Setelah Korban Pelecehan Seksual asal Tidore yang Kuliah di Yogyakarta Bersuara

Konten Media Partner
23 Maret 2023 21:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: kumparan.com
ADVERTISEMENT
Tidak mau menunggu lama, AA langsung menghubungi sejumlah perempuan yang diduga menjadi korbannya dalam dugaan pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Reaksi itu setelah 4 mahasiswi yang berkuliah di Yogyakarta dan Ternate blak-blakan kepada cermat pada Senin (20/3).
RK, salah satu korban pelecehan seksual non verbal, mengaku dihubungi AA setelah pengakuannya dipublish pada Rabu (22/3).
"Dia mau minta maaf. Tapi saya tidak mau," ucap perempuan asal Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, itu kepada cermat, Kamis (23/3).
Menurut RK, para korban umumnya takut bersuara. "Tapi saya bilang, selama benar jangan takut. Perilaku seperti ini tidak boleh dibiarkan," tegasnya.
Saat ini, RK bersama para korban akan membawa persoalan ini ke jalur hukum. "Kami sudah buat laporan ke beberapa LBH," katanya.
Tapi saat ini sedang cuti bersama, sehingga pertemuan dengan LBH diagendakan pada Jumat (24/3). "Karena keluarga korban tidak terima," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, AA saat ditanya terkait persoalan ini mengaku tidak tahu motif dari perbuatannya. "Saya tidak tahu itu mengarah ke pelecehan seksual atau bukan," tuturnya kepada cermat.
Ia menegaskan, sejauh ini belum ada pendampingan hukum terhadap korban. Termasuk proses penyelidikan yang diarahkan kepadanya.
Ini membuat pria asal Tidore yang baru saja wisuda pada Minggu, 19 Maret 2023 itu keberatan atas pemberitaan yang mengarah kepadanya.
"Sangat saya sayangkan, kenapa media sudah menerbitkan berita yang belum jelas duduk perkaranya," keluh AA membela diri.
Meski begitu, AA tetap menghargai langkah yang ditempuh para korban. "Cuma harus ada pendampingan yang mengarah ke saya dan pihak-pihak yang melaporkan," katanya.
Belakangan, para senior di Perhimpunan Keluarga Pelajar Mahasiswa Nuku Yogyakarta mencoba menengahi persoalan AA dan korbannya.
ADVERTISEMENT
AA sendiri tercatat sebagai alumni dari organisasi kemahasiswaan asal Tidore yang disingkat PKPM Nuku Yogyakarta itu.
"Iya benar, dari senior-senior juga mengarahkan untuk dibicarakan secara kekeluargaan," ucapnya.
cermat coba menghubungi Ketua PKPM Nuku Yogyakarta, Fardi. Tapi pertanyaan yang diajukan ke nomor WhatsApp-nya tak direspons hingga berita dipublish.
Saat ini, kata AA, korban berinsial I sudah menjalin komunikasi dengan baik. "Jadi tidak ada lagi masalah saya dengan dia," katanya.
I, kepada cermat menyebut AA sempat memohon maaf setelah terjadi pelecehan. "Dan akhirnya sekarang minta maaf lagi," katanya.
Tapi alasan I kembali bersuara lantaran masih menyimpan amarah dan kecewa. "Makanya saya sampaikan lagi lewat media," tuturnya.
Kekesalan I berangkat dari peristiwa yang dialami pada 2021. Bermula dari permintaan I ke AA untuk mengantar ke rumah temannya dengan tujuan mengambil sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Saat itu AA bersedia. Tapi dalam perjalanan, AA sempat meminta izin singgah sejenak di kontrakannya dengan alasan mau salat Ashar di masjid.
Di kontrakan, I memilih menunggu di luar. Tapi AA mengajak masuk ke kamar. I menuruti, sembari mengisi daya baterai handphone.
Tak lama berselang, AA pulang. I segera meminta diantar ke rumah temannya. Tapi AA menahan dan mengajak I bercerita.
Bahkan AA berbaring di kasur, mendekati I yang duduk di samping lalu menatap wajah I dan berucap; "aku suka wajahmu, terlihat lucu."
Saat itu juga, AA langsung menarik kepala I dan hendak mencium. Tapi I mendorong sambil menangis dan berteriak. AA panik dan minta maaf.