Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenang BJ Habibie, Kisah Hidupnya Bisa Jadi Inspirasi Milenial
12 September 2019 16:02 WIB
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Innalillahi Wainnailahi Rojiun, selamat jalan Pak Habibie. Ucapan duka mengalir deras dari masyarakat Indonesia atas meninggalnya putra terbaik bangsa, Bacharuddin Jusuf Habibie .
ADVERTISEMENT
Tagar #RIPBapakTeknologiIndonesia menjadi trending topic di jagat Twitter. Bendera setengah tiang berkibar di kantor-kantor pemerintahan dan tempat lainnya sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada BJ Habibie.
Jika memutar memori ke belakang, semasa hidup, Bapak Teknologi Indonesia adalah orang yang sukses. Bukan saja kisah cinta sejatinya dengan Ibu Ainun Habibie yang bisa menjadi contoh generasi muda, termasuk milenial, tapi juga kesuksesan beliau dalam berkarier dan berkarya untuk mengembangkan industri penerbangan Indonesia.
Penasaran dengan kisah hidup BJ Habibie, Presiden RI ke-3? Yuk simak ulasannya berikut ini. Dijamin bisa bikin kamu tersentuh dan termotivasi untuk menjadi orang bermanfaat seperti beliau.
Sosok yang Cerdas Sejak Kecil
ADVERTISEMENT
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan salah satu sosok yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia terutama dalam persoalan penerbangan.
Pria yang akrab disapa Habibie lahir pada 25 Juni 1936 di Pare-Pare Sulawesi Selatan. Sejak kecil, kepandaian Habibie memang sudah terlihat jelas karena seringnya membaca buku -buku hingga di bangku sekolah dasar pun, Habibie terkenal sangat cerdas.
Putra dari pasangan Raden Ajeng Tuti Martini Puspowodjojo dan Alwi Abdul Jalil Habibie ini memang dibekali dengan pendidikan yang cukup. Tidak hanya secara ilmu pengetahuan, tetapi juga agama.
Semasa kanak-kanak, sang ayah sering memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Quran. Tidak mengherankan jika saat usia 3 tahun, Habibie sudah fasih membaca Al-Qur’an.
ADVERTISEMENT
Saat kepergian sang ayah tercinta pada 3 September 1950, membuat kehidupan keluarga berubah. Rumah dan kendaraan yang ada di Pare-Pare dijual oleh sang ibu dan tak lama kembali ke Bandung.
Tidak ada lagi suami, sang ibu kemudian banting tulang untuk mencukupi kebutuhan 8 buah hatinya.
Di masa-masa itu, keinginan Habibie untuk terus belajar juga sangat kuat. Dia pun melanjutkan sekolah di Gouvernments Middlebare School (SMAK Dago Bandung).
Saat masa SMA, bakat Habibie dalam pelajaran eksakta semakin menonjol. Ketertarikan besar jelas ditunjukkannya pada fisika. Sosoknya menjadi idola sekolah kala itu.
Baca artikel selengkapnya di sini .
ADVERTISEMENT