Konten Media Partner

Pengembangan Agrowisata di Ternate Butuh Dokumen Perencanaan

26 September 2022 18:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Rustam P. Mahli. Foto: Sansul Sardi/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Rustam P. Mahli. Foto: Sansul Sardi/cermat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengembangan kawasan hortikultura berbasis agrowisata di Kelurahan Loto, Ternate Barat, belum dilengkapi dokumen perencanaan sebagai dasar dukungan anggaran.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Rustam P. Mahli, Minggu (25/9) mengatakan dokumen perencanaan dalam mengembangkan suatu kawasan sangat penting.
"Karena ketika dibawa ke pusat dan kalau dokumennya lengkap, maka akan ada alokasi anggaran di situ. Jangan tiba saat tiba akal," katanya.
Rustam mengaku mendukung langkah Kepala Dinas Pertanian, Thamrin Marsaoly, terkait pengembangan kawasan hortikultura berbasis agrowisata tersebut.
Menurutnya, potensi itu bisa digarap meski lahan pertanian di Ternate semakin sempit. "Kalau dikelola secara profesional, tentu layak," katanya.
Hal ini butuh dukungan seluruh OPD dengan anggaran yang maksimal. "Kami harap dokumen perencanaan secepatnya disiapkan," tandasnya.
Selain Loto, sambung Rustam, Dinas Pariwisata juga berencana mengembangkan Kelurahan Foramadiahi, Ternate Pulau, sebagai kampung tua di Ternate.
ADVERTISEMENT
"Kami menggagas kelurahan tersebut sebagai lokasi agrowisata, tentu dengan menyiapkan infrastuktur serta dokumen perencanaan," ujarnya.
Namun, Kepala Dinas Pertanian Ternate, Thamrin Marsaoly, mengatakan dokumen perencanaan agrowisata di Loto ada pada Dinas Pariwisata.
"Soal wisata itu ada di pariwisata, agro itu punya pertanian. Jadi bagi kami tidak ada lagi kendala dalam pengembangan," terang Thamrin, Senin (26/9).
Menurutnya, Dinas Pertanian harus didukung oleh Dinas Pariwisata. Karena lahan tersebut dibuka oleh Dinas Pertanian.
"Lahan di Loto itu kan agro yang duluan, wisatanya belakangan. Makanya dinamakan agrowisata, bukan wisata agro," jelasnya.
"Jadi soal dokumen pendukung pengembangan itu sudah ada dan jelas terarah. Seperti komunitas apa saja yang nanti mengelola agrowisata ini," pungkasnya.
---
Sansul Sardi
ADVERTISEMENT