Warga Pulau Batang Dua Bergejala COVID-19, 7 Jam Lintasi Laut ke RS di Ternate

Konten Media Partner
15 Juli 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pasien di Kecamatan Pulau Batang Dua saat dievakuasi untuk dirujuk ke pusat Kota Ternate. Sumber foto: Facebook Keegan Lopulalan.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pasien di Kecamatan Pulau Batang Dua saat dievakuasi untuk dirujuk ke pusat Kota Ternate. Sumber foto: Facebook Keegan Lopulalan.
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi di kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara, membuat warga was-was. Sebab, warga yang tiba-tiba sakit sesak napas mirip gejala COVID-19, harus dirujuk menggunakan perahu kecil menuju pusat Kota Ternate.
ADVERTISEMENT
Cermat pun mendengar cerita warga Batang Dua ini dari Pendeta yang mempunya jamaat di sana. “Warga yang sakit dirujuk menggunakan perahu kecil, yang biasanya memuat kopra. Waktu tempuh dari Mayau ke Ternate sekira 7 jam. Belum lagi melewati cuaca esktrim (ombak),” ungkap Donny Toisuta, Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) ketika dihubungi, Kamis (15/7).
Sepekan ini, bahkan sudah 5 orang meninggal dengan gejala yang sama, yakni sesak napas. Sementara yang dirujuk hingga mendapat perawatan di RSUD di Pusat Kota Ternate ada 3 pasien, dan satu pasien lainnya dirujuk ke Bitung, Sulawesi Utara.
Titik merah, lokasi Kecamatan Pulau Batang Dua yang berada di tengah antara Bitung dan Ternate. Foto: Screenshot dari google maps.
"Satu pasien dirujuk ke Bitung karena saat itu ada kapal Kieraha 3 Rute Ternate, Mayau, Bitung. Nah pasien ini ikut kapal itu. Satu-satunya kapal yang keluar,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Donny bilang, yang ia tahu, pasien dirujuk menggunakan perahu kecil milik warga. “itu perahu biasanya muat kopra untuk dijual ke Ternate,” ungkapnya.
Sebelumnya, kata Donny, warga Mayau sudah was-was karena kondisi kesehatan terganggu dengan gejala yang sama. Warga pun kesulitan karena fasilitas kesehatan yang minim. Akibat itu, mereka terpaksa melewati cuaca buruk berombak untuk dirujuk ke Ternate.
Hingga kini, katanya, pemerintah sudah mengirimkan tabung oksigen ke puskesmas setempat.
“Kemarin juga kami dapat informasi bahwa pemerintah sudah kirimkan APD dan tabung oksigen sekira 6 ke Mayau. Kemudian dari gereja juga mengirimkan masker, handsanitizer, dan obat-obatan ringan seperti vitamin untuk dibagi ke jemaat,” tambah Donny.
Donny bilang, angka kematian yang tiba-tiba dalam satu minggu ini di Pulau Batang Dua itu, bagi mereka cukup banyak, sebab mereka berada di pulau terpencil. Hal ini membuat warga terpukul. Meski sebenarnya angka kematian akibat pandemi di kota Ternate terbilang lebih banyak dari pada Pulau Batang Dua.
ADVERTISEMENT

Belum ada Vaksinasi di Pulau Batang Dua

Sementara itu, Nurbaiti Radjabessy, Kadis Kesehatan Kota Ternate ketika dihungi mengatakan, hingga saat ini, di Pulau Batang Dua belum ada kegiatan vaksinasi.
Ketika ditanya terkait dengan kondisi kesehatan warga Batang Dua saat ini, yang mengeluhkan sakit dengan kegejala yang sama, Nurbaiti bilang, pihaknya sudah berupaya untuk mengirim oksigen dan obat-obatan.
“Itu sudah diupayakan, saya sudah siap-siap kirim oksigen, kirim obat, kirim APD lengkap, sudah, sudah kirim,” ungkapnya.
Ia bilang, sebenarnya pihaknya akan turun ke Kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua, hanya saja, katanya, trasportasi perbuhungan belum ada.
Torang (Kami) ini mau berangkat (ke Mayau) tapi kan perhubungan belum ada. Jadi saya kirim alat-alat (Oksigen, obat-obatan, APD) itu dan dorang (mereka) antar pasien itu ke sini (Pusat Kota Ternate) dengan motor kacil (loangboat) itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Sudah ada dokter dengan perawat di sana yang layani,” tambahnya.