Potret Desa Liboba Hijrah, Tempat Pengungsian Korban Gempa Halmahera

Konten Media Partner
22 Juli 2019 19:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa tenda pengungsi menggunakan daun woka di Desa Liboba, Hijrah. Foto: Rizal Syam/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa tenda pengungsi menggunakan daun woka di Desa Liboba, Hijrah. Foto: Rizal Syam/cermat
ADVERTISEMENT
Gempa bumi 7,2 Magnitudo (M) yang mengguncang Halmahera Selatan, Maluku Utara, menimbulkan banyak kerusakan bangunan dan fasilitas publik lainnya. Bahkan memakan 10 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 18 Juli 2019 mencatat ada 73 desa di 11 kecamatan yang mengalami dampak. Sejumlah 53.076 jiwa mengungsi, 129 orang luka-luka.
Salah satu rumah warga Desa Liboba Hijrah yang ambruk akibat gempa 7,2 M pada Minggu (14/7). Foto: Rizal Syam/cermat
Sedangkan kerusakan rumah sebanyak 116 unit di Kecamatan Gane Timur Selatan, 72 unit di Kecamatan Bacan Timur Tengah, 542 unit di Kecamatan Gane Barat Selatan, 8 unit di Kecamatan Bacan Timur Selatan, 287 unit di Kepulauan Joronga, 287 unit di Kecamatan Bacan Timut, dan 203 unit di Gane Barat.
Cermat turun ke lokasi terdampak pada Minggu (21/7), menumpangi Kapal Negara (KN) Tim SAR Pandu Dewanata. Salah satunya ke Desa Liboba Hijrah, Kecamatan Joronga. Hingga kini, semua masyarakat di desa ini masih memilih tinggal di lokasi pengungsian.
Beruntung saat kejadian, warga Desa Liboba Hijrah berhasil keluar dari rumah masing-masing. Foto: Rizal Syam/cermat
Pada Minggu (21/7), matahari terbit saat kapal KN SAR Pandu Dewanata berlabuh di lepas Pantai Liboba Hijrah. Sebelum singgah di desa ini, kapal milik Badan SAR Nasional (Basarnas) tersebut telah lebih dulu mampir ke tiga desa di Kecamatan Gane Timur Selatan dalam rangka pendistribusian bantuan kepada korban gempa.
Kondisi salah satu rumah warga, setelah gempa 7,2 M. Kabarnya Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan mulai mempersiapkan rencana pembangunan kembali rumah-rumah korban gempa. Foto: Rizal Syam/cermat
Persis seperti desa-desa lain, Liboba Hijrah tak memiliki dermaga. Kapal-kapal yang singgah hanya bisa berlabuh. Proses naik turun penumpang maupun barang dilakukan dengan menggunakan long boat.
ADVERTISEMENT
Sekilas struktur tanah di desa ini didominasi dengan bebatuan karang. Jika membuka peta, letak Liboba Hijrah persis di ujung bawah pulau Halmahera yang membentuk seperti huruf "K".
Salah satu titik pengungsian yang berada di belakang permukiman Desa Liboba Hijrah, Kecamatan Joronga. Foto: Rizal Syam/cermat
Saat gempa terjadi, sebagian masyarakat masih berada di kebun. "Untung gempanya saat sore," ucap seorang warga kepada tim Cermat.
Seorang pengungsi sedang menjemur kakao di lokasi pengungsian Desa Liboba Hijrah. Foto: Rizal Syam/cermat
Tak ada korban jiwa di Liboba Hijrah, tak seperti di Yomen, desa tetangga yang terdapat korban meninggal dunia dan terdampak kerusakan parah. Menurut Kepala Desanya, Afdal Ibrahim, di Liboba Hijrah ada 6 rumah yang rusak berat dan 70 rumah yang mengalami rusak ringan.
Salah satu sudut pengungsian di Desa Liboba Hijrah. Foto: RIzal Syam/cermat
"Salah satu kerusakannya adalah bangunan sekolah," kata Afdal.
Akibat kerusakan itu, dalam bantuan yang dibawa Basarnas pada Minggu (21/7) sore, terdapat satu box tenda dari BNPB yang rencananya bakal digunakan sebagai sekolah.
Anak-anak perempuan sedang bermain di antara tenda-tenda pengungsian. Foto: Rizal Syam/cermat
Lokasi pengungsian di Desa Liboba Hijrah ada dua titik, letaknya tak terlalu jauh. Tepat di belakang permukiman terdapat bukit berbidang datar yang cukup tinggi, di situlah kini sebanyak 512 penduduk tinggal di dalam tenda-tenda.
Salah satu anak melihat kondisi tenda pengungsian. Foto: Rizal Syam/cermat
Anak-anak korban gempa, bermain di lokasi pengungsian, ketika ditemui Cermat. Foto: Rizal Syam/cermat
Anak-anak perempuan korban gempa saat bermain di lokasi pengungsian. Foto: Rizal Syam/cermat
---
ADVERTISEMENT
Rizal Syam