Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
6 Modus Kejahatan dalam Transaksi Efek Online dan Tips Menghindarinya
1 Desember 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saat ini, kamu bisa melakukan berbagai transaksi investasi secara online, termasuk transaksi efek sekalipun. Kamu bisa melakukan jual-beli saham dengan mudah dan cepat, bahkan hanya mengandalkan smartphone saja.
ADVERTISEMENT
Bagi yang ingin melakukan transaksi efek online, ada banyak pilihan situs dan aplikasi yang dapat ditemukan.
Namun pastikan untuk selalu jeli dalam memilih aplikasi atau situs online ini, agar investasi yang dilakukan bisa berjalan dengan aman.
Baca Juga: Simak 6 Tips Sukses Main Forex
Sebagaimana transaksi online lainnya, transaksi efek seperti ini juga tentu memiliki resiko tersendiri selaku investor.
Di luar sana, ada banyak oknum pelaku kejahatan yang bisa bereaksi kapan saja, jadi pastikan selalu cermat dalam bertransaksi.
Kenali 6 Kejahatan Elektronik dalam Transaksi Efek
Kejahatan elektronik tentu masih menjadi salah satu resiko terbesar dalam transaksi efek online.
Hal ini biasanya dilakukan oleh oknum pelaku kejahatan dalam bentuk tindakan ilegal demi mendapatkan keuntungan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kejahatan elektronik yang lazim disebut dengan (Fraud Cyber Crime) ini bisa saja merugikan kamu selaku investor maupun perusahaan investasi itu sendiri.
Pastikan untuk selalu cermat dalam mengantisipasi berbagai tindak kejahatan elektronik dalam transaksi efek ini.
Berikut ini adalah beberapa bentuk kejahatan elektronik yang kerap terjadi dalam transaksi efek:
1. Pemalsuan identitas
Pemalsuan identitas menjadi salah satu modus kejahatan elektronik yang paling umum. Dalam hal ini, pelaku akan berpura-pura menjadi bagian dari perusahaan investasi itu sendiri, misalnya admin media sosial atau bahkan grup chat.
Hal ini dilakukan dengan banyak tujuan, termasuk untuk meminta data diri kamu dengan cara yang mudah, tanpa perlu mencarinya dengan susah payah.
ADVERTISEMENT
2. Modus memancing (phishing)
Kejahatan juga bisa dilakukan dengan cara memancing kamu selaku korban melalui berbagai promo dan penawaran menarik lainnya. Hal ini biasanya dilakukan melalui email atau penawaran langsung pada website.
Promosi palsu ini bisa saja membuat kamu mengambil keputusan yang merugikan, namun justru menguntungkan bagi pelaku.
3. Meminta data
Yang satu ini juga menjadi kejahatan elektronik yang paling sering ditemukan, bahkan dalam berbagai bidang sekaligus.
Pelaku bisanya akan meminta kamu untuk memberikan berbagai data vital yang seharusnya hanya kamu saja yang mengetahuinya, seperti: identitas diri, PIN atau password, dan yang lainnya. Data ini akan membantu pelaku melakukan aksinya dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Baca artikel selengkapnya, disini!