Konten Media Partner

Wawali Tidore: Isu Ipar Saya Akan Tempati Cafe Jojobo Tidak Benar

21 Februari 2023 13:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen. Dok: cermat
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen. Dok: cermat
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Muhammad Sinen, angkat bicara soal polemik pengosongkan Cafe Jojobo di kawasan kuliner Tugulufa.
ADVERTISEMENT
Muhammad kepada cermat, Selasa (21/2), menjelaskan persoalan tersebut bermula dari keluhan pengunjung, terkait harga makanan selama pelaksanaan Sail Tidore 2022.
"Saat itu banyak media beritakan hampir sebulan. Jadi kami undang seluruh pelaku kuliner untuk mempertanyakan itu," ujarnya.
Dari situ, banyak laporan yang masuk, terutama para tamu dari pusat. "Kabag Umum yang lapor, karena dia dampingi tamu," katanya.
Bahkan, tambah Muhammad, ada laporan bahwa ketika pengunjung meminta nota pembayaran makanan, tak diberikan oleh pengelola.
Di samping itu, masa kontrak Cafe Jojobo sudah berakhir dan pemerintah tidak memperpanjang lagi. "Itu hak pemerintah," tandasnya.
Karena cafe tersebut adalah aset pemerintah, menurut Muhammad, para pengguna tidak boleh memaksa. "Itu sudah keputusan," katanya.
Soal keterangan Djumati bahwa Muhammad sempat menyebut cafe yang dikelola tidak apa-apa dan diminta berkoordinasi ke Disperindag, kata Muhammad, Disperindag adalah instansi teknis.
ADVERTISEMENT
"Maksud saya, keputusan ada di Disperindag. Sebagai instansi teknis mereka yang berwenang. Jadi ini bukan soal suka tidak suka," ujarnya.
Artinya, Disperindag berhak memasukkan siapa saja. "Asalkan tertib terhadap aturan," tandas Ketua DPD PDIP Maluku Utara ini.
Ia membantah informasi bahwa iparnya akan menempati kedai yang berlokasi strategis itu. "Saya diberi amanah tidak mungkin seperti itu (bertindak nepotisme)," tegasnya.
Menurutnya, langkah pemerintah terhadap pengelola Cafe Jojobo sudah menjadi keputusan bersama. "Dan itu demi nama baik daerah," pungkasnya.
Menyentil beda perlakuan dengan Sabua Sahabat, Muhammad menegaskan tidak ada kejanggalan yang ditemukan. "Mereka hanya diingatkan soal prasmanan," tutupnya.