Konten Media Partner

Pemkot Ternate Didesak Bangun Gedung Kesenian

23 Desember 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengisi teater Den Kisot di Ternate. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Pengisi teater Den Kisot di Ternate. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Wacana pembangunan gedung Kesenian di Kota Ternate mengemuka usai pentas Wayang Golek “Den Kisot” di Benteng Oranje, Sabtu malam (21/12). Permintaan ini sebelumnya sudah disuarakan para seniman di Ternate.
ADVERTISEMENT
“Perlu sekali. Salah satu tugas pers untuk mengimbau betapa pentingnya itu (Gedung Kesenian),” ucap Nukila Amal, sastrawan asal Maluku Utara yang karyanya berjudul Cala Ibi sudah diterjemahkan di berbagai bahasa. Dalam pentas malam itu, Nukila bertindak sebagai penyelaras naskah.
Menurut dia, ketersediaan gedung kesenian bakal memudahkan para seniman untuk memamerkan karya. Misalnya Fadriah Syuaib, lanjut Nukila, pelukis asal Maluku Utara itu kebingungan memperkenalkan karya-karyanya. Fadriah Syuaib memang menjadi salah satu seniman yang beberapa kali mengeluhkan ketiadaan gedung kesenian di Ternate.
Dulu Ternate, kata Nukila, sebenarnya memiliki gedung kesenian. Namun, ia tampak susah mengingat letak gedung tersebut. Ia mengaku, di gedung itu dulunya berbagai pentas seni dilakukan.
Kendati begitu, anak dari penulis kondang Maluku Utara, Adnan Amal itu mengapresiasi keberadaan ruang publik di dalam Benteng Oranje yang berguna bagi komunitas.
ADVERTISEMENT
“Kalau ini (Benteng Oranje) sudah sangat bagus. Ini lebih bagus dari cagar budaya di Bandung. Yang pusat komunitas. (Tapi) lebih bagus mungkin bikin sebuah spot yang ada tribunnya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Asghar Saleh, sosok yang aktif dalam kegiatan literasi ini juga berharap pemerintah Kota Ternate segera membuat gedung kesenian. Bahkan menurutnya, hal itu merupakan kebutuhan.
“Dari dulu sebenarnya itu adalah kebutuhan kota. Kalau torang (kita) lihat dari dulu, kota ini berkesenian sebenarnya. Saya kira, dari kebijakan, pemerintah sudah saatnya bikin tempat untuk kesenian,” katanya.
Asghar bilang, belakangan ini, jika dicermati, peradaban di Ternate kering dari karya-karya sastra semacam pentas teater. Dengan seni, lanjut Asghar, membuat kita menjadi manusia seutuhnya.
ADVERTISEMENT
“Kota harus memberi ruang yang besar untuk orang berseni. Karena jika itu tidak dilakukan, yang terjadi adalah konflik,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Arifin Umasangaji saat ditemui cermat di lokasi yang sama mengatakan pemerintah belum ada rencana membangun gedung kesenian. Alasannya, saat ini pihaknya masih menaruh perhatian pada pembenahan Benteng Oranje, benteng yang pernah menjadi markas VOC sebelum pindah Batavia.
“Torang sementara pembenahan di Benteng Oranje. Dulu pernah bikin gedung kesenian. Tapi abis itu tersendat, tidak jalan,” ucapnya.
Menurut Arifin, ada beberapa bangunan yang baru dibenahi di Benteng Oranje. Nantinya, bangunan tersebut dapat dimanfaatkan oleh komunitas seni.
Secara pribadi, Arifin mengatakan, kedepannya gedung kesenian harus di bangun di Ternate. Sebab kata dia, seniman-seniman di Ternate punya potensi istimewa.
ADVERTISEMENT
“Tahun 2020 ini belum ada untuk pembangunan gedung kesenian. Tapi kedepannya, di pemerintahan selanjutnya, mungkin harus. Karena apapun juga, torang lihat seniman di sini potensinya luar biasa,” pungkasnya.