepala Dispbudpar Halmahera Tengah, Husain Ali berharap, pelatihan tersebut dapat menghasilkan pemadu wisata yang profesional khususnya wisata minat khusus di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Senin (10/8).
Husain pun melibatkan orang muda dari berbagai komunitas dan pegiat wisata dalam kegiatan tersebut. Peserta yang hadir dalam pelatihan itu sebanyak 40 orang.
"Hentikan diskusi dan perdebatan yang tak berfaedah. Apa lagi sampai menimbulkan polemik dan perbuatan yang merugikan banyak orang. Sudah saatnya komunitas yang berada di Halteng untuk bersatu dan berkolaborasi bersama pemerintah untuk membangun Halteng lebih maju kedepa," ujar Husain.
Pemateri saat berbagi pada pelatihan. Foto: Istimewa
Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata T. Heri Wibowo hadir sebagai pemateri di hari kedua Pelatihan Pemandu Wisata Geopark. Heri pun berbagi pengalaman tentang pengelolaan Wisata Taman Nasional Aketajawe Lolobata.
ADVERTISEMENT
"Peluangnya sebagai Geopark" adalah judul materi yang disampaikan Heri pada pelatihan tersebut. Dalam materinya, Heri menyampaikan potensi Keaneragaman hayati, potensi ekowisata dan budaya kehidupan suku Tobelo dalam yang berada di dalam kawasan TNAL.
Suasana pelatihan. Foto: Istimewa
"Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah Halteng, untuk mendorong serta mewujudkan Gua Bokimaruru menjadi Geopark," kata lelaki yang pernah bertugas di Papua ini.
Heri bilang, tidak menutup kemungkinan TN Aketajawe Lolobata khususnya kelompok hutan Aketajawe yang berada di Halteng juga akan ikut diusulkan menjadi Taman Bumi (Geopark). Mengingat, kawasan tersebut juga memiliki potensi Geodeversity seperti bentangan alam Karst, Sungai bawah tanah, kehidupan masyarakat suku Tobelo Dalam dan masih banyak potensi wisata lainnya yang layak untuk dusulkan sebagai Geopark. Kata Heri.
Peserta pelatihan saat praktik lapangan. Foto: Istimewa
Selain kepala Balai, hadir juga Jumrin Said, selaku Kepala Seksi Pengelolaan TN. Aketajawe Lolobata wilayah I Weda yang juga ikut memberikan materi tentang Interpretasi Wisata Alam di TN. Aketajawe Lolobata.
ADVERTISEMENT
Ada juga materi khusus tentang Pemandu wisata minat khusus (Geopark) yang dibawakan oleh M. Sofyan Ansar, ketua umum Generasi Pesona Indonesia Maluku Utara (Genpi Malut). Materi yang disampaikan Opan adalah dasar-dasar tentang pemanduan. Mulai dari peran dan tanggung jawab sampai dengan kode etik seorang pemandu wisata serta teknik interpretasi saat tour edukasi di destinasi geowisata.
"Dalam menjalankan tugas, seorang Pemandu wisata harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik. Seorang Pemandu wisata, harus mampu menjelaskan dan memberikan informasi yang lengkap tentang objek wisata yang sedang dikunjungi oleh wisatawan dan juga melindungi serta memberi jaminan keselamatan dan kenyamanan pada wisatawan," jelas Opan, dalam materinaya.
Ketua Pengda Ikatan Ahli Geologi Indonesia Maluku Utara. Deddy Arief, hadir sebagai pemateri dalam pelatihan Pemandu wisata geopark. "Potensi Wisata Karst Bokimaruru menuju Geopark" adalah materi terahir yang dinanti-nantikan oleh para peserta pelatihan. Isi dari materi ini merupakan penjelasan teknis dan ilmiah tentang potensi Geowisata yang berada di gua Bokimaruru.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasannya, Deddy menjelaskan tentang proses terbentunknya batuan karst di Bokimaruru sampai dengan sebaran batuan karst di Kabupaten Halmahera Tengah. "Selain di Bokimaruru, sebaran batuan karst terbesar di Kabupaten Halmahera Tengah juga terdapat di wilayah Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan gua terbanyak di Maluku Utara adalah di TNAL," ungkap Deddy.
Deddy bilang, pemandu Geowisata, wajib mengetahui tentang ilmu geologi dan bisa menjelaskan secara utuh kepada wisatan tentang jenis batuan, struktur dan proses terjadinya bentangan alam karst dan unsur-unsur pembentuknya serta manfaatnya kepada masyarakat sekitar.
Pada hari terakhir pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan praktek lapangan. Oleh panitia, Semua peserta diajak mengunjungi beberapa Geosite yang berada di Halteng.
ADVERTISEMENT
Dalam praktek lapangan, peserta dibagi mejadi 4 kelompok yang ditugaskan menjadi pemandu geowisata dan bisa menjelaskan semua informasi yang berada disetiap titik Geosite yang akan dikunjungi sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh para pemateri.
Geosite Gua Bokimoruru yang terletak di Desa Sagea, menjadi titik terahir kunjungan. Di Gua Bokimaruru, semua peserta terlihat santai dan sangat menikmati keindahan alam yang sangat memanjakan mata itu. Banyak hal bisa dilakukan di destinasi ini. Mulai dari, mandi di air sungai yang begitu jernih, bermain tubing, berkano, susur gua, dan berkemah.
Selain peserta pelatihan, terdapat juga wisatawan lain yang sedang berwisata di Geosite ini. Nampak ramai dengan berbagai aktifitas di destinasi yang saat sedang diusulkan menjadi satu-satunya Taman Bumi (Geopark) di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
"Bokimaruru akan menghipnotis kalian yang berkunjung ke sini. Semua beban yang ada dipikiran pasti hilang seketika setelah melihat keindahan bentangan alam yang," Kata salah satu pengunjung yang berasal dari Ternate.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan dideklarasikan Himpunan Paramuwisata Indonesia (HPI) Halteng oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Tengah dan disaksikan oleh Ketua umum Pengurus Daerah HPI Provinsi Maluku Utara, Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata beserta panitia pelaksana. (JAK)