Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Yamin: Destinasi Wisata Ternate Butuh Narasi yang Kuat
22 Februari 2020 20:17 WIB
Diperbarui 12 Maret 2020 11:53 WIB
ADVERTISEMENT
Kota Ternate memiliki banyak rekam jejak sejarah berbagai bangsa: Eropa hingga Portugis.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, belum ada narasi yang kuat di lokasi-lokasi destinasi wisata sejarah, yang dapat menjelaskan secara detail tentang sejarah di tempat tersebut.
Hal itu diungkapkan Mohammad Yamin Tawary, ketika berdialog dengan para jurnalis di Jala Koffie, Kompleks BTN, Ternate, Maluku Utara, Jumat malam (20/2/2020).
“Jika ada anak muda yang punya potensi menulis, saya ingin sekolahkan mereka ke jenjang lebih tinggi. Mempersiapkan mereka untuk membangun narasi yang kuat tentang kota ini,” ungkap Yamin.
Yamin juga mengungkapkan beberapa lokasi wisata, misalnya Batu Angus, belum ada informasi penting di lokasi tersebut.
Padahal, kata dia, tidak sekadar tempat wisata. Di lokasi tersebut, ada catatan sejarah tentang geologi, letusan gunung Gamalama pada 1737 hingga membentuk bebatuan lava. Belum lagi sejarah soal sekutu dan Jepang di situ.
ADVERTISEMENT
Ada juga orang berziarah ke tempat-tempat makam para pahlawan, para sultan terdahulu, yang hidup dan perjuang untuk masa depan generasi Indonesia dari Ternate.
Tak hanya itu, Yamin juga meyampaikan niat kuatnya untuk maju pada Pemilihan calon Wali Kota Ternate, Maluku Utara, periode 2020 – 2025.
Pelbagai upaya dan strategi tengah dipersiapkan Yamin bersama timnya. Mulai dari melakukan lobi ke partai politik, mengukur kualitas sang wakil untuk dipinang, hingga adu gagasan untuk merebut simpati publik.
Dalam dialog, Yamin, politisi senior itu, juga secara detail bicara soal ekonomi masyarakat Kota Ternate. "Apa yang disebut masyarakat mandiri, apa yang disebut kesejahteraan masyarakat, apa indikatornya," tanya Yamin membuka dialog dalam kesempatan itu.
Bagi dia, kesejahteraan jika dipandang secara batin, sangat-lah subjektif. Semisal adanya rasa bahagia dalam lingkup keluarga, minimnya kasus premanisme, dan selalu hidup rukun antar sesama.
ADVERTISEMENT
Ini pula yang menempatkan Maluku Utara sebagai provinsi paling bahagia di Indonesia, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik beberapa tahun lalu.
"Ini mencerminkan bahwa prasyarat-prasyarat kebahagiaan batin sudah terpenuhi. Tapi kalau kesejahteraan fisik, ekonomi, itu apa?," katanya.
Menurut dia, ukurannya adalah, satu keluarga atau individu yang pada usia produktif, sudah harus memiliki kemampuan daya beli untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.