Menuntut Hak, Warga 4 Desa Datangi Lokasi Tambang Nikel PT IWIP di Halmahera

Konten Media Partner
2 Juli 2020 22:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga empat desa Kecamatan Wasile Selatan, menduduki akses jalan tambang nikel PT IWIP. Foto: Sahril/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Warga empat desa Kecamatan Wasile Selatan, menduduki akses jalan tambang nikel PT IWIP. Foto: Sahril/cermat
ADVERTISEMENT
Ratusan warga dari 4 Desa di kecamatan Wasile Selatan, Halmahera Timur, Maluku Utara mendatangi tambang nikel di Kao Rahai. Keempat warga desa itu yakni Desa Nusa Jaya, Desa Ekor, Ekorino, dan Desa Inojaya.
ADVERTISEMENT
Pantauan cermat, pada siang, Kamis (02/7) sekira 450 warga itu, yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu Lingkar Tambang Kecamatan Wasile Selatan, Halmahera Timur, berjalan kaki sekira 74 km, melewati perbukitan, membawa bendera Merah Putih dan spanduk protes yang ditujukan pada PT Weda Bay Nickel (PT WBN) dan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT IWIP).
Warga empat desa saat melakukan aksi dan menutup akses jalan tambang nikel. Foto: Sahril/cermat
Mereka mulai berjalan kaki sejak Selasa pagi (1/7) dan bermalam, membuat tenda seadanya di dusun Topubuleleng, Halmahera Timur (Haltim). Pada Kamis (3/7) pagi baru tiba di Kao Rahai.
Warga empat desa berniat menemui pihak manajemen PT WBN dan PT IWIP dan menyampaikan tuntutan mereka. Pada Kamis sore (2/7), warga 4 desa baru bisa melakukan pertemuan dengan pihak perusahan. Dalam pertemuan itu, belum ada titik temu.
Pihak keamanan saat mengawal warga yang melakukan aksi di lokasi tambang nikel. Foto: Sahril/cermat
Hingga malam ini, warga masih menduduki lokasi tambang, tepatnya di jalan menuju lokasi pengambil bijih nikel milik PT IWIP. mereka pun mendirikan tenda dan tidur di tengah jalan itu.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat kecewa mau bertemu dengan manejemen (PT IWIP) tapi manejemen tidak mau menemui dan hanya diwakili,”ungkap Kotdinator Lapangan, Ruslan Hi Idris, malam ini.
Ruslan bilang, dari lahan sekira 200 hektar milik masyarakat, dikapling untuk dijadikan lokasi tambang, baru dibayar pihak perusahan sekira 80 hektar.
Warga empat desa saat menduduki jalan aktivitas tambang nikel. Foto: Sahril
"Sisa 120 hektar dibayar kemana? kami minta trasparan tentang pembayaran lahan apalagi lahan tersebut milik masyarakat Wasile Selatan, Haltim bukan masyarakat Halteng (Halmahera Tengah)," kata Ruslan.
“kami sudah jauh datang dari kampung dan melakukan perjalanan selama dua hari, kalau perusahaan mengangap enteng. Kami boikot aktivitas sampai tuntutan kami direalisasi,” tutup Ruslan .
Perwakilan warga empat desa saat melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan. Foto: Sahril/cermat
Amatan cermat, dilokasi kilo meter 30 di jalan Akeman Karohae, massa mendirikan tenda di tengah jalan, sehingga aktivitas pengambilan dan mengangkutan or atau biji nikel terhenti. Aparat dari polres Halmahera Tengah, ,Brimob Polda Maluku Utara, anggota TNI dari Koramil Weda, Satgas, Kodim persiapan serta sekuriti perusahan masih melakukan pengamanan dan situasi masih aman terkendali.
Sasana malam ini, warga yang masih bertahan di lokasi aksi. Foto: Sahril/cermat
Sementara itu, Humas PT IWIP, Agnes Megawati ketika dihubungi cermat mengaku, pihaknya belum menerima tuntutan warga secara tertulis. Namun, Agnes mengaku akan tetap mendengar aspirasi warga.
ADVERTISEMENT
"Kita tunggu saja bagaiamana nanti aspirasi warga dan kami akan usahakan penyelesainnya yang sebaik-baiknya, baik untuk warga maupun perusahaan," kata Agnes.
"Saat ini tanggapan kami seperti ini ya, kami dengarkan dulu dan akan upayakan solusinya," tambah Agnes. (ril)