Konten Media Partner

Pernyataan Dirut TAL soal Pengiriman Mobil Wali Kota Tidore

11 Desember 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Laut Trikora, Kota Tidore Kepulauan. Foto: KUPP Kelas III Soasio Tidore.
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Laut Trikora, Kota Tidore Kepulauan. Foto: KUPP Kelas III Soasio Tidore.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama (Dirut) PT. TAL Agung Langgeng, Lia Sentosa, mengakui bahwa perusahaannya telah ditangguhkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
ADVERTISEMENT
"Waktu penangguhannya selama 3 bulan," ucap Lia kepada cermat, Rabu (11/12/2019)."Kami terima suratnya 29 November."
Lia mengakui bahwa mobil yang diangkut pada tol laut tidak sesuai dengan Perpres dan Permendagri. Olehnya itu, pihaknya membutuhkan rekomendasi dari pemerintah daerah.
"Walaupun, apakah itu (tarif) tol laut atau reguler, harus ada surat rekomendasi dari daerah. Dan itu sudah diberikan ke kita," katanya.
Saat mobil hendak dimuat ke kapal KM Kendhaga Nusantara 7 voyage 14, Lia mengaku telah menyampaikan ke pihak Perwakilan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aman Mandiri di Surabaya, Jawa Timur, bahwa perusahaannya tidak bersedia memuat mobil lewat kapal tol laut.
"Tetapi dari Perumda Aman Mandiri bilang, 'Bu, itu sudah beres semua. Boleh dimuat," ungkap Lia, yang mengaku sepekan sebelum mobil dimuat, dirinya dikejar-kejar oleh perwakilan Perumda.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya tetap ngomong, saya tidak mau muat mobilnya lewat tol laut. Dokumennya enggak lengkap. Kalau pun lengkap, saya harus tanyakan ke operator (PT. Pelni)," tambahnya.
Dari persoalan ini, Lia menegaskan bahwa dirinya dalam posisi benar dari alasan-alasan tersebut. Soal bagaimana mobil tersebut berhasil dikirim ke Tidore?, kata Lia, "sudah ada jaminan."
Secara terpisah, Perwakilan Perumda Aman Mandiri Surabaya, Golda Indira Sianipar, kepada cermat tak mau terburu-buru menjelaskan ihwal dari pengiriman mobil tersebut.
"Apa Mas Noval belum menjelaskan?," tanya Golda. Noval yang dimaksud Golda adalah Noval Kasman, Pelaksana tugas Direktur Utama Perumda Aman Mandiri.
Golda bilang, semua persyaratan untuk pengiriman mobil sudah dilengkapi. "Dari kita pemakai jasa itu, sudah melengkapi semua apa yang diminta Pelni," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kalau perbedaan data manivest, itu urusan ekspedisi," tutur pria yang bertugas menangani setiap orderan untuk Perumda Aman Mandiri ini.
Menyentil pengakuan Dirut PT TAL Agung Langgeng, Lia Sentosa, bahwa dirinya dikejar-kejar oleh Perumda sepekan sebelum mobil dimuat, dibantah Golda.
"Kami sih enggak maksa. Cuman butuh syarat apa aja, biar mobil ini bisa terkirim. Intinya itu aja sih," katanya.
Sebelumnya, Noval bilang, besi baja konstruksi juga milik pribadi Wali Kota Tidore Ali Ibrahim. Orderan Perumda hanya gula dan air mineral.
"Karena tidak bisa digabung gula dan besi, makanya hanya mobil yang dimuat," jelas Noval kepada cermat November kemarin.
Sementara, Wali Kota Tidore Kepulauan, Capten Ali Ibrahim, lebih menyalahkan seluruh pihak terkait dalam urusan angkutan barang. "Yang salah di pelabuhan muat, kenapa dia tidak masukkan besi baja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Golda, besi baja konstruksi yang tak sempat diikutkan dalam muatan kontainer, karena barangnya belum siap.
"Enggak jadi itu. Enggak siap. Untuk masuk ke kontainer itu enggak siap. Jadi dialokasikan ke yang lain," katanya.
Hal ini sempat diluruskan oleh Noval. Menurut dia, di luar dari petunjuk teknis dibutuhkan persetujuan Pelni. Sebab jika tidak, maka siapapun, termasuk ekspedisi, tidak diperkenakan memuat barang.
"Jadi perbedaan itu kesalahan ekspedisi. Karena sudah ada rekomendasi, mereka tidak ubah manivestnya," katanya.
Kepala Urusan Pelayanan Penumpang dan Penjualan Jasa PT. Pelni Surabaya, Soleh, menegaskan bahwa Pelni hanya menerima booking-an sesuai data yang tertera pada aplikasi."Karena besi baja konstruksi ada dalam aturan," kata Soleh kepada cermat.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah besi baja konstruksi tersebut bakal diikutkan ke trip berikutnya?, Golda tidak bisa memastikan. Alasannya, belum ada pemesanan untuk besi. "Kebanyakan sembako. Tapi saya kira kesalahannya di manivestnya," ucapnya.