Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Sambut Lailatul Qadar, Disbud Ternate Gelar Festival Ela-Ela
28 Mei 2019 13:34 WIB

ADVERTISEMENT
Memasuki Lailatul Qadar, Pemerintah Kota Ternate, melalui Dinas Kebudayaan melakukan rangkaian acara Festival Ela-ela itu bertajuk “Spirit Ela-ela dan Pemajuan Kebudayaan”.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah punya tradisi tersendiri dalam meyambut malam Lailatur Qadar. Tak terkecuali dengan Ternate. Di sini, masyarakat menyambut malam mulia itu dengan tradisi ela-ela, atau pembakaran obor di setiap rumah.
“Ela-ela ini kan terkait dengan ritual Islam, yakni tentang malam Lailatur Qadar,” ucap Arifin Umasangaji, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate saat ditemui cermat di ruang kerjanya, Senin (27/5).
Setiap mendekati hari raya idul fitri, tepatnya di hari ke 27 Ramadan, kota Ternate, atau Maluku Utara umumnya, akan dipenuhi dengan kerlip cahaya dari obor yang dibakar di setiap rumah.
Untuk menjaga tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun itu, Dinas Kebudayaan menggelar Festival Ela-ela.
Arifin mengatakan, Pemkot Ternate bakal membuat festival ini sebagai wisata relijius. Selain itu, Ela-ela adalah salah-satu ritual yang masuk dalam pokok-pokok pemajuan kebudayaan Kota Ternate.
ADVERTISEMENT
Arifin bilang, tahun ini, ada dua kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian acara Festival Ela-ela.
“Yang pertama adalah ritual. Ini akan dilangsungkan di Masjid Kesultanan Ternate pada tanggal 31 Mei malam,” ucap Arifin.
Dalam ritual itu, akan dilakukan pembacaan rorasa yang dibacakan oleh Jou Kalem. “Selain itu juga dilakukan pembakaran ela-ela oleh Walikota Ternate, Wakil Walikota yang juga adalah seorang Imam Bangsa, juga para Jogugu kesultanan,” katanya.
Setelah dari situ, lanjut Arifin, rombongan akan bergeser ke benteng Oranje untuk melangsungkan acara kedua.
Di benteng Oranje ini merupakan pusat dari Festival Ela-ela tersebut. Di sini, kata Arifin, akan ada 400 lebih api yang berasal dari pembakaran damar.
Tak hanya itu, ada pula berbagai macam permainan tradisional yang akan dimainkan, seperti misalnya bola api dan juga meriam bambu.
ADVERTISEMENT
Pada acara itu juga bakal diadakan pembakaran 10 obor yang merupakan simbol dari 10 objek pemajuan kebudayaan. “Seperti Permainan tradisional, sastra lisan dan lainnya,” kata Arifin.
Dinas Kebudayaan juga menggelar lomba ela-ela antar kampung di Ternate. “Jadi, kampung-kampung peserta akan menghias kampungnya dengan menggunakan bambu, batang pisang, kaleng, atau dammar,” jelasnya.
Juara pertama dari lomba tersebut akan memperoleh bonus sebesar Rp10 juta dan piala bergilir. Juara dua berhak memperoleh uang Rp8 juta, sedangkan untuk juara 3 Rp6 juta.
Sampai saat ini sudah 13 kampung yang bakal ikut dalam lomba ela-ela. Salah-satu kampung tersebut adalah Koloncucu Pantai, Kelurahan Toboleu, Ternate Utara.
Ashari, ketua pemuda RW 01, Koloncucu, kelurahan Toboleu mengatakan, kampungnya siap untuk mengikuti lomba tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kami sudah di tahap pemasangan ela-ela (obor),” ucapnya saat ditemui cermat sehabis melakukan Technical Meeting di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Ternate.
Sudah sejak awal, lanjut Azhari, para pemuda di kampungnya telah bergotong-royong menghias kampung. Azhari optimis bisa meraih juara satu.
“Beberapa tahun lalu, kami memperoleh juara 3 lomba ela-ela, mudah-mudahan kali ini bisa juara 1,” ucap Azhari.
Festival Ela-ela ini, menurut penjelasan Arifin, tak lepas dari kesiapan Ternate sebagai kota kreatif, dan juga dalam rangka menyongsong event nasional Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) yang akan dilakukan pada 2 September tahun ini.
“Gelaran ela-ela ini adalah embrio dari penyelenggaraan ICCF nantinya. Semua bermuara pada tujuan Ternate kota kreatif,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Makanya kami sengaja mengemas tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun ini dengan sentuhan Millenial,” jelas Arifin.
Hal itu memang terlihat dari pihak-pihak yang terlibat. Arifin bilang, pemerintah mengajak komunitas-komunitas yang ada di Ternate untuk ambil bagian. Termasuk dalam acara Festival Ela-ela ini.
“Jadi, kita hanya siapkan konsep dan juga anggaran, di lapangan nanti kerjanya komunitas-komunitas,” komunitas tersebut antara lain adalah Jaringan Komunitas Kota Ternate (Jarkot), Kapseti, dan Sanggar Timur Jauh.
“Sekarang bukan lagi jaman kompetisi tapi kolaborasi,” tutup Arifin.
---
Rizal Syam