Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Trik Investasi Selama Pandemi yang Wajib Diterapkan
19 Januari 2021 15:30 WIB
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Virus Covid-19 telah mengguncangkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Buktinya bisa dilihat dari investasi yang selalu mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi minat investasi investor karena ketidakstabilan ekonomi cenderung mendatangkan kerugian.
Namun, tidak menutup kemungkinan untuk untung asal investor tahu tips mengelola investasi. Tertarik berinvestasi? Jika ya, berikut 6 tips investasi selama pandemi yang wajib diterapkan guna meminimalisir kerugian versi Cermati.com:
1. Beralih ke sektor obligasi
Obligasi dipercaya menjadi salah satu produk investasi yang paling cuan besar selama pandemi berlangsung.
Ivan Jaya, Executive Vice President, Health of Wealth Management & Digital Business Commonwealth, mengatakan bahwa obligasi menjadi primadona. Hal ini tidak lepas dari level risiko yang bisa dimaklumi.
ADVERTISEMENT
Apalagi setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate menjadi 4,25%. Itu artinya obligasi akan mengalami penurunan suku bunga yang membuatnya semakin diminati oleh debitur besar.
Sedangkan untuk pendanaannya sendiri akan dilempar ke masyarakat. Tentunya dengan suku bunga yang cukup menggiurkan mulai dari 4% sampai 7,86%.
Bukan diakhir, bunga obligasi biasanya diberikan di awal dalam bentuk kupon.
2. Reksa dana saham juga tak kalah menarik
Jika dibandingkan dengan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, dan campuran, reksa dana saham menjadi satu yang paling berisiko.
Namun, kenapa reksa dana ini disarankan di masa pandemi sekarang? Tentu karena tingkat keuntungannya lebih besar.
ADVERTISEMENT
Ivan Jaya menyarankan agar para investor khususnya di sektor ritel untuk fokus membeli reksa dana saham. Sebab, pasar modal di Indonesia mulai bergairah kembali seperti dulu.
Ini adalah kesempatan yang pas untuk membeli karena waktu yang dibutuhkan agar harga sahamnya kembali normal tidak lama lagi.
Sedangkan untuk racikan investasinya, Ivan menyarankan untuk menginvestasikan 25% dari total alokasi investasi untuk reksa dana saham.
Untuk meminimalisir kerugian, koleksilah saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar karena. Sebab, saham seperti ini potensi bangkrutnya rendah.
Baca artikel selengkapnya disini!