Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Sebaran Dokter di Tidore dan Oba Tidak Seimbang
3 Maret 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 6 menit
ADVERTISEMENT
Selembar pengumuman yang diawali kalimat mohon maaf, nongol di nomor kontak WhatsApp wartawan cermat.
ADVERTISEMENT
Surat ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Akelamo, dokter Dinar Indaswari. Bunyinya: kami sudah tidak bekerja sama dengan BPJS sampai kami mendapatkan dokter yang punya surat izin praktik.
Bapak/ibu diberi dua pilihan: (1) kami rawat sebagai pasien umum. (2) dirawat di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS seperti Puskesmas Galala atau RSU Sofifi.
cermat menghubungi nomor kontak dokter Dinar yang tertera pada surat itu. Kepada cermat, Jumat (24/2), Dinar mengaku pasien tetap dilayani. Tapi tidak bisa diklaim BPJS.
"Karena tidak ada dokter," ungkap Dinar yang baru dilantik sebagai Kepala Puskesmas Akelamo, Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, pada 29 Januari 2023.
Sebab, dokter yang melayani pasien harus mengantongi surat izin praktik (SIP). Dinar pun serba salah. Karena nekat melayani, Dinar ditegur Kepala Dinas Kesehatan. "Saya lagi urus SIP."
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, tenaga kesehatan di Puskesmas Akelamo mendesak menutup pelayanan Unit Gawat Darurat, karena tak tahan dikomplain pasien BPJS.
"Mereka mengeluh, katanya sudah bayar bulanan tapi kenapa dibebankan lagi. Jadi saya minta sabar," ucapnya. "Ini managemennya lagi mau diperbaiki."
Dengan kondisi itu, pasien diberi dua pilihan. Setelah dijelaskan, mereka memilih dirawat sebagai pasien umum. "Mungkin pertimbangan biaya juga," tuturnya.
Kabarnya, kekosongan dokter di Puskesmas Akelamo sudah berlangsung setahun 8 bulan. "Masuk silih berganti hanya dokter penugasan," katanya.
Idealnya, puskesmas rawat inap harus tiga dokter. Satu bertugas di Unit Gawat Darurat, satu di Poli, dan satunya lagi melayani Posyandu di desa-desa.
"Saya harap keterisian dokter di puskesmas yang melayani rawat inap tidak lagi berstatus dokter bantu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Tidore, Abd Majid Do M Nur, mengatakan sejauh ini puskesmas rawat inap di daratan Oba rerata dua dokter.
"Secara komposisi kami akui jumlah itu masih kurang. Maksimal tiga," kata Majid kepada cermat, pada Rabu (1/3).
Seperti di Puskesmas rawat inap Lifofa yang hanya dua dokter umum. Untungnya, kunjungan pasien rawat inap tak begitu signifikan.
Berbeda dengan Puskesmas rawat inap Payahe. Sebab, cakupan wilayahnya cukup besar. Sementara, jumlah dokter umum hanya dua orang.
Tapi Puskesmas Payahe dibackup Puskesmas Talagamori dengan dua dokter umumnya. "Jadi masih terjawablah," ucap Majid.
Sementara, Puskesmas rawat inap Akelamo hanya dokter Dinar yang belum memiliki SIP. Bahkan, masa berlaku surat izin registrasinya telah berakhir.
ADVERTISEMENT
Tambal Sana, Bolong di Sini
Dalam mengisi kekosongan dokter, Majid berupaya berkoordinasi ke Konsil Kedokteran Indonesia di Jakarta, Ikatan Dokter Indonesia Tidore, dan Persatuan Dokter Umum di Provinsi Maluku Utara.
"Dua hari lalu berkas dokter Dinar sudah dikirim. Saya cek terakhir, sementara dalam proses penerbitan (SIP)," ujar Majid.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga berupaya mendorong satu dokter dari Puskesmas Tosa ke Puskesmas Akelamo. Karena selain memilik empat dokter umum, Puskesmas Tosa tidak melayani rawat inap.
"Namanya dokter Tia. Surat tugasnya sudah ditandatangani. Tembusan ke BKD. Tapi katanya, orang tuanya sakit," ujarnya. "Kita menunggu."
Tak hilang akal, Majid pun berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Galala, Rosmini Abdul Kadir. "Alhamdulillah, dokter Faisal Damhar di Puskesmas Galala bisa backup Puskesmas Akelamo," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tapi dokter Faisal Damhar mengaku masih standby di Puskesmas Galala. "Memang sempat disampaikan, tapi kepala puskesmas kami tidak mau," kata Faisal kepada cermat.
Alasan Kepala Puskesmas Galala melarang dokter Faisal ke Puskesmas Akelamo, karena akan berdampak pada kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Kalau jumlah dokter di puskesmas yang bekerja sama dengan BPJS berkurang, maka kapitasinya juga ikut berkurang," katanya.
Faisal adalah dokter yang kerap diminta membackup puskesmas di seantero Oba. "Backup di mana-mana hehe," ucap Faisal yang ketika diperintah, hanya dimodali surat tugas.
Kepala Puskesmas Galala, Rosmini Abdul Kadir, mengatakan saat ini Puskesmas Galala hanya diisi dua dokter umum dan satu dokter gigi.
"Jumlah ini sangat minim dari yang seharusnya. Apalagi rasio pasien lebih besar dari rasio dokter," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, puskesmas yang terletak di Oba Utara--Ibu Kota Provinsi Malut-- itu memiliki empat dokter umum. Tapi dua di antaranya melanjutkan studi spesialis. "Tidak optimal," cetus Rosmini.
Duit Siap, Minim Peminat
Pemkot Tidore sendiri telah mengalokasikan anggaran ke Dinas Kesehatan untuk gaji para dokter kontrak, terutama yang bertugas di jazirah Oba.
Terhitung sejak Januari 2023, gaji dokter kontrak ditetapkan Rp 3,5 juta, ditambah insentif Rp 4 juta. "Totalnya Rp 7,5 juta," jelas Majid.
Namun, lowongan tenaga dokter yang dibuka untuk mengisi kekosongan di Puskesmas Akelamo, tak memperlihatkan tanda-tanda peminat.
"Itu kami umumkan sejak Desember 2022. Pendaftar ada, tapi di tahap pemberkasan tidak ditindaklanjuti," pungkasnya.
Sumber cermat pada salah satu Puskesmas di Oba, menyebut sejauh ini banyak dokter yang terfokus di Pulau Tidore.
ADVERTISEMENT
Keberadaan mereka di Tidore, kata sumber, tak lepas dari kedekatan dengan pejabat tinggi. "Mereka tidak bisa diutak-atik," katanya.
Bahkan, Puskesmas Tomalou yang tidak melayani rawat inap memiliki tujuh orang dokter. "Mereka pindahan dari Oba semua itu," katanya.
Tapi Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas Tomalou, Andi Risman Radjab, mengatakan dokter yang pindah dari daratan Oba hanya tiga orang.
Mereka mulai pindah pada 2019, 2020, dan 2021. "Masing-masing dari Oba Tengah, Oba Selatan, dan Oba," jelas Risman, Kamis (2/3).
Tapi dari total tujuh dokter, tiga di antaranya adalah dokter internship yang langsung di bawah Kementerian Kesehatan.
Internship dijalani selama 6 bulan di puskesmas dan 6 bulan di rumah sakit. "Mereka dari Ternate, Halmahera Selatan, dan Jakarta," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Soal banyaknya jumlah dokter di Puskesmas Tomalou, menurut Risman, bukan kewenangan puskesmas. "Kami hanya menerima saja," katanya.
"Jika kekurangan dokter kami minta. Kalau lebih kan tidak mungkin diusir. Jadi semua tergantung kebijakan," tambahnya.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemkot Tidore, Rusdy Tamrin, mengatakan sejauh ini baru dua dokter yang meminta pindah dari Oba ke Tidore.
Satu dokter ditempatkan di Puskesmas Rum Balibunga. Sedangkan yang satunya lagi di Puskesmas Tosa.
Tapi Kepala Tata Usaha Puskesmas Tosa, Salahudin Saima, mengaku sejauh ini tidak ada dokter pindahan dari Oba.
"Tahun kemarin lima dokter. Tapi satu sudah tidak aktif. Jadi tersisa empat orang. Mereka dokter umum," jelasnya.
Dari empat dokter itu, dua di antaranya disuplai ke Puskesmas Pembantu Dowora, Tidore Timur. "Supaya pelayanan merata," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kepala Puskesmas Ome, Acha Suciaty Sangaji, mengatakan saat ini terdapat tiga dokter umum, ditambah satu dokter gigi.
Tapi satu dokter melanjutkan studi spesialis paru, sehingga dokter pindahan Puskesmas Rum Balibunga mengisi kekosongan itu. "Puskesmas Ome minimal tiga dokter," jelasnya.
Kepala Puskesmas Rum Balibunga, Farida Salim, menambahkan awalnya jumlah dokter di Puskesmas Rum Balibunga empat orang.
"Tapi satu orang sedang melanjutkan spesialis. Jadi tersisa tiga, ditambah satu dokter gigi," jelasnya.
Sementara, Puskesmas Soasio terdapat lima dokter umum dan satu dokter gigi. Tapi tiga di antaranya adalah dokter internship.
"Kebetulan kami kerja sama dengan kementerian," kata Kepala Puskesmas Soasio, Zullaiha Ali. "Tidak ada pindahan dari Oba."
Lalu bagimana menanggapi ketidakseimbangan itu? Sekretaris Daerah Tidore, Ismail Dukomalamo, membantah isu sebagaimana yang dijelaskan sumber cermat. "Tidak seperti itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Wali Kota Tidore, Capten Ali Ibrahim, justru meminta cermat mengkonfirmasi Sekretaris Daerah Ismail Dukomalamo.
Sementara, Wakil Wali Kota Tidore, Muhammad Sinen, mengaku sedang ada kegiatan. "Saya masih ada acara," singkatnya.