Konten Media Partner

Menilik Pemanfaatan Air Hujan di Ternate

24 Desember 2019 20:43 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Instalasi Pemanfaatan Air Hujan yang berada di rumah Maryam. Foto: Rizal Syam/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi Pemanfaatan Air Hujan yang berada di rumah Maryam. Foto: Rizal Syam/cermat
ADVERTISEMENT
Maryam Faudu, warga lingkungan Totalo, Kelurahan Dufa-dufa, Ternate Utara, kini tak perlu khawatir dengan ketersediaan air bersih di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Karena belum lama ini, di sebelah kanan rumahnya, telah dipasang Instalasi Pemanfaatan Air Hujan (IPAH).
Saat cermat menyambangi rumahnya, Selasa (24/12), Maryam tengah mengurus kebunnya. Letak rumahnya cukup sulit ditemui. Sekelilingnya masih dipenuhi kebun pala, cengkih, dan kelapa.
Jalan menuju rumahnya pun belum diaspal. Maryam hanya memiliki satu tetangga yang berada tepat di rumahnya.
"Kami pindah ke sini sudah hampir satu tahun. Sebelumnya torang (kami) tinggal di dekat jalan besar," ucap perempuan paruh baya itu, yang tak lagi tahu berapa usianya.
Semenjak itulah Maryam tak bisa mengakses air bersih. Karena lingkungan tempat tinggalnya belum dialiri jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Selama hampir setahun itu, Maryam hanya bergantung pada air hujan untuk memenuhi kebutuhannya. Ia mengaku tak begitu mempersoalkan dari mana sumber air tersebut. Yang menjadi soal adalah, di mana air hujan itu ditampung dan bagaimana kebersihannya.
ADVERTISEMENT
Ada 11 drum yang tersebar di samping rumahnya. Drum-drum itu yang digunakan oleh Maryam untuk menampung air hujan. Masalahnya, kebersihan drum tersebut tak terjamin baik.
Drum-drum bekas aspal yang digunakan Maryam untuk menampung air hujan. Foto: Rizal Syam/cermat
Hal itu dapat dilihat dari tampilan drum yang penuh karat. Apalagi itu adalah drum bekas penampung aspal. Maryam membelinya pada pekerja proyek jalan.
"Sebelumnya minum air dari drum, biar berkarat tapi torang so (sudah) nekad. Mau bagaimana lagi," katanya.
Senin, (23/12) pihak Kecamatan Ternate Utara mendatangi rumah Maryam. Rumahnya menjadi satu dari 130 lebih yang telah dipasangi instalasi pemanfaatan air hujan.
Memanen air hujan merupakan program prioritas dari Kecamatan Ternate Utara. Zulkifli, camat Ternate Utara, sudah memulai program yang diberi nama Gerakan Menabung dan Memanen Air Hujan Kecamatan Ternate Utara (Gemma-Camtara) ini, sejak tahun 2017. Konsep ini berangkat dari bagaimana memanfaatkan sebaik-baiknya curah hujan di Indonesia.
Pihak kecamatan juga membangun sumur resapan yang berada di dekat penampungan air hujan. Foto: Rizal Syam/cermat
Pakar Hidrologi Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada, Dr.-Ing. Agus Maryono, yang juga penggagas dalam kongres Memanen Air Hujan II di Jogjakarta, mengatakan, gerakan memanen air hujan tidak hanya bisa mengurangi banjir di kawasan hulu, tetapi juga mengurangi kekeringan di kawasan hulu dan tengah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Agus bilang, dari sejumlah penelitian yang dilakukannya, diketahui rata-rata tingkat derajat keasaman (pH) air hujan mencapai 7,2 hingga 7,4.
"Yang jadi masalah adalah belum adanya pengelolaan air hujan yang memadai, sehingga curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan saat kemarau," ujar Agus dikutip dari laman resmi UGM.
Secara terpisah, Zulkifli mengatakan, pemberian hibah instalasi memanen air hujan untuk saat ini hanya diberikan kepada warga yang kurang mampu.
Drum-drum bekas aspal yang digunakan Maryam untuk menampung air hujan. Foto: Rizal Syam/cerm
Bagi Maryam, kehadiran IPAH ini sangat membantunya dalam keseharian. Saat ini, kata Maryam, penampung air hujan yang berkapasitas 1200 liter itu sudah penuh dengan air hujan, dan telah dialirkan ke dapurnya.
Menurutnya, rasa air hujan dari IPAH tak ada bedanya dengan air yang berasal dari PDAM. Pun jika dibandingkan dengan air yang ditampung pada drum, air dari IPAH ini disebut jauh lebih bersih. "Jadi ini kayak minum air PAM (PDAM) saja ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, lanjut Maryam, air yang ditampung pada IPAH ia gunakan untuk keperluan minum dan memasak. Sementara untuk keperluan mandi dan kakus, Maryam masih menggunakan air dari drum bekas tersebut.
"Saya rasa senang. Sekarang so (sudah) bisa tidur nyenyak sudah. So tidak berpikir soal air," pungkasnya.