Konten Media Partner

Samurai Desak Pemda Naikan Harga Komoditas Lokal Maluku Utara

4 November 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samurai Maluku Utara mendesak pemerintah daerah menaikkan harga komoditas lokal. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Samurai Maluku Utara mendesak pemerintah daerah menaikkan harga komoditas lokal. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Organisasi Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) pada Senin (4/11) menggelar aksi unjuk rasa di Ternate mendesak pemerintah daerah menaikkan harga komoditas lokal.
ADVERTISEMENT
Massa aksi mendatangi kantor Wali Kota Ternate, sekira pukul 09.00 WIT. Selain masalah harga komoditas, puluhan mahasiswa ini juga mendesak pemerintah segera menghadirkan industri pengolahan kelapa dalam di Maluku Utara.
"Kopra, cengkih, pala, coklat adalah komoditas pertanian unggulan di Maluku Utara," ujar Koordinator Presidium Komite Pimpinan Pusat (KPP) Samurai, Zulfandi Gani, kepada cermat, di sela-sela jalannya aksi.
Zulfandi bilang, masalah anjloknya harga kopra selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara, kata Zulfandi, seakan menganggap hal ini biasa-biasa saja. "Melihat kondisi Maluku Utara yang makin macet ekspor kopranya, maka mata rantai produksi harus dibina secara serius," jelasnya.
Dia mengaku, kedatangan mereka ke kantor Wali Kota Ternate, mendesak ke pemerintah kota supaya ikut serius melihat masalah harga komoditas lokal, terutama cengkih dan pala.
ADVERTISEMENT
"Ternate ini kan gerbang ekonomi Maluku Utara. Kota jasa kan. Petani dari Halmahera Barat, dari Oba, jual kopra di sini, dan itu seharusnya pemerintah kota memerhatikan itu," ucapnya.
"Ada banyak masalah di Ternate juga, soal air bersih dan kemudian perhatikan lagi ruang dagang di pasar sana," tambahnya.
Sempat terjadi insiden dalam aksi ini. Zulfandi juga terkena tamparan oleh seorang petugas Satpol PP. Massa aksi yang tak terima tindakan tersebut berusaha membalas hingga terjadi saling dorong dan baku hantam.
Samurai Maluku Utara juga meminta pemerintah daerah membangun industri pengelolaan kelapa dalam. Foto: Rajif Duchlun/cermat
Setelah berhasil dilerai, aksi kemudian dilanjutkan. Massa terus berorasi meminta agar ada pihak pemerintah kota yang keluar menemui mereka.
Sekira pukul 15.00 WIT, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Ternate, Abdullah Sadik, ditemani Kepala Satpol PP Ternate, Fhandy Mahmud, menemui massa aksi.
ADVERTISEMENT
Di hadapan massa, Abdullah mengaku setuju dengan tuntutan aksi. "Saya ini juga berasal dan besar dari kopra. Sekarang kita juga menyesal pemerintah daerah belum memerhatikan kesejahteraan petani kopra," tutur Abdullah.
Ia menyarankan ke massa aksi agar membuat konsep tulisan mengenai sejumlah tuntutan supaya pihaknya bisa mengatur jadwal untuk bertemu dengan Wali Kota Ternate, Haji Burhan Abdurahman.
"Saya belum bisa pastikan kapan, tanggal berapa, jam berapa, yang penting buat dulu konsepnya," jelasnya.
Setelah mendengar tanggapan itu, mereka berjanji akan kembali melakukan aksi apabila tuntutan belum dipenuhi. Massa kemudian membubarkan diri, sekira pukul 15.40 WIT.