Penjelasan DLH Halmahera Tengah soal Sampah Berserakan di Kota Weda

Konten Media Partner
9 Maret 2021 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah berserakan di bahu jalan yang menghubungkan Desa Nurweda dan Desa Wedana, Kecamatan Weda. Foto: Risno Hamisi/JMG
zoom-in-whitePerbesar
Sampah berserakan di bahu jalan yang menghubungkan Desa Nurweda dan Desa Wedana, Kecamatan Weda. Foto: Risno Hamisi/JMG
ADVERTISEMENT
Sampah berserakan terlihat di jalan yang menghubungkan Desa Nurweda dan Desa Wedana, Kecamatan Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Pantauan wartawan, Selasa (9/3), sampah plastik hingga rumah tangga menumpuk dan berserakan begitu saja tepat di bahu jalan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Tengah, Syamsul Bahri Ismail, mengatakan sampah yang berserakan itu karena bak penampung yang sudah disiapkan di wilayah Weda mengalami kerusakan.
Ia berjanji, secepatnya mengadakan bak penampung sampah, terutama di tiga titik, yakni pasar, Desa Wedana, dan belakang RSUD Weda.
"Termasuk di perumahan 100. Mudah-mudahan kontainer penampungan sampah cepat jadi, untuk mengatasi problem ini," harapnya.
Ia menjelaskan, terkait kerusakan bak penampung sampah, petugas kebersihan langsung mengatasinya di lapangan.
“Petugas sekop langsung ke mobil dump truck,” katanya.
Saat ini, dari 3 unit armada pengangkut sampah, hanya 2 unit yang beroperasi. Sebab 1 unit adalah kendaraan lama dengan pengadaan di 2010.
ADVERTISEMENT
“Jadi hanya dipakai untuk berjaga-jaga, kalau sewaktu-waktu 1 unit pengangkut ini rusak, maka mobil itu yang turun. Kita tidak bisa lakukan operasional sekaligus. Karena risikonya berat kalau 2 unit rusak," jelasnya.
Khusus untuk sampah di belakang RSUD Weda, DLH meminta pengertian dari pihak RSUD untuk mau membantu dengan membuang langsung ke TPA.
“Karena operasional secara khusus untuk rumah sakit itu mungkin ada,” ungkapnya.
Ia mengaku, saat ini cukup berat untuk memperbaiki kontainer yang rusak pada tiga titik tersebut, sehingga dibutuhkan perhatian masyarakat untuk sama-sama saling membantu.
"Kelola langsung dalam artian, masyarakat yang akan membuang sampah bisa diisi langsung ke dalam karung. Karena kendala di kami itu waktu. Tenaga kita hanya enam orang, baru yang atasi sekop itu dengan jumlah kubikasi sampah yang besar," tutupnya.
ADVERTISEMENT
______
Risno Hamisi