Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Legenda tinju Indonesia asal Provinsi Maluku Utara , Albert Papilaya , baru saja meninggal dunia pada Minggu (18/4). Banyak orang merasa kehilangan. Seperti yang dirasakan Hamdani Tomagola, petinju yang juga sangat berprestasi di era 1980-an.
ADVERTISEMENT
Hamdani kepada kru cermat mengisahkan saat ia bersama Albert Papilaya. Awalnya, Hamdani mengaku bersama Albert dari Ternate mengikuti pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) di Ambon . Saat itu Maluku Utara masih berstatus sebagai kabupaten di bawah Provinsi Maluku.
Ia bilang, walaupun berbeda satu tingkat dengannya, sosok Albert Papilaya dikenal sangat ramah. Albert juga sangat senang memberikan pengalamannya bagaimana menjadi petinju yang baik.
“Almarhum itu sangat baik, baik sekali. Ilmu yang ia dapat pasti berbagi sesama petinju, dan tidak pelit dalam hal apapun,” ungkap Hamdani.
Albert Papilaya, kata dia, merupakan legenda tinju amatir Indonesia yang banyak meraih prestasi, termasuk mengoleksi empat medali emas di PON, tujuh medali emas Sea Games dan juga meraih prestasi di Piala Presiden.
ADVERTISEMENT
“Kita berangkat sama-sama dengan almarhum, sampai berangkat ke open turnamen kejuaraan dunia di Rusia, training center di Jerman selama tiga bulan. Sungguh almarhum punya prestasi itu sangat baik dan bagus,” kenangnya.
Hamdani mengungkapkan, terakhir kalinya berbincang dengan Albert pada tahun 1999 di Ternate.
“Dan (kemarin) bertemu terakhir di RSUD saat almarhum jatuh sakit dengan keadaan tidak sadar, tetapi saya berbicara di kuping almarhum hari ini ngana (kamu) punya teman, saudara datang jenguk. Setelah itu saya pulang dan mendapat kabar almarhum (Albert) sudah meninggal dunia,” ujarnya sedih.
Sementara itu, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Pertina Maluku Utara, Jasman Abubakar, mengatakan Albert merupakan putra terbaik Maluku Utara yang lahir di Tobelo, Halmahera Utara, 15 September 1967.
ADVERTISEMENT
“Almarhum merupakan salah satu petinju Indonesia yang mampu merebut 7 medali dalam 7 Sea Games, yaitu 6 medali emas dan 1 medali perak,” ungkap Jasman.
Selain itu, kata dia, Albert juga empat kali meraih medali emas di kejuaraan Asia, dan menembus perempat final olimpiade, serta perempat final di Barcelona tahun 1992.
“Ini merupakan prestasi terbaik di Indonesia,” ucapnya.
Jasman mengaku, sangat dekat dengan Albert, apalagi saat pra olimpiade Tokyo tahun 2020. Saat itu, sang legenda itu berperan sebagai pelatih. Sejak itu, ia mengenal putra Maluku Utara ini adalah sosok yang sangat disiplin.
“Almarhum sangat baik dan disiplin. Tak hanya itu, ia pun menerapkan sistem yang sangat ketat bagi calon atlet didikannya. ‘Kunci kesuksesan seorang petinju adalah disiplin’, itulah yang seringkali ia katakan setiap saat latihan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat kehilangan sosok almarhum, seorang petinju legenda yang pernah membanggakan nama Maluku Utara dan Indonesia,” pungkas Jasman.
Albert Papilaya kini telah pulang selamanya. Ia meninggal dunia di RS Chasan Boesoerie, Ternate. Semasa hidup bertugas di Polda Metro Jaya sebagai polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol).
Namun, Maret lalu sempat pulang ke kampung halamannya di Jailolo, Halmahera Barat, dan menjalani perawatan karena kondisi kesehatannya yang menurun.
Selamat jalan legenda. Harum namamu abadi.
____
Samsul Hi Laijou