Ron Gunung, Wisata Sejarah dan Alam Khas Warga Ternate

Konten Media Partner
17 Maret 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan Kota Ternate dengan latar pulau Maitara dan Tidore. Foto: Layang Sutanto/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Kota Ternate dengan latar pulau Maitara dan Tidore. Foto: Layang Sutanto/cermat
ADVERTISEMENT
Sebagai kota pulau yang hanya memiliki luas 111,4 kilometer persegi dan bentang jaraknya 41 kilometer, tentu saja untuk mengelilingi Ternate tidak membutuhkan waktu yang banyak. Mengelilingi pulau yang masyhur akan kekayaan rempahnya ini hanya memerlukan waktu kurang lebih satu jam.
ADVERTISEMENT
Masyarakat di Ternate sendiri umumnya punya kebiasaan mengelilingi pulau Ternate. Ada semacam keharusan untuk mengitari pulau ini tatkala akhir pekan. Masyarakat di sini menyebutnya 'Ron Gunung'. Sebutan 'Ron' sendiri memiliki arti mengelilingi. Tak lengkap bila mengunjungi Ternate tanpa mengelilingi pulaunya.
Ron Gunung sendiri terkesan seperti sebuah paket wisata lengkap. Jadi, dalam sehari (kalau dimulai saat pagi), anda bisa mengunjungi beberapa destinasi wisata unggulan di Ternate sembari melakukan Ron Gunung.
Benteng Tolluco berada di Kelurahan Dufa-dufa, Utara Kota Ternate. Berjarak kurang lebih 3,5 kilometer dari Badara Sultan Baabullah. Awalmulanya, benteng ini didirikan oleh Portugis oleh Francisco Serao pada 1512. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Anda bisa memulai dengan wisata sejarah mengunjungi Benteng Tolluco yang berada di wilayah utara Ternate. Di benteng peninggalan Portugis ini anda bisa mengenal sejarah sekaligus mengabadikan eksotisme alam yang memesona.
Benteng Tolluco dibangun pada tahun 1512 oleh Fransisco Serrao, seorang panglima Portugis yang ketika itu dikenal dekat dengan pihak Kesultanan Ternate. Jika dilihat dari atas, benteng ini memiliki bentuk serupa dengan alat kelamin laki-laki.
ADVERTISEMENT
Setelah itu ke mana? Setelah puas berfoto di benteng, anda bisa melanjutkan perjalanan terus ke arah utara. Di sepanjang perjalanan anda akan menyusuri pesisir pantai kaki Gunung Gamalama. Kurang dari setengah jam perjalanan, anda akan sampai di kawasan wisata Batu Angus di Kelurahan Kulaba.
Kalau sebelumnya anda disuguhi kisah sejarah bangsa asing di Ternate, di Batu Angus ini anda bakal menemui tumpukan bebatuan hasil dari erupsi besar Gunung Gamalama beberapa dekade silam. Geowisata Batu Angus juga menjadi spot foto yang menarik.
Hamparan batu seluas 7 hektar yang dijadikan sebagai objek wisata oleh pemerintah Kota Ternate ini, menyimpan cerita sejarah menarik. Batu Angus merupakan lokasi pertempuran pasukan sekutu dengan Jepang pada tahun 1942 yang hendak menguasai Ternate. (Foto: Faris Bobero/cermat)
Kembali bergerak, jarak 4 kilometer setelahnya anda kemudian sampai di lokasi wisata Sulamadaha. Sejak dulu Sulamadaha sudah menjadi destinasi wisata populer di Ternate. Nyaris setiap akhir pekan pantai ini akan selalu ramai oleh pengunjung.
ADVERTISEMENT
Hol, sebuah teluk cantik di ujung Sulamadaha, adalah suguhan utamanya. Di sini, anda bakal menemukan kejernihan air laut. Buat anda yang punya hobi menyelam, ini merupakan lokasi yang pas.
Selain Sulamadaha, adapula Pantai Jikomalamo, jaraknya hanya kurang dari 10 menit perjalanan dari Sulamadaha. Jikomalamo boleh dibilang baru dalam daftar destinasi wisata di Ternate. Tak kalah dengan Sulamadaha, Jikomalamo juga punya kecantikan tersendiri.
Tolire Besar dengan latar Pulau Hiri, di Kota Ternate, Maluku Utara. Terbentuk menjadi danau kawah yang memiliki luas sebesar 500 x 700 meter. Foto: (Faris Bobero/cermat)
Beranjak dari Jikomalamo, di Kelurahan Takome ada sebuah danau besar yang menganga di punggung Gamalama. Persiapkan diri untuk mendengar kisah tentang mitos yang dipercaya masyarakat.
Danau Tolire namanya, sebuah danau yang beririsan dengan legenda masyarakat Ternate. Konon, ketika anda melempar sebuah batu ke arah Danau Tolire, batu tersebut tak akan pernah sampai ke permukaan air, ia akan melengkung di balik jurang yang kita pijaki.
Pantai Kastela. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Kegiatan Ron Gunung bakal indah jika ditutup dengan cakrawala senja di Pantai Kastela. Di lokasi ini anda akan disuguhi matahari terbenam nan cantik. Tak hanya soal sunset, Kastela juga menyimpan cerita sarat sejarah. Ini adalah salah satu kampung tertua di Ternate.
ADVERTISEMENT
Di sini, di Benteng Gamlamo, dahulu Portugis menjadikannya sebagai markas. Di sini pula Sultan Khairun mangkat karena kelicikan Portugis. Dari dendam itulah kemudian Sultan Baabullah mengusir mereka, yang menurut banyak pihak menunda penjajahan di Nusantara.
Ritual Kololi Kie
Kalau kebiasaan Ron Gunung dilakukan semata-mata untuk vakansi, tidak bagi Kololi Kie. Ini merupakan ritual adat Ternate di mana peserta ritual akan mengelilingi Pulau Ternate. Bedanya dengan Ron Gunung, kalau Kololi Kie menggunakan kapal atau jalur laut dalam mengitari Gamalama. Kata 'Kololi Kie' sendiri punya arti yang serupa dengan Ron Gunung.
Kololi Kie dilakukan untuk memberikan persembahan kepada Gunung Gamalama. Seperti disebutan sebelumnya bahwa Gamalama merupakan gunung api yang aktif. Pada tahun 1775 gunung ini pernah meletus dahsyat. Oleh karena itu ritual Kololi Kie ini dimaksudkan untuk ‘menenangkan’ Gamalama.
ADVERTISEMENT
Sekarang ritual ini menjadi rangkaian dalam Legu Gam, pesta rakyat tahunan yang dibikin untuk memperingati hari lahir mendiang Sultan Muddafar Syah.
---
Rizal Syam