Situasi Ternate Kondusif Usai Diguncang Gempa 7,1 Magnitudo

Konten Media Partner
8 Juli 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Separuh dari wilayah Ternate terlihat dari puncak Kelurahan Kalumata, Ternate Selatan. Kabarnya, lokasi ini menjadi titik pengungsian sebagian warga yang bermukim di bibir pantai. Foto: Olis/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Separuh dari wilayah Ternate terlihat dari puncak Kelurahan Kalumata, Ternate Selatan. Kabarnya, lokasi ini menjadi titik pengungsian sebagian warga yang bermukim di bibir pantai. Foto: Olis/cermat
ADVERTISEMENT
Usai diguncang gempa bumi berkekuatan 7,1 Magnitudo pada Minggu malam (7/7/2019), aktivitas warga di Kota Ternate, Maluku Utara, berjalan normal. Seperti yang terpantau di pusat perbelanjaan, perkantoran, hingga rumah sakit. Semua berjalan seperti biasa.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, warga yang bermukim di wilayah pesisir seperti Kelurahan Tafure, Dufa-dufa, Mangga Dua, Bastiong, Kota Baru, Gambesi, hingga Sasa, berlarian ke dataran tinggi yang dianggap cukup aman dari terjangan tsunami.
Bahkan warga Kelurahan Rum Balibunga, Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, berlarian ke wilayah Tojo, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rum, hingga Kelurahan Fobaharu.
Kepanikan warga berlari ke dataran tinggi terjadi setelah adanya peringatan dini tsunami dengan status peringatan waspada yang dikeluarkan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTews) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kelurahan Fitu dan Gambesi, Ternate Selatan, terlihat dari dataran tinggi Gambesi. Kabarnya, lokasi ini menjadi titik pengungsian sebagian warga yang bermukim di wilayah pesisir pantai. Foto: Olis/cermat
Cermat sempat melakukan pemantauan di beberapa titik yang dikabarkan menjadi lokasi pengungsian pada Senin siang (8/7). Suasana terlihat lenggang. Seperti di bagian puncak Kelurahan Sasa, Gambesi, hingga Tobona. Termasuk di Ternate bagian Barat yang dinilai akan sangat berdampak ketika terjadi tsunami.
ADVERTISEMENT
Junaidi Abas, warga Kelurahan Takome, Ternate Barat, kepada cermat mengatakan warga Takome hanya berlarian keluar rumah saat gempa. Tidak ada yang menuju ke dataran tinggi. "Torang (kami) cuma berjaga-jaga di muka (depan) rumah saja," ujar Junaidi.
Sementara itu, berbeda dengan suasana di Kelurahan Sasa. Bahmi Bahrun, warga setempat, mengatakan usai diguncang gempa, sebagian warga Sasa berlarian ke dataran tinggi, tepatnya di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
"Malam itu warga sangat panik. Bahkan beberapa sepeda motor saling bersenggolan, karena beredar isu air laut naik. Saat itu torang (kami) sempat ke pantai lihat kondisi air laut, tapi Alhamdulillah tara (tidak) apa-apa," ujar Bahmi.
Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,1 Magnitudo mengguncang Maluku Utara sekitar pukul 00.08 WIT. Pusat gempa terletak di laut sekitar 133 kilometer arah barat daya Ternate, dengan kedalaman 49 kilometer. Sebelumnya disebut 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
Awalnya BMKG mengabarkan tidak ada potensi tsunami melalui laman Twitter-nya. Sesaat kemudian, disampaikan bahwa ada potensi tsunami. Lalu muncul peringatan dini tsunami. Peringatan tersebut resmi diakhiri sekitar pukul 00.09 WIB, Senin (8/7). (Olis)