Pengalaman Menjelajahi Pulau Kecil di Halmahera Selatan

Konten Media Partner
22 Juni 2022 11:59 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dermaga desa Tabamasa, lautnya tampak bersih dan jernih. Foto: Sarfan TIdore/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Dermaga desa Tabamasa, lautnya tampak bersih dan jernih. Foto: Sarfan TIdore/cermat
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pagi itu pancaran fajar menjadi semangat baru dan suasana hati pun terang membaik. Berharap tepat waktunya bersua dengan tujuan petualangan sesuai jadwal keberangkatan.
Saat itu, tepatnya di pelabuhan Bastiong, Kota Ternate, Maluku Utara, saya memulai tualangan ke desa Lome-Lemo, Gane Barat, di Kabupaten Halmahera Selatan menumpangi KM. Cahaya Arafa. Kapal ini dijadwalkan bertolak dari pelabuhan Bastiong ke Gane pukul 08.00 WIT pada 6 Juni 2022.
Nahasnya, jadwal keberangkatan tertunda. Penumpang berkeluh. Begitu dengan suasana hati saya.
Salah satu ABK pun menginformasikan bahwa mesin kapal lagi gangguan teknis hingga mekanik sedang memperbaiki.
Mendengar itu, salah satu penumpang pun mencoba mencairkan suasana. “Kitorang (kita semua) tunggu dan sabar saja,” ujarnya, sambil mengepulkan asap tembakaunya.
ADVERTISEMENT
Hingga pukul 17.12 WIT, kapal baru melepas tali dari pelabuhan Bastiong. Kapal kayu dua lantai ini melaju membelah laut menuju pulau Halmahera bagian selatan.
Dahaga akan keberangkatan akhirnya lepas dan perasaan bosan ditelan senja sore itu. Senyum bahagia melebar pada setiap penumpang yang duduk di depan kapal, sembari menikmati senja.
Namun, tampaknya laut Ternate tak sebahagia para penumpang yang ada. Di tengah mobilitas masyarakat dan teduhnya lautan, sampah plastik berserakan mengikuti pergerakan arus menutupi permukaan laut.
Perairan Ternate yang dipenuhi sampah. Foto: Anto/NMG
Kota ini juga mengalami sesak akibat padatnya penduduk dan harga yang harus dibayar adalah laut menjadi korban.
“Kota kecil ini digemari, disukai oleh komunitas dunia karena keindahan dan nilai sejarahnya. Tapi juga membawa duka untuk komunitas biotis di lautan”.
ADVERTISEMENT
David W. Wells, dalam bukunya, Bumi Yang Tak Dapat Dihuni, memperlihatkan, sepotong sampah plastik di laut menghadirkan sejuta racun. Yang disebut sebagai polusi plastik. Secuil fakta ini menambah deretan kandasnya tata kelola lingkungan laut.
Bumi telah ditelan malam. Ranjang adalah tempat terbaik merebahkan tubuh. Bau tak sedap menyeruak di setiap ruang kapal. Sampah organik maupun non organik berjejeran di sela-sela kapal. Tak ada tempat sampah.
Suasana mandi di laut di waktu senja, 17 Juni 2022. Foto: Sarfan Tidore/cermat
Kapal pun memasuki perairan Halmahera Selatan. Bersandar dermaga semi permanen di beberapa desa seperti desa Samo, Moloku, Tokaka, Dolik, Bosu, Saketa, Tabamasa, Papaceda dan di Lemo-Lemo pada 17 Juni pukul 15.26 WIT.
Sayangnya saya tak sempat memotret suasana di beberapa desa akibat tertidur pulas dan tak dapat menghitung jarak tempuhnya.
ADVERTISEMENT
Istilah yang digunakan orang pada umumnya, desa-desa ini adalah desa tertinggal, terisolasi. Bangunan rumah dan fasilitas desa mengalami jarak cukup tajam dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Nilai gotong-rotong, kerja sama, adat-istiadat sangat dijunjung oleh masyarakat.
Desa Papaceda misalnya, kala tali kapal diikat di dermaga penduduk desa ramai-ramai membantu bongkar muatan. Di pesisir pantai penduduk terlihat gotong-royong mengupas buah kelapa dan belah pala. Anak-anak tampak riang, gembira, tertawa, bermain sembari mandi laut penuh bahagia tanpa beban.
Warga Papaceda gotong royong mengupas kelapa dan belah pala, 17 Juni 2022. Foto: Sarfan Tidore
Berbahagialah bagi orang pesisir pantai yang lautnya masih bersih dan alami. Sebab banyak memberikan manfaat baik kesehatan maupun ekologis. Menurut beberapa penelitian yang rilis Daily Mail, air laut kaya akan mineral berupa natrium, klorida, sulfat, magnesium dan kalsium. Bahkan air laut digunakan untuk terapi medis yang dikenal thalassotherapy. Ada tiga manfaat tradisi mandi air laut:
ADVERTISEMENT
Tradisi mandi dan berenang di laut yang mengandung garam serta mineral dapat menurunkan gejala sinusitis, serta masalah pernapasan. Seorang direktur layanan klinis dari medical charity Allergy di Inggris menyebut mereka yang hidup di pesisir pantai yang sering berenang di laut memiliki sistem pernapasan yang sehat.
“Air laut dinilai dapat membersihkan lapisan saluran udara atau irigasi hidung. Kandungan garam bersifat antiseptik dan membantu mengurangi peradangan pada lapisan sinus.”
Hatab, penduduk desa Lemo-Lemo menuturkan orang-orang yang suka berolahraga sebenarnya cukup dengan mandi dan berenang di laut. "Rata-rata pemanah ikan napasnya panjang dan mereka dapat mengatur saluran pernapasannya dengan baik," ungkap Hatab, Senin (7/6).
Katanya, bila pulang dari kebun mereka mandi sore dan berenang di pantai. Secara tak langsung mandi laut melancarkan saluran darah dan kram otot. Jadi orang-orang di desa sangat jarang mengidap penyakit asma, sesak napas, paru-paru dan jenis penyakit lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebab fungsi mandi dan berenang di laut untuk menjaga kekuatan tulang, saraf dan otot di dalam tubuh kita.
Berenang di laut yang kaya akan mineral alami telah lama digunakan untuk meringankan gejala psoriasis. Psoriasis adalah penyakit autonium yang menyerang kulit berupa kulit bersisik, kulit kering atau rasa gatal pada kulit. Selain itu, garam dan mineral yang berlimpah di air laut dapat membantu mengatasi peradangan pada kulit.
Inilah mengapa orang-orang gemar mandi air laut di pesisir pantai. Selain saluran pernapasan yang sehat, menjaga kekebalan kulit dari berbagai macam penyakit kulit. Orang-orang di desa jarang sekali mengidap penyakit kulit berupa gatal-gatal sebab air lautnya bersih dan alami.
Pengalaman mandi air laut sehingga ada sebagian orang menganjurkan anak bayi harus sering dimandikan dengan air laut. Tujuannya adalah menjaga kekebalan kulit dari penyakit. Dan mandi laut menjadi kebiasaan anak-anak di desa setiap pagi dan sore hari.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan ini tak sekedar menghindari penyakit. Tapi juga terciptanya hubungan persaudaraan dan keharmonisan terutama di anak-anak. Mereka mandi sambil bermain, gembira, tertawa dan berbaur tanpa sekat. Jadi mandi laut juga adalah bagian dari menumbuhkembangkan ikatan kekerabatan, hidup rukun dan memperkaya kesehatan mental.
Berenang di laut yang bersih, jernih dan indah sangat menyenangkan. Dapat membantu melepaskan stres. Seorang ahli biologi kelautan Wallace J. Nicholas menemukan mengapa orang-orang bisa relaksasi dan meditasi ketika berada di atas air laut ataupun saat di bawah laut.
Penyebabnya adalah pengaturan pernapasan selama berenang maupun menyelam. Pola pernapasan itu dapat merangang sistem saraf parasimpatis hingga hormon yang mempengaruhi otak secara positif.
Tidak heran jika orang desa di pesisir pantai kesehatan fisik dan mental jauh lebih baik. Pada saat mandi laut suasana hati terasa gembira dan dapat mengurangi stres. Saraf otak kita melepaskan ketegangan disaat berenang.
ADVERTISEMENT
Tradisi mandi laut, sembari bermain dengan riang, bertukar informasi mengenai keindahan bawa laut menghadirkan perasaan bahagia tersendiri.
Motivasi para pemanah ikan misalnya tak sekedar untuk memenuhi kebutuhan subsistensi. Tetapi ada kebahagiaan tersendiri yakni memanah ikan tepat sasaran. Kala pulang membawa hasil tangkapan terlihat rasa bangga pada senyuman mereka.
Mandi laut menjadi pembiasaan setiap harinya oleh orang-orang desa. Laut pesisir pantai menjadi milik bersama. Beda halnya di perkotaan, mandi laut telah dikomersilkan.
Mandi laut menjadi “ritual khusus” bagi orang kota dalam mengisi waktu senggang. Meskipun air lautnya tak lagi jernih akibat limba dan sampah produksi masyarakat.
Fenomena ini dapat kita cermati di beberapa tempat wisata di kota Ternate, yakni Jikomalamo, pantai Sulamada, Falajawa menjadi tempat paling banyak dikunjungi orang disaat-saat hari Minggu. Meskipun laut di beberapa kawasan ini tak lagi jernih dan karangnya pun banyak mati.
ADVERTISEMENT
Laut yang sehat menjadi tempat pesat berkembang-biaknya komunitas biotis dan dapat menunjang kebutuhan subsistensi orang pulau, ucap Hatab.
“Air laut yang bersih terumbu karang, bebatuan, rumput laut dapat tumbuh subur. Menjadi tempat bertelurnya ikan-ikan dan kita tidak susah menangkap ikan. Tidak ada beban, desa itu kehidupannya tenang dan sehat. Karena semua makanan berasal dari alam yang masih alami,” katanya.
Ia mengisahkan pengalaman makan di sebuah rumah makan di kota Ternate. Pada saat memesan ikan bakar di rumah makan itu ternyata daging ikannya sudah membusuk, baunya tak sedap kala dicicipi.
“Sudah busuk tetapi harganya sangat mahal, katany,a dan ini kurang baik untuk kesehatan. Daging ikan yang sudah busuk akan menimbulkan penyakit gatal pada kulit.”
ADVERTISEMENT
Kalau di desa, kita dapat langsung memakan ikan hasil tangkapan yang segar. Dijual pun dengan harga murah karena orang desa lebih menghargai nilai kekerabatan, ketimbang ekonomi. Sebab, hubungan yang harmonis berpengaruh pada kesehatan kita.
“Laut itu harus dirawat. Tidak merusak terumbu karang atau aktivitas lainnya yang dapat merusak ekosistem laut.” Jadi laut yang bersih dan tradisi mandi laut membuat kita bersua dengan hidup sehat, juga harmonis.
--- Penulis: Sarfan Tidore