Sultan Ternate Salurkan Sembako ke IRT yang Diduga Ajak 3 Anaknya Ngelem

Konten Media Partner
16 Mei 2022 19:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapita Tanah Raja, Abdul Sani Simin, atas perintah Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah, menyalurkan sembako ke IRT berinisial MW yang diduga mengajak 3 anaknya menghirup lem Aibon di lingkungan Tanah Tinggi, Ternate Selatan. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapita Tanah Raja, Abdul Sani Simin, atas perintah Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah, menyalurkan sembako ke IRT berinisial MW yang diduga mengajak 3 anaknya menghirup lem Aibon di lingkungan Tanah Tinggi, Ternate Selatan. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Perbuatan seorang IRT berinisial MW yang diduga mengajak 3 orang anaknya menghirup lem aibon, menuai kecaman dari sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak dengan Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah. Jika sebagian publik melihat dari aspek moral, sang sultan lebih pada latar belakang ekonomi.
"Torang (kita) tidak boleh salahkan IRT tersebut," ungkap Hidayatullah kepada cermat, Senin (16/5).
Sultan pun memerintahkan Kapita Tanah Raja, Abdul Sani Simin, menyerahkan sembako di kediaman MW, lingkungan Tanah Tinggi, Ternate Selatan.
"Ini sudah kewajiban bagi seorang sultan untuk melihat rakyatnya," ucap bungsuh dari 6 bersaudara ini.
Menurutnya, perbuatan MW harus direnungkan, bahwa mungkin saja lewat kejadian tersebut Allah SWT menunjukkan kepada seluruh umat Islam di Ternate.
Terutama para pemimpin di tingkat paling bawah. Mulai dari Ketua RT, RW, Lurah, Camat, hingga Wali Kota.
"Untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan dan membutuhkan uluran tangan dalam menghidupi anak-anaknya," ujar Sultan ke 49 ini.
ADVERTISEMENT
Hidayatullah menilai ini baru persoalan ekonomi. "Bahwa ternyata, masih ada rakyat yang hidup diterpa kesusahan," tandasnya.
Sultan yang dikenal tegas ini pun meminta Dinas Sosial Kota Ternate, atau setingkat RT dan RW, untuk selalu mengecek kebutuhan dasar warganya.
"Apakah mereka ada beras, gula, atau teh k tarada (atau tidak)? Pokoknya hal-hal sederhana dulu. Jangan nanti ada kejadian begini baru kaget," ujarnya.
Ia mengaku merasa aneh, ketika banyak yang menghakimi IRT tersebut, tanpa melihat motif di balik perbuatannya.
"Karena bagaimana pun, ini juga tanggung jawab pemerintah," pungkas mantan wartawan Pemberitaan Angkatan Bersenjata ini.